Heyyoo... im backk.. di part kali ini dan seterusnya mulai ada kejar-kejaran aka peran detektifnya berasa dari part ini.
Nah nanti disini ada kata-kata yg mungkin jarang kalian denger. Tapi gue harap kalian semua gabingung ya :)
Sorry for any typo and enjoyyy!!!!!
Enna's Pov
Aku membuka mataku dan tidak mendapatkan justin sama sekali disampingku. Kemana dia? Apa dia ke kantor? Untuk apa dia ke kantor. Hari ini kan hari minggu. Oh sudahlah enna abaikan saja ceo tak jelas itu.
Aku segera turun dari kasur dan bergegas mandi. Tak perlu waktu lebih dari 10 menit aku sudah selesai mandi. Aku memakai pakaian tugas ku yg seperti orang orang pada umumnya. Hanya saja ada beberapa alat rahasia milikku.
Entah mengapa hari ini aku merasa ingin sekali memakai pakaian tugasku. Setelah aku merapihkan diri tbtb saja justin datang dengan membawa 2 tas ransel. Astaga perasaan ku sangat tidak enak.
"Jus, apa yg sedang terjadi??"tanyaku bingung.
"Matt memberitahuku bahwa mereka sudah mengetahui dalang dibalik semua ini. Yaitu Christian. Masih ingat dengannya? Teman shs dulu?" Ucapnya sambil membereskan semua barang yg ia bawa.
"Ya aku ingat"
"Bagus. Sekarang kita menjadi buronan nya dan kelompok sialannya itu. Maka dari itu kita harus segera kabur"ucapnya lagi.
"Cepatlah, kita harus bergerak. Waktu tidak akan menunggu kita untuk lebih lama lagi. Dan kau tak mungkin membiarkan dirimu tertangkap olehnya kan?"
"Tidak akan pernah"ucapku lantang.
"Good girl. Kalau begitu, Bereskan semua barang barang detektif mu dan masukan kedalam ransel itu" jelasnya. Holy shit, pantas saja aku ingin memakainya. Ternyata posisi ku dalam bahaya.
Aku memasukan semua barang2ku. Mulai dari handphone, laptop, paspor, kredit card bahkan senjata yg biasa kubawa sehari hari. Ku masukan semua itu kedalam tas. Lalu aku menguncir rambut ku dengan jepitan yg tentunya sudah ku rakit sendiri.
Dan yg perlu kalian tau semua barang barang yg kupunya sudah ku rakit agar dalam situasi apapun aku dapat menggunakannya.
"Enna, apa kau sudah selesai?"tanya justin.
"Ya aku sudah selesai"ucapku.
"Kita tidak akan pergi dari sini tanpa senjata. Ikut aku"ucapnya.
Kami meninggalkan kamar dalam kondisi terkunci. Kamar justin sudah benar benar bersih dari jejak kami. Kalian tahu, kamar justin merupakan kamar otomatis yg bisa menghilangkan jejak siapapun yg pernah tidur dikamar itu. Bahkan sampai ke kamar mandi pun.
Dan kuyakini bahwa keluarganya sudah lebih dulu bersembunyi agar tidak ada sesuatu yg tidak dinginka olehnya.
Aku mengikuti justin menuju sebuah ruangan. Ruangan itu sangat kuyakini adalah ruangan senjata. Setelah sampai disana, dugaanku benar. Aku tidak terkejut karena aku sudah sering menemui senjata seperti itu.
Aku dan justin segera mengambil senjata secukupnya. Aku mengambil alat pembuka serbaguna, 2 pistol kecil, satu alat panah, serta beberapa pack peluru. Aku hanya mengambil sedikit karena aku harus mengambil sisa senjata yg kuperlukan dirumahku.