Hari ini adel sedang di sibukan dengan ashel yang menginginkan banyak hal. Tentu saja ini adalah imbalan dari surat tentang penyakit ashel kemarin.
"Yaudah maunya kemana" Pasrah adel sedikit menahan emosinya pasa ashel
"Kamu inget ga dulu waktu kita kecil pernah ke danau di belakang villa keluarga papi kamu ? Aku mau kesana kak adel" Senang nya seperti anak kecil yang berbinar
Walaupun kondisi badan yang jauh dari kata memungkinkan untuk pergi namun ashel memaksakan langkahnya. Akhir akhir ini dia merasa waktunya bersama adel kian berkurang.
"Ngapain sih kesiniiii" Rengek adel ketika sampai di danau yang sepi itu
Karna jarang orang awam mengetahui tempat ini Danau yang tertutup dan mungkin hanya warga sekitar saja yang tau.
"Dulu kita sering kesini kalau ada acara pasti di adain nya disini" Ashel mengenang masa dimana keluarganya masih utuh
"Yeee itumah gua juga tau" Malas adel
"Kak adel inget gak kak adel pernah bilang apa disini ?" Ashel berharap adel tidak lupa pada janji nya
"Apa! Mau bahas janji bocil ? Gua yang bakal selalu jagain lu kalau ada monster jahat di luar sana ? Dan akan jadi sahabat selamanya ? Nah itu masalahnya! Seandainya lu ga terima perjodohan kita, mungkin kita bisa jadi sahabat selamanya" Geram nya pada ashel yang menyinggung soal janji nya dulu
"Iya aku salah... Aku ga mendapatkan suami dan kehilangan sahabat aku" Dia menarik nafasnya dalam mengisi rongga rongga nya puas
"Ayo kak adel" Dengan kondisi nafas yang terasa berat namun ashel berhasil menarik adel ke suatu tempat
"Hahahahaa masih ada kak adel" Triak ashel girang ke sebuat pohon
"Ohh itu" Adel ikut tersenyum melihat bekas luka di kulit pohon itu yang sengaja di sayat tapi tidak kunjung hilang padahal sudah puluhan tahun terlewati
"Ara, zee, adel dan acel" Ashel sedikit terharu mengenang masa itu
"Dulu kita dikira anak kembar gara gara panggilan kita hampir sama, acel dan adel" Mengingat masa dimana mereka terikat seperti saudara yang menyayangi satu sama lain
Ashel berkeliling dengan adel di belakang nya, perempuan sakit itu terlihat kuat namun tempat ini mengguncangkan iman adel.
Dia tiba tiba merasa bersalah pada fakta bahwa perempuan yang dulu sangat dia jaga malah sekarang yang paling dia nantikan kematian nya.
"Shel gua capek" Kesal adel saat kembali kedalam mobil mereka
"Iya iya pulang, kamu akhir akhir ini mageran deh kak" Ashel mengelap keringat suaminya itu, merapikan rambutnya dan mengusap usap punggung nya
Adel terlihat seperti bayi besar yang bergantung pada istrinya itu namun brontak ingin hidup sendiri.
"Sebelum pulang kita ke supermarket dulu ikut aku belanja kamu" Ide ashel tiba tiba datang entah dari mana
"Yahhh capekkkkk!!! " Bentak adel ingin mengamuk
"Jangan marah marah, pokok nya kita ke super market dulu yaa" Ashel membujuk adel
"Sebentar aja.. Abis belanja kita langsung pulang, ga akan kemana mana" Sambungnya
Adel kembali bimbang, tapi endingnya tetap menuruti karna demi ashel tidak mengurungkan niatnya untuk mati.
"Baru kali ini kita belanja berdua" Senang ashel menggandeng lengan pria nya itu
"Cepet shel capekk" Amuknya lagi
Adel hanya diam saja saat melihat banyak barang yang ashel ambil. Kegiatan ini terlalu membosankan.
"Udah kan ? Puas ?" Omel adel di jalan pulang
"Pokok nya kalau kamu ngajak berhenti lagi gamau ya!" Adel sangat lelah kemageran nya meronta ronta
Adel melaju dengan kecepatan normal, dia tidak sabar sebenarnya ingin sampai ke rumah dan merebahkan tubuhnya.
"Akhirnya sampe" Senang adel bergegas ingin masuk
"Kak adel bantuin" Titah ashel
Adel hanya kembali cemberut dan membantu, ashel akhir akhir ini lumayan berani ke adel, apa karna dia merelakan nyawa nya di tangan pria itu ?
"Yesss alhamdulillah" Adel bergegas mengganti pakaian nya dan duduk di sofa serta segera menyalakan tv
"Kak adell sini ikut aku ke dapurrr" Perintah ashel yang membuat pria itu tantrum
"Anjing anjing anjing" Kesal nya
"Sini dulu" Ajak ashel
"Ngapain sih" Kesal nya secara terang terangan
"Sini aku ajarin kamu masak" Entah angin apa tiba tiba malah jadi kelas masak
"Ini resep nya aku tulis di buku ini, terus ada beberapa resep aku tempelin di kulkas" Ocehnya dan adel hanya diam saja karna sejujurnya dia mager sekali
"Ehhh perhatiin yaa" Perintah chef ashel sore ini
"Buat apa sihhhh" Rengek nya lagi
"Kalau aku udah ga ada, kan kamu bisa masak sendiri. Jangan keseringan pesen makan ga sehat" Penyataan barusan berhasil membuat pria di belakang nya itu tertegun
Bahkan saat dia berharap akan kematian istrinya, justru sebaliknya istrinya memastikan kehidupannya akan baik di masa depan.
Setelah kalimat barusan adel seperti kerbau yang di tusuk hidungnya, menurut dan tidak membantah.
"Cape banget ya ? Mau aku pijitin ?" Tawar istrinya itu
Padahal mereka pergi berdua dan pasti ashel akan lebih lelah, namun dia terus terusan memperhatikan suaminya itu.
Adel hanya menerima tawaran itu, kurang sempurna apa lagi ashel, dia adalah istri yang sangat amat menduduki standar istri sempurna. Adel di pijat hingga tertidur.
Di malam menuju subuh entah apa yang membangunkan adel dari tidur lelapnya. Jarang sekali dia terbangun di jam segini.
"Wangi... " Indra penciuman nya menangkap harum yang membawa nya masa lalu
Harum lembut itu adalah aroma tubuh ashel yang tertidur di sampingnya. Aroma yang membuat adel terbang terbawa ingatan nya ke masa lalu. Aroma rambut dan tubuh ashel selalu membuat dia tenang.
"Apa yang membuat kita terlalu jauh sampai dititik saling menyakiti" Iba nya dalam pekatnya malam itu
"Seandainya semua ini ga terjadi mungkin kita masih bisa ketawa sama sama. Maaf ya cel! Tapi bukan kamu orang nya, bukan kamu yang aku harapkan. Kamu adalah sahabat dan saudara bukan seseorang yang ku cintai" Dia kembali memejamkan matanya lelah
Namun kantuk itu tak kunjung membuatnya kembali masuk ke alam mimpi, seakan alam meminta nya untuk tetap terjaga.
Tubuhnya menangkap sinyal bahwa perempuan di sebelahnya sudah terbangun sepagi ini.
"Apa itu barusan!" Triaknya dalam hati Indra perasanya menangkap sebuah kecupan di kakinya
Bunyi gemercik air membuat adel menyimpulkan istrinya akan segera beribadah. Sedikit lama adel menunggu suara orang yang bernafas berat dan terengah engah itu.
Pendengaran nya bisa merasakan getaran suara yang mendoakan nya itu, tidak henti hentinya dari mulut perempuan yang paling dia benci itu terucap kalimat puji dan sayang seakan kebahagian adel adalah sesuatu yang dia tempatkan di atas kebahagiaanya sendiri.
"Jaga dia Tuhan dimanapun dia berada" Kalimat jelas yang lagi lagi membuat pertahanan adel sedikit goyang
Atas semua rasa sakit selama ini, perempuan itu masih memuja nya. Entah cinta apa yang ashel punya sehingga begitu kokoh dan kuat.
*komen lah apa aja terserah
KAMU SEDANG MEMBACA
Die for You (Delshel)
FanfictionDia jatuh cinta pada orang yang salah, namun konsep dunia adalah cinta tidak pernah salah. Setiap perjuangan membutuhkan akhir, namun setiap akhir adalah awal yang baru. Adel di jodohkan dengan orang yang sangat dia tidak harapkan untuk menjadi ist...