12

3K 251 33
                                    

Adel menyesap segelas kopi yang dia beli pagi tadi, entah hukuman seperti apa yang Tuhan beri namun setiap harinya adalah hari yang melelahkan untuk adel.

"Dia suka ini.. " Senyum yang awalnya terpampang sejak pagi kian menghilang setiap kali sesuatu mengingatkan adel padanya

Adel merindukan istrinya, berat sekali namun ini adalah dosa yang harus dia pikul sendirian. Satu bulan bahkan dia tidak bisa melihat putri kecilnya. Dia bahkan menyesal karna tidak berada disisi ashel di masa tersulitnya.

Dulu mengabaikan ashel adalah kebiasaan nya dan itu semua kembali hadir dalam bentuk penyesalan. Dia masih ingat ketika tangan nya menyiksa ashel, berbuat jahat padanya. Namun terlambat jatuh cinta bukan hal yang mudah untuk di jalani.

Dia sudah jarang terlihat di kantor, banyak pekerjaan yang dia limpahkan kebawahan nya bahkan berencana untuk pensiun dari direktur menjadi komisaris saja.

"Adelll.... " Triak seorang wanita

"Ya" Jawabnya dingin

"Ihhh sombong" Ketika perempuan itu melihat adel berlalu begitu saja

"Padahal dulu ngejar ngejar" Anehnya melihat adel yang terakhir dia temui 5 bulan lalu

Indira, perempuan itu kembali pada waktu yang tidak tepat, hampir saja adel menyeleding wanjta itu dan menginjak lehernya. Dia hanya membutuhkan istrinya bukan orang lain.

"Aku pulang.. " Kebiasaan bodoh padahal dia tau rumah nya kosong

Meratapi perpisahan nya dengan ashel adalah hobby adel yang baru. Sepertinya pikiran mulai mempengaruhi sistem imun tubuhnya terbukti dari dia sekarang gampang sekali sakit. Tapi semua harus dia hadapi sendiri.

"Tolol banget punya temen, pas bininya ada sok sok an sekarang bininya pegi kek orang gila" Jengah mira melihat adel yang sudah menghabiskan banyak botol soju

"Kalau ga goblok bukan namanya adel kali mir" Flora juga sudah mulai bosan melihat adel yang seperti ini

"Otak sih pentium 2" Oniel memapah adel untuk kembali kerumah nya

Mereka semua melaju mengantar adel pulang, olla yang menyetir.

"Anj gamau lagi gua ke rumah adel, lebih parah dari kandang kuda nil" Seperti masuk ke dunia lain teman teman nya melihat kondisi rumah adel yang seperti kapal pecah

"Tuh botol minuman kalau di kiloin bakal banyak tuh duitnya" Adel bahkan lupa membayar listriknya

"Gila gila di tinggal bini dah" Mual flora melihat tumpukan piring kotor yang entah sejak kapan

"Dah yuk pulang, bini gua udah tantrum" Gesit oniel

"Elu sih anak seabrek bingung kan ngurusnya" Ejek lulu

"Dari pada lu jomblo abadi, dasar bujang lapuk" Oniel lari sebelum lulu berubah jadi rubah ekor 9

Adel yang membuat penderitaannya sendiri maka dia harus menelah sepahit apapun itu.

"Pusing dah liat adel" Keluh zee

"Kenapa lagi dia ?" Gracio masih kesal jika mendengar nama putra bungsunya

"Kata si oniel rumah udah kayak kapal pecah, mabuk tiap hari, sakit mulu, ga pernah ke kantor, makan cuma kalau inget, pokoknya alkohol mulu pi" Cerita zee yang sempat bertemu oniel

"Anak ituuu" Frustasi gracio

Sedangkan shani masih terus menangis jika nama adel di sebut. Dia tetaplah putra bungsunya bagaimanapun itu.

"Udah kita harus tetap fokus sama tujuan kita" Ara selalu optimis akan apapun

Setiap hari adel memandang langit malam berharap bisa melihat ashel di sana.

"Kenapa aku bodoh ya cel.. " Gumamnya

Perasaan cinta itu melebihi rasa sayangnya dulu saat ashel masih menjadi sahabatnya. Perasaan seperti merasa kehilangan separuh jiwa.

"Aku cinta tapi aku bodoh" Adel selalu menangis jika mengingat semua kebodohan nya

Sore ini dia kembali berniat ke rumah orang tua nya, berharap boleh ketemu putrinya itu.

"Pak adel jangan yaaa nanti saya di marahin bapak" Cegah satpam rumah itu

"Tolongin pak saya mau ketemu mami" Sedih nya karna merasa di musuhi keluarganya sendiri

Satpam pun tak bisa menahan adel, dia sangat ingin bertemu keluarganya. Hampir saja jantungnya copot.

"Aasheell..." Lirihnya melihat istrinya itu sedang menggendong putrinya

Orang yang begitu dia rindukan ada bebrapa langkah lagi di hadapannya, perempuan itu belum pergi. Dia masih disini dia tidak meninggalkan adel.

Adel berulang kali mengucek matanya dan mencubit tangan nya untuk memastikam bahwa dia tidak bermimpi, bahwa ashel masih ada di dunia ini.

Dia mendobrak masuk namun sepertinya kedatangan nya tidak di harapkan disana.

"Ashell" Peluknya erat pada perempuan yang ketakutan melihatnya datang

"Jangan, jangan" Ashel seperti melihat sesuatu yang jahat datang padanya

"ADEL!!" triak gracio mendorong adel dengan keras hingga punggung pria itu membentur lemari di belakangnya dan kaca lemari itu pecah dengan keras

"PAPI... " Kesal ara melihat ayahnya itu sudah keterlaluan

Ashel menatapnya dengan perasaan campur aduk, marah, sedih dan benci. Adel bisa melihat tatapan itu. Tatapan penuh kebencian.

Dia kehilangan ashel yang menatapnya penuh cinta, setelah lewat beberapa bulan merindukan ashel namun pertemuan seperti ini yang tidak dia harapkan.

Ara dan zee membantu adiknya berdiri diantara pecahan kaca, sedihnya dia merasa orang lain di rumah nya sendiri.

"Kamu ngebuat cucu saya ketakutan keluar dari sini" Gracio geram mendengar cucu nya menangis mendengar keributan itu

"Del ayo" Tarik zee sebelum masalah malah makin membesar

Namun adel enggan meninggalkan ashel lagi, dia terlalu takut pertemuan itu akan menjadi pertemuan terakhir baginya.

"Astaga" Panik shani melihat baju adel sudah penuh dengan darah mungkin luka saat terhempas ke pecahan beling tadi

Tetap saja adel tak merasakan apapun, rasa sakitnya tergantikan dengan rasa syukur karna ashel masih hidup.

"Aku mau ngomong sama ashel" Lirihnya

"Dia takut sama lu del" Ara memaksa adel untuk keluar

"DIAM KALIAN SEMUA!" shani sudah lama tidak meninggikan suaranya

"Dia putra saya dan dia terluka, kalau kalian memaksa mengusir dia lebih baik saya juga ikut pergi" Shani memeluk adel menutup luka anaknya dengan telapak tangan nya, menarik adel ke kamarnya untuk mengobati adel

"Del, kamu tau ashel masih hidup tapi mami harap kamu ga kecewa" Shani pada adel

"Kecewa ?"

"Pas ashel nelpon mami buat minta tolong kamu hilang dan dia harus melahirkan, hampir aja kita kehilangan ashel dan mami pikir itu sudab takdir sebelum mami denger sendiri dari mulut ashel yang setengah sadar bilang kalau ini semua demi kamu" Isak shani yang merasa gagal mendidik anak

"Kenapa adel bisa sejauh ini" Sambungnya memeluk putranya itu

"Adel nyesel mi" Adel ikut menangis dan memeluk ibunya

"Adelll..... Ternyata cinta sama ashel"

"Adel hancur"




















"Like ama komen dulu baru ke scroll

Die for You (Delshel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang