Ashel tak berhenti menangis mendengar keadaan adel, dia menyesal karna telah menyakiti pria itu. Walaupun rasa sakitnya juga terasa namun tetap saja adel adalah pria yang dia cintai.
"Jadi gimana keadaan kak adel, kak ? Ini udah berapa hari..." Masih dengan air mata yang berlinang ashel memeluk chika
"Aku juga gatau cel" Chika ikut frustasi dengan masalah yang tak selesai selesai
Shani mogok makan dan dia juga enggan berbicara pada siapapun, adel tidak menyuruhnya untuk datang ke rumah sakit, namun pikiran nya tetap disana.
"Mi makan lah nanti sakit" Anak tengahnya alias zee datang menghampiri dan duduk di sebelahnya diatas kasur
Shani tak bergeming, dia masih kesal dan malas berbicara dengan siapapun. Semua berusaha menbujuk shani tapi tak ada yang berhasil, dia hanya makan sesendok ketika di suapi setelah itu tak mau makan lagi.
"Ama mammm cini mam" Christy cucu pertama nya itu datang dan duduk di pangkuan nya namun shani hanya menangis memeluk christy
"Aku ngerasa bersalah sama adel" Ara memeluk istrinya dan menangis tak menyangka perbuatan nya akan sejauh ini
"Sama.. Mami gamau kasih tau adel dimana" Zee menyenderkan kepalanya frustasi
"Masalah ga selesai selesai" Gracio pun ikut bicara
"Selesai sih kalau papi ga emosian" Sindir zee sambil memelet
Baru saja ingin membantah zee tapi gracie terbangun dan menguap menghadap kakek nya itu.
Kasta tertinggi bagi gracio adalah cucu, dia sangat menyayangi cucu nya melebihi anak nya sendiri.
"Aduhh pucing ama nda au matan" Christy keluar dari kamar shani sambil mengomel kecil padahal bicara saja belum lancar
Disaat semua orang frustasi adel malah berkeliling rumah sakit membawa tiang infus nya kemana mana. Dia merasa sangat sehat tapi tetap harus menjalani pengobatan agar bisa segera sembuh.
"Sorry... Bang adel ya ?" Sapa seseorang dengan jas putih bertuliskan vion disana
"Ohh iyaa" Adel kaget karna tak menyangka akan bertemu pria itu disini
Mereka mengobrol di bangku taman rumah sakit.
"Kata ashel abang beberapa hari ini hilang" Pernyataan barusan membuat hati adel sedikit perih
Mendengar nama istrinya dari mulut orang yang sangat tidak dia harapkan.
"Jangan salah sangka dulu bang" Vion menyela saat melihat pandangan sedih dari adel
"Kita udah jarang komunikasi saat abang udah balik" Sambungnya
"Maaf ya, saya seakan menghalangi kalian. Tapi saya rasa tujuan saya masih hidup di dunia supaya bisa ngeliat ashel dan callie bahagia. Kalau itu artinya harus melepaskan merek bersama kamu" Air mata adel mengalir begitu saja
Sakit sekali harus menangis dalam keadaan tenang. Namun akhir akhir ini dia merasa tak pantas jika bersama dengan ashel. Semua sudah terlalu jauh, mereka saling menyakiti.
"Beberapa saat mengenal ashel, mendengar cerita dia, satu hal yang bisa saya simpulkan adalah"
"Tidak ada yang bisa menang jika lawan nya adalah seorang adel, suaminya"
"Dia secinta itu sama lo bang, ga ada celah sama sekali. Bahkan disaat yang lain dukung hubungan kami, ashel sendiri yang mendirikan tembok dan menekan kan bahwa dia perempuan bersuami" Vion sangat jujur, dia sudah mengakui kekalahan nya
Adel hanya diam, karna rival nya sendiri yang bicara tak mungkin itu bohong, artinya dia masih punya kesempatan luas.
"Bang kasih tau mereka lo disini, biarin lo di dampingin keluarga buat sembuh, ashel khawatir banget bang. Gua cabut ya, ada pasien" Ucapnya sebelum berlalu meninggalkan adel yang masih terdiam
Dia kembali ke kamar dalam pikiran yang berbelit, antara pengharapan, cinta dan pengampunan.
"Mi, boleh temenin adel ga ?" Barusan dia mengirim pesan ke ibunya itu
Semua kaget saat melihat shani tiba tiba keluar dari kamar, menuju dapur dan mengunyah berapa roti dan mulai memasak.
"Sayang.. " Gracio datang menghampiri shani
"Jauh jauh kamu dari pada pisau ini melayang" Ancam shani saat melihat gracio akan memeluknya
Shani memasukan beberapa masakan nya ke dalam kotak bekal.
"Mami mau nyamperin adel ya ? Zee ikut mi" Lirih zee namun shani tak menjawab
"Aku mau minta maaf sama adel" Ucap nya menyesal
"Aku juga mi" Ara takut jika adik nya itu kenapa napa
"Mi ashel.. " Belum menyelesaikan kalimatnya perempuan itu malah menangis hebat
Shani masih bimbang langkah apa yang harus dia lakukan. Semua sudab sejauh ini.
"Aku juga mau minta maaf sama adel, aku salah, aku bukan papi yang baik" Sesal gracio
Selama ini dia denial tak perduli dengan anaknya, padahal di dalam hatinya yang terdalam ada rasa khawatir.
Namun bagi seorang ibu dia takut anaknya kenapa napa, tapi bagi seorang ayah dia takut anaknya tak bisa apa apa.
Gracio ingin adel menjadi pribadi yang bertanggung jawab pada setiap keputusan nya.
"Ashel mohon mi.. " Perempuan itu memohon berlutut agar mertua nya itu luluh
Dia tak akan sanggup jika harus kehilangan adel selamanya, selama ini dia hanya mempertahankan ego nya, namun dia menyesal.
Shani akhirnya luluh juga melihat air mata tulus itu.
"Kak adell.. " Ucapnya tercekat melihat pria nya itu terbaring tidur
Pipi gempal kesukaan ashel sedikit berkurang, matanya terlihat sekali kurang tidur. Dielusnya kepala adel pelan. Pria itu tidak terbangun dari tidur.
Ashel mencubit pipi adel cukup keras sehingga pria itu menggeliat bangun, ternyata dia cukup merindukan adel yang terbanggun di hadapannya seperti ini.
"Acel... " Kagetnya ketika kesadaran sudah datang sepenuh nya
Dia kira yang membangunkan nya adalah ibunya, ternyata istrinyanyang datang.
"Kenapa? Ga seneng aku yang dateng ?"
"Heh anu bukan gitu eee itu apa yaa itu ee bukan hemm aduhh maaf ituu bukan gitu" Dia menggaruk rambutnya frustasi
Ashel tersenyum menarik adel kedalam pelukan nya. Pria itu kaget dan lantas menangis. Cukup lama dia menangis di pelukan istrinya.
"Astaga dell" Kaget shani melihat bocah tantrum nya itu sedang merengek di pelukan istrinya
Adel menatap shani, ingusnya beleberan sama seperti air matanya, persis seperti anak kecil. Ashel langsung mengambil tissu dan mengelap suaminya yang sedang cosplay bayi.
"Kak adelll liat baju aku ingus kamu semuuuuaaa"
*update ah soalnya ada yang ga konsen sekolah karna cerita ini wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Die for You (Delshel)
FanfictionDia jatuh cinta pada orang yang salah, namun konsep dunia adalah cinta tidak pernah salah. Setiap perjuangan membutuhkan akhir, namun setiap akhir adalah awal yang baru. Adel di jodohkan dengan orang yang sangat dia tidak harapkan untuk menjadi ist...