14

3.1K 224 27
                                    

Adel terbangun oleh tangisan bayi kecil, bukan nya merasa kesal tapi hatinya malah mencair dia merasa bahagia bisa mendengar tangisan itu.

Adel menatap callie yang menjerit membangunkan mamanya. Sedangkan ashel menatap adel dengan tatapan mematikan.

"Aku ga ngapa ngapain loh" Adel menggaruk kepalanya

"Jangan sakitin callie" Lirih ashel menggendong putrinya yang haus itu

"Jangan liat sini, aku mau nyusuhin callie" Dia mengusir adel yang langsung memblakanginya itu

Maaf adel sepertinya kau harus melihat ashel dalam mode membencimu. Setelah berpikir semalaman ashel harus memberanikan diri untuk menghadapi adel.

"Maafin aku ya shel... " Jelas terdengar kalimat itu

"Gausah minta maaf kak, tunggu aja surat cerai kita" Seketika adel membeku

Hukuman nya belum berakhir sepertinya masih sangat panjang. Adel terpaku pada kenangan kenangan buruk saat dia jahat pada ashel.

"Ga ada kesempatan buat aku shel ?" Adel menunduk ingin sekali menangis

"Kak, aku cinta sama kamu tapi itu sakit banget, aku gamau ngulangin dosa yang sama karna sekarang ada callie" Dia menyesal karna dulu pernah berpikir untuk meninggalkan callie di dunia ini hanya karna cinta nya pada adel

Adel menyenderkan punggungnya di pinggiran kasur, meratapi nasib yang bingung mau dibawa kemana.

"Acelll ada tamuu kamuu" Triak marsha memberi tahu sepertinya ada seseorang yang ingin bertemu ashel

"Siapa ?" Ashel sedikit berteriak

"Siapa lagi kalau bukan vion calon papa callie"

Degh...

Apakah kesempatan itu bukan lagi milik adel, apakah semua akan berakhir segera. Sepertinya hukuma Tuhan kali ini berhasil membuatnya hancur.

Adel ikut turun melihat dengan mata kepalanya sendiri, pria lain menggendong anaknya, dan mengobrol santai dengan istrinya.

"Vion. Dokter temen nya kak eli, dia yang bantu persalinan ashel. Mereka lagi dekat, maaf mama ga bisa cegah karna yang lain berusaha ngedeketin ashel ke dia" Lirih shani saat melihat adel berdiri dengan tatapan kosong

Ada rasa iri dan ada rasa marah tapi dia merasa tak berhak marah, kemana cinta ashel yang dulu seluas samudra, kemana orang yang sangat mencintainya itu.

Dia cemburu ketika callie merasa nyaman di gendongan pria itu, dia cemburu ketika ashel bisa tertawa mendengarnya bicara.

"Adel udah ga ada kesempatan ya ma?" Dia bicara pelan tapi air matanya jatuh, sakit.. Sakit sekali

"Mami gatau del.. " Shani juga tak bisa menjanjikan sesuatu yang sulit untuknya

Dia hanya memiliki shani saat ini, semua orang membencinya. Cinta nya pun saat ini membencinya.

Adel meninggalkan rumah itu kembali ke rumah nya mengambil baju baju nya untuk sementara pindah ke rumah shani.

"Ngapain balik lagi kesini ?" Sindir gracio

"Lah kenapa emang ? Rumah ini atas nama saya jadi milik saya" Bukan adel yang menjawab tentu saja shani

Gracio hanya cemberut karna dari kemarin shani hanya membela adel saja. Beberapa hari berlalu pun kondisi rumah masij dingin seperti hari pertama adel kembali ke dalam nya.

Disana pun dia juga harus melihat keakraban ashel dan vion. Sekarang dia sudah boleh di dekat callie walaupun harus di dampingi orang lain. Ashel masih melarang adel mendekati callie jika sendirian.

Die for You (Delshel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang