No give-ups. No mercy. Fight until one falls!
~ (*) ~
"Ahh!"
Megan mengerang seraya memegang perut saat didorong mundur oleh tendangan samping The Cat Nap. Gadis yang menjadi lawan Megan ini rupanya memiliki basis ilmu bela diri, tidak seperti dirinya yang belajar bertarung dari jalanan.
Akan tetapi, satu keunggulan yang Megan miliki atas lawannya ini adalah kekuatan, terutama pukulan. Sayangnya, gadis pirang itu kalah dalam hal kerapian struktur serangan.
Bagaimanapun, bukan berarti Megan mustahil memenangkan pertandingan ini. Di arena berbentuk lingkaran dengan radius tiga meter yang ditandai dengan empat tiang kayu dan dikelilingi para penonton tanpa pagar pembatas, Megan masih berdiri. Ia kembali pada kuda-kuda dan bersiap bertukar serangan dengan The Cat Nap.
"Cuma itu yang kau bisa?" sindir Megan sambil tersenyum miring.
Kini, giliran Megan yang mengirimkan pukulannya, bukan pukulan paling keras yang ia miliki, melainkan satu yang bisa dihubungkan dengan runtutan serangan selanjutnya.
Pukulan kali ini dapat dihindari oleh The Cat Nap. Begitu pula pukulan kedua yang berhasil ditangkis bisep gadis tersebut. Gadis semampai ini memiliki kecepatan yang lebih baik daripada Megan berkat latihan dalam gaya bertarung yang diterapkannya.
Namun, tak semua serangan bisa dielakkan. Pukulan ketiga mengenai dada The Cat Nap, disusul satu tinju lagi mendarat di pelipis, membuatnya mundur beberapa langkah.
Megan mengejar. Dilayangkannya satu pukulan haymaker yang bisa membuat lawan pingsan. Sayangnya, The Cat Nap menghindar dan menangkap lengan Megan. Ditariknya lengan itu, sedangkan kaki berada di posisi menjegal sehingga terjatuhlah gadis pirang, mendarat dengan wajahnya.
"Sial!"
Megan berguling saat lawan hendak menghantam dirinya dengan sepatu kets di kakinya. Kembali berdiri, Megan mendapat sorakan dari para pria yang mengelilingi arena.
"Ayo, lakukan lebih baik!"
"Pukul dia, Punch-Punchy!"
"Gunakan ini!"
Sadar penonton di belakangnya menyodorkan sebuah botol kaca, Megan langsung melemparkan botol tersebut ke arah lawan.The Cat Nap yang siap-siap menyerang tak sempat menangkis sehingga botol yang dilemparkan Megan menabrak dahinya.
"Argh!"
Sementara lawan memegangi dahinya sambil kesakitan, Megan berlari, mempersiapkan momentum untuk mendaratkan haymaker-nya. Lagi-lagi, pukulan tersebut belum berhasil mengenai The Cat Nap. Pasalnya, gadis tinggi itu menendang dada Megan saat ia berlari.
Tak berhenti di sana, satu tendangan lagi diarahkannya ke kepala, membuat Megan terhuyung. Terakhir, The Cat Nap melompat sebelum menghantamkan tungkaknya ke tengkuk Megan hingga gadis itu menggeliat di lantai.
Para penonton berteriak girang saat salah satu kontestan jatuh ke lantai. Tetapi pertarungan belum selesai. Megan masih bergerak dan dia tidak menyerah.
The Cat Nap menarik kuncir Megan agar dia berdiri, tetapi Megan malah memukul perut gadis yang jaket putihnya tidak dikancingkan itu. Perut yang terekspos menjadi target empuk sehingga kini berganti The Cat Nap yang meringkuk di lantai.
Dan benar saja, serangan balik yang dilancarkan Megan berhasil membuat penonton semakin girang.
"Hajar terus, Punch Girl!"
"Ayo bangun, Cat Nap! Jangan tidur saja!"
"Dasar payah," cela Megan yang memijat bagian tubuhnya yang telah terserang.
The Cat Nap bangun dan kembali pada kuda-kuda. Sorakan penonton sangatlah bising, tetapi gadis berambut merah tua itu fokus mencari titik terbuka dari lawannya. Begitu pula Megan yang telah mengepalkan tangannya di depan dada, memasang sikap siaga.
Keduanya bertukar serangan di waktu yang sama. Megan dengan tinju haymaker-nya, sedangkan The Cat Nap mengirimkan tendangan sabit kiri. Akibat kaki The Cat Nap yang mengenai pipinya, efek yang ditimbulkan haymaker Megan tidaklah maksimal, tetapi cukup untuk membuat The Cat Nap mimisan.
"Fucking bitch!" umpat Megan saat sadar darah keluar dari bibir bagian dalamnya, tergores oleh giginya sendiri saat menerima tendangan The Cat Nap.
Kedua gadis yang bertarung telah berdarah, tetapi pertarungan belum selesai selama keduanya masih mampu berdiri.
Megan melompat, menargetkan pelipis The Cat Nap sebagai tempat pendaratan tinjunya. Namun, The Cat Nap lebih cepat memasang biseps untuk melindungi kepala. Justru kepalan tangannya yang berhasil memukul dagu Megan. Dari jarak sedekat itu, Megan tak mampu menghindar, tetapi Megan berhasil membalas dengan pukulan yang menghantam tulang pipi The Cat Nap.
Power pukulan Megan berhasil membuat lawannya terhuyung. Megan menjatuhkan The Cat Nap dan duduk di perut gadis tinggi itu. Berada dalam posisi dominan, Megan lancarkan pukulan membabi buta kepada kepala The Cat Nap.
"RASAKAN INI, BITCH! PINGSANLAH, BEDEBAH KAU!" Megan terus-terusan menghajar The Cat Nap yang hanya bisa memasang kedua lengan untuk melindungi kepalanya dari tinjuan-tinjuan Megan yang tak aturan.
Pada titik ini, penonton riuh, menyangka Megan sudah berada di ambang kemenangan. Akan tetapi, tanpa ada yang menyangka, The Cat Nap berhasil menangkap satu tinju Megan dan langsung membalikkan keadaan. Kini, Megan yang di bawah, diduduki oleh lawannya.
Serangan siku cepat menghantam pelipis Megan sebelum sempat gadis itu memasang tangkisan. Satu, dua, disusul tinju ke pipi kanan si gadis pirang. Megan bisa kalah bila terus-terusan begini.
The Cat Nap terpaksa melepaskan Megan saat matanya hampir dicolok dengan kuku. Megan yang telah memar wajahnya berdiri, hendak segera membalas apa yang telah The Cat Nap lakukan padanya dengan sebuah tinju.
Sayang seribu sayang, serangan yang dipenuhi amarah itu berhasil dihindari. Bahkan, Justru The Cat Nap yang mengirimkan lututnya ke ulu hati Megan, membuat gadis itu serasa hampir muntah.
Tak sampai di sana, The Cat Nap dorong Megan hingga terpojok pada tiang di pinggir arena. Dengan kekuatan yang ia miliki, ia benturkan kepala Megan tiga kali pada tiang tersebut hingga gadis itu jatuh dan mengerang kesakitan.
"Aaaaahh!"
Masih ingat botol yang dilemparkan Megan? Kini The Cat Nap yang memungut botol kaca tersebut. Ditariknya kuncir Megan dengan tangan kiri, lalu botol di tangan kanan ia gunakan untuk menghantam kepala gadis pirang.
Hantaman itu begitu keras hingga pecah botol kaca, dan berdarah kepala Megan. Mendapat serangan sekeras itu, Megan tak bangun. Penonton bersorak riuh saat Megan tak bergerak selama beberapa detik.
"MEGAN!" Kiky di kerumunan penonton hendak menghampiri seniornya yang telah kalah, tetapi dicegah oleh Nia.
"Tidak boleh ada yang masuk lingkaran arena sebelum Mr. Jamal menyatakan kemenangan salah satu petarung, atau akan terjadi tawuran di tempat sempit ini," jelas Nia membuat Kiky harus menahan kekhawatirannya.
Pertarungan ini berakhir dengan kemenangan The Cat Nap. Gadis itu mengusap darah yang keluar dari hidungnya sebelum menunjukkan jempol ke bawah kepada Megan yang tak sadarkan diri.
Sementara itu, dari kerumunan penonton, Blair bertepuk tangan. "Hahaha, kau lihat kan, Mad? Anak payahmu itu tak bergerak lagi."
"Kemenangan kali ini memang milikmu, Blair. Tapi kau dan anak-anakmu tidak akan berada di atas selamanya," sinis tanggapan Madame.
~ (*) ~
Never let anger consume you!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗙𝗶𝗴𝗵𝘁 𝗖𝗹𝘂𝗯: 𝗡𝗼 𝗕𝗼𝘆𝘀 𝗔𝗹𝗹𝗼𝘄𝗲𝗱
ActionWARNING (18+) [Mengandung kekerasan, kata-kata kasar, aurat terbuka, dan konten sensitif] Some fight for money. Some fight for passion. Some fight for life. Some fight because they are just bad.