˖✦ 𝟭𝟯. ›

4.2K 572 38
                                    

🥐
.

🥐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Seorang pemuda bersurai setengah pirang dan setengah hitam terlihat mengerutkan keningnya sambil mengelus dagu. Pemuda itu tampak berpikir dengan keras. Manik berwarna kuning miliknya bergerak-gerak mencari sesuatu di kandang besar yang penuh dengan kelinci.

"A-anu, okyakusama, apakah ada kelinci yang sesuai—"

Rayne langsung menatap sinis pada pemilik toko tersebut. Berani sekali pria paruh baya itu mengganggu konsentrasi nya yang sedang fokus memilih kelinci? Rayne kan, mana bisa diganggu kalau sudah menyangkut hal-hal seperti ini?

"Maaf, tuan. Silahkan dilihat-lihat lagi."

"Hm."

Yah, beginilah Rayne yang sebenarnya. Tak ada lagi yang namanya visioner suci muda yang bersikap dingin dan acuh tak acuh. Yang ada hanyalah, Rayne si pecinta kelinci. Lihatlah ketika dia memandangi ratusan ekor kelinci di ruangan itu, satu tangannya terangkat untuk menahan bibirnya agak tidak tersenyum.

Dasar, rabbit lovers.

"Chotto."

"Ya, tuan? Apa anda butuh sesuatu?"

Rayne memutar badannya, sebelum kemudian berkata. "Berikan aku kelinci paling imut yang kau punya." jeda sebentar, "dan pastikan matanya berwarna merah muda."

"Seperti yang anda inginkan, tuan."

Tak menunggu lama, akhirnya Rayne mendapatkan satu ekor kelinci dengan bulu tebal berwarna putih dan beriris merah muda yang lucu. Dan kini, pemuda bersurai setengah pirang dan hitam itu telah melangkah keluar dari toko.

Rayne melangkahkan kakinya lebar-lebar, menelusuri jalanan kecil yang cukup ramai dengan beberapa pedagang kaki lima yang berjualan. Pemuda itu terus berjalan sambil mengelus si kelinci dengan lembut, setelah akhirnya, dia berhasil sampai pada jalan besar—yang berada di pusat kota.

Rayne menoleh kanan kiri, mencari sesuatu. "Aku yakin aku meninggalkan satu kelinci ku disini." gumamnya.

Dimana, kira-kira? Apa kelinci nya yang satu itu sudah hilang?

"Ternyata disana." oh, ternyata tidak hilang sama sekali. Rayne langsung bergegas ke sebuah kursi panjang yang terletak tepat di bawah pohon besar. Pemuda itu berlari kecil, dia begitu antusias menghampiri kelinci kesayangannya.

"Aku kembali." ucap Rayne, lalu berjongkok untuk melihat wajah kelinci nya yang tampak sedih. "Apa aku terlalu lama?" tanya nya.

my big boy ; mash burnedeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang