Chapter 2: About Nada

4.1K 280 18
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.
Penulisan EYD yang Kurang Tepat dan Typo Bertebaran ⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

🎀🎀🎀🎀

Tes

Tes

Tes

Lagi-lagi Nada hanya bisa menangis ketika perutnya berteriak minta diisi namun entah kenapa ia juga bingung apa yang harus ia lakukan. Air mata telah jatuh bebas tanpa bisa Nada tahan.

Dinginnya lantai gudang menambah rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia butuh selimut untuk mengangkat tubuhnya jikalau memang mama dan papa tidak mau memeluknya.

Entah bagaimana ia menjelaskan apa yang ia rasakan namun Nada sangat ingin mencari rasa nyaman. Dinginnya malam sudah menusuk kulitnya yang masih terlihat sensitif.

Nada hanya bisa meringkuk dan menatap seisi gudang dengan tatapan kosongnya dan tidak lama kemudian si kecil merasa mengantuk dan tidak lama kemudian kegelapan melingkupi alam sadarnya.

Nada..

Tidak sadarkan diri..

🎀🎀🎀🎀

Lina menghela napasnya dengan raut wajah yang terlihat malas menatap pintu gudang tersebut. "Kalau kau mati aku bisa masuk penjara" lirih Lina kemudian wanita itu membuka pintu tersebut dan nampaklah tubuh mungil dan kurus Nada meringkuk di sudut ruang gudang.

"Hei! Bangun!" Lina menendang kecil kaki Nada berkali-kali namun gadis kecil itu tidak menunjukkan reaksi bangun hingga membuat wanita itu geram.

"Bangun sialan!" Lina mencengkram kuat kedua bahu Nada dan mengguncang kuat sampai akhirnya terdengar ringisan lirih dari bibi kecil itu.

Bruk!

Lina mendorong tubuh Nada hingga punggung kecil itu menabrak kuat dinding gudang. "Selalu saja menyusahkan"

Nada yang baru saja tersadar menatap Lina dengan tatapan sayu, satu tangannya bergerak ingin menyentuh tangan sang ibu namun Lina dengan cepat menepisnya.

Nada ingin sekali menyampaikan bahwa ia butuh makanan namun otaknya entah kenapa sangat sulit bekerja sama hingga gadis kecil sulit menyampaikan apa yang ia inginkan.

"Mama...mama.." hanya itulah kata yang keluar dari mulut Nada hingga Lina yang mendengar semakin merasa jijik dan marah.

"Jangan panggil aku Mama! Kata itu hanya boleh di ucapkan oleh Nida dan Leo. Kenapa mulutmu ini hanya bisa berucap mama papa, Hah!?" Nada tersentak dan menutup telinganya namun sayang bukannya merasa kasihan Lina malah menyeret Nada dengan menarik rambut panjang si kecil.

"Mama...mama.."

"DIAM!"

Bruk..

Lina mendorong tubuh mungil itu ke kamar mandi dan membuat Nada menangis kencang hingga hal itu semakin membuat Lina marah. Wanita itu dengan teganya mencelupkan kepala gadis kecil itu ke bak mandi tanpa peduli bahwa Nada terlihat kesusahan mengambil napas.

Nada & Luka (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang