Don't Like Don't Read
.
.
.
Penulisan EYD yang Kurang Tepat dan Typo Bertebaran ⚠️
.
.
.
-Happy Reading-
🎀🎀🎀🎀
10.00 AM
Raka begitu serius melihat beberapa berkas yang telah disiapkan asisten pribadinya, dokumen penting tentang persyaratan hak asuh telah selesai dan saatnya ia bersiap untuk ke rumah keluarga Asli Nada, putri kecilnya yang kini sedang berada di rumah bersama istrinya.
"Aku ingin melakukannya dengan cepat, agar Nada resmi menjadi bagian keluarga Gunandhya," monolog Raka dengan lirih.
"Semua berkas telah lengkap, Tuan hanya meminta persetujuan orang tua kandung Nada dengan tanda tangan dari mereka untuk menyerahkan hak asuh Nada pada anda," Seorang pria yang berdiri tidak jauh dari kursi kebesaran Raka menjelaskan bagaimana nantinya proses pengalihan hak asuh Nada. Sedangkan Raka mendengarnya dengan seksama sesekali memeriksa isi dokumen yang ada di tangannya.
"Marga mereka Arkatama?" Tanya Raka sambil menyeringai tipis ketika melihat marga yang ia pernah ia dengar.
"Bukankah aku menanam saham di perusahaan Arkatama?" Tanya Raka pada pria yang berdiri di sampingnya. Lawan bicara pun menganggukkan kepalanya.
"Aku tidak mau menjadi investor di perusahaan itu lagi, Tarik semua investasiku dari perusahaan itu detik ini juga" ucap Raka tegas dan tentu asisten pribadi itu langsung mengangguk patuh dan segera melaksanakan perintah sang atasan
🎀🎀🎀🎀
Di tempat yang berbeda, Camelia begitu semangat mendadani Nada. Sebuah dress putih dengan kaos kaki senada membuat gadis mungil itu terlihat menggemaskan.
"Rambutnya belum di sisir sayang" ucap Camelia yang kini sudah duduk bersila di belakang Nada. Si kecil nampak asik memperhatikan flat shoes kecil yang diberikan Azam sebelumnya.
Camelia dengan pelan mendudukkan tubuh mungil Nada di pangkuannya, kemudian dengan lembut ia menyisir rambut Nada sampai rapi, setelah itu ia menghiasi rambut si kecil dengan jepitan kecil di sisi kanan rambut Nada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Luka (THE END)
General FictionKisah gadis kecil yang baru menginjak usia tiga tahun sudah merasakan pahitnya kehidupan. Tidak ada yang mau melukiskan warna selain hitam dalam hidupnya. Kehadirannya hanya di anggap ketidaksengajaan orang tuanya yang tak lagi menginginkan anak. "K...