Keito Jayka Dovanda.

359 13 0
                                    

Dijodohin?

Mimpi buruk bagi seorang oknum bernama Keito Jayka Dovanda. Ayolah, ini sudah abad ke 21, siapa yang membiarkan anak nya terlibat hubungan perjodohan.

"Dad? Seriously? You must kidding me."

Shock? Tentu. Keito shock dengan penuturan Ayah nya itu. Masalahnya, ayahnya bukan seseorang yang suka bercanda. Tipikal pria dewasa yang lebih memilih mengucapkan hal hal serius di hidupnya.

Keito panik.

"Kenapa saya harus bohong? Pak Revan akan kasih kamu set jas nanti. This night, ada pertemuan keluarga. Jangan kabur atau dad bakalan stop semua expensive life kamu."

Jika bisa marah, Keito sudah sangat ingi  meluapkannya didepan Ayahnya. Keito hanya terlalu takut untuk melawan. Image anak penurut yang ia bangun sejak kecil akan runtuh.

"Dan juga, kamu harus nurut sama dad. Keito, apa sih yang mau kamu kasih ke dad?" Lanjut Ayah didepan pintu, sebelum benar benar berlalu dari sana.

Keito, berbeda dengan kakaknya. Keito terlalu menghabiskan waktu untuk bermain main. Sedangkan kakaknya, Javiar. menyumbang banyak prestasi yang mengharumkan nama keluarganya.

"Iya, dad."

Keito harus menurut, apalagi yang bisa dia lakukan."

---

"Hone, Kamu yakin engga terlalu keras ke Keito? Maksud aku, perjodohan bukan tradisi keluarga kita, lho." Kata Bunda Yeva. Ibu dari Keito.

"Engga, sayang. Keito terlalu sering kita manjakan. Setidaknya kali ini dia akan belajar hidup dalam kemandirian." Tegas sang ayah.

"Kamu yakin? Jangan menyesali pilihanmu."

Ayah tertegun. Benar, apakah ayah akan menyesali ini?

"Aku tidak pernah menyesal dengan semua yang aku lakukan, hone."

"Okay, aku percaya sama kamu."

Bunda mengelus pelan surai kepala suaminya. Dibalik tegasnya ayah, ada tujuan yang ia siapkan untuk dihadapi anak anaknya. Ayah mau melihat berapa kerasnya Keito berjuang.


"Pak, keito mampir sebentar di cafe itu, ya."

Tadi, Keito dikabarkan oleh ayahnya bahwa dia sendiri yang harus mengambil set tuxedo nya. Ditemankan supirnya, Pak Edo.

Sepulang dari sana, Keito memutuskan untuk mampir ke cafe kakak seniornya. Senior yang ia anggap sebagai kakak nya sendiri lebih dari abangnya.

Bunyi bel pintu menyapa pendengaran gadis yang sedang sibuk membersihkan salah satu meja.

"Selamat datangg.." sapa gadis itu, tanpa menoleh ke sang pelanggan.

"Hai, kak Jisa." sapa Keito, membuat gadis itu -jisa- mengalihkan pandangannya kearah pintu.

"Woahh! Jayka! I miss you!"

Jisa menghampiri badan tinggi Keito yang berdiri sambil tersenyum di hadapannya. Mengelus surai rambut adik juniornya yang ia anggap adiknya itu.

"Kamu udah lama ngga main, kemana aja?" tanya Jisa.

"Jay sibuk kak, kemarin jay kesini 2 tapi cafe nya tutup."

"Ya maaf, kemarin kakak harus ke rumah papa."

"Papa masih desak kakak ya?"

"Iyaa, kakak capek tau! Padahal kakak udah nolak sebanyak mungkin."

Let me sure you, fiance.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang