1,1

72 8 4
                                    

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


23.36

"Kenapa lo? Murung banget?"

Jisa bertanya pada Javiar yang sekarang sudah duduk di salah satu meja disana. Kebiasaan mereka, bertemu ketika masing masing telah menyelesaikan pekerjaan masing masing. Javiar mengela nafasnya panjang.

"I don't know."

Jisa yang masih sibuk membersihkan cafenya, sejenak memperhatikan Javiar. Lelaki itu tampak sangat tidak semangat, bukan karena sudah tengah malam tetapi seperti ada yang menganggu pikiran nya.

"Let me guess, it's about Jayka?" tebak Jisa, dan dibalas anggukan dari Javiar.

"Apa yang ngeganggu lo, Jav?"

"He will do marry in 5 more days."

"So why? Lo harusnya bahagia kan adek lo nikah?"

Jisa mendekati Javiar, duduk didepan pria jangkung itu.

"Lo kenapa ga senang, Jav?" tanya Jisa lagi.

"I'd never spent my time with him, Jis. Dia terlalu cepat." keluh Javiar yang membuat Jisa tersenyum tipis.

Setelah mengenal pria menyebalkan di hadapannya selama berbulan bulan, Jisa mengetahui sedikit demi sedikit karakter Javiar. Javiar terlalu kaku dan tidak peduli dengan sekitarnya. Dia juga terlalu gengsian sebagai seorang abang.

"Jay hanya seorang remaja, jav. Dia butuh perhatian, lo tau kenapa dia selalu datang ke gue? karena dia ngga pernah dapatin perhatian itu di rumahnya sendiri. Tolong jaga dia, jav."

Javiar termenung, benar kata Jisa. Memang dari dulu kewajiban nya adalah menjaga adik lelaki nya tetap baik. Namun kesalahannya karena mengabaikan adiknya dan berakhir asing.

....

"Woi minggir loo!!! ada yang berantem di sana anjirr seru banget!"

"Hah masa? Siapa yang berantam?"

"Anak kesiswaan, si azalea!"

"Sumpah?!"

Rihan yang berjalan di koridor cukup terganggu dengan murid murid yang berlari menuju sumber keributan.

Begitulah siswa, asal ada yang berantem semuanya langsung pada heboh. Terkecuali Rihan, awalnya dia tidak perduli sama sekali.

Tapi mendengar nama orang yang tidak asing disebut, dia sedikit tertarik untuk mendatangi sumber keributan itu.

Rihan semakin mendekat dan seketika melihat 3 orang lelaki tersungkur dengan 1 orang lagi sedang dihajar oleh seorang gadis.

"Azalea?" gumam Rihan.

"BANGSAT LO YA! TAI ANJING!!!! Sumpah gua botakin lu!" teriak Azalea disana sambil menjambak jambak rambut lelaki yang sekarang sudah berlutut tidak berdaya di hadapannya.

Melihat satu orang mulai bangkit kembali untuk menyerang dirinya, dengan gesit Azalea menghindar lalu menendang tulang kering lelaki itu lagi.

"ANJING!" teriak lelaki itu kesakitan.

Perlahan Azalea berjalan menuju lelaki yang baru saja dia tendang dan menjambak rambut lelaki itu brutal.

"Lo juga anjing ya Dodi!!! Udah gua bilang jangan ngebully Cassa ngapain lu bully bangsat?!" amuk Azalea.

"Ampun, za.. Ampun.." keluh Dodi.

Tapi tampak Azalea seolah tuli, dia semakin menjambak bahkan sesekali menampar pipi lelaki itu dengan brutal dan Dodi tidak sadarkan diri lagi. 3 orang lelaki yang masih tersungkur seketika ciut nyali melihat kebrutalan Azalea.

"Mampus lu!" Kata Azalea kemudian melepaskan jambakannya. Azalea kemudian mengelilingkan pandangan
dan melihat semua murid yang melihat dirinya.

"Apa lo semua liat liat? Bubar!" kata Azalea dan tentunya murid murid itu semuanya kembali karena takut.

Kecuali dengan Rihan, anak itu masih berdiri dan menatap Azalea datar. Azalea pun menatap balik Rihan.

"Pergi lo! Makin emosi gua liat muka lo!" bentak Azalea pada Rihan.

Tapi Rihan tidak menggubrisnya, dia mendekat dan menarik tangan Azalea menjauh dari tkp, menuju ke gudang belakang sekolah.

Azalea jelas memberontak, dia tidak tau mau dibawa kemana oleh Rihan.

"Lepasin woi, Rihan anjing!" Azalea berusaha melawan dengan menendang Rihan tapi semuanya tidak mempan.

Sesampainya di gudang belakang Rihan mendorong Azalea untuk masuk dan mengunci pintu gudang.

Azalea pun seketika waspada kepada Rihan, dibawa ke gudang sepi dan hanya berdua membuat dia menaruh waspada ke lelaki yang baru beberapa bulan ia kenal.

"Mau ngapain lo?" tanya Azalea waspada ketika Rihan semakin melangkahkan kakinya kearahnya.

"Mundur atau gue hajar?!" Azalea semakin waspada ketika dia sudah terpojok di dinding dan Rihan sudah tepat berada didepannya.

Mereka bertatapan cukup lama.

"M-mundur!" kata kata itu tidak digubris oleh Rihan. Lelaki itu hanya terus menatap matanya.

Rihan perlahan memajukan wajahnya, Azalea terdiam membeku sambil menutup matanya.

..
..
.

Sorry baru up!
Mungkin setelahnya aku akan up sedikit sedikit tapi pasti, karena rencana nya mau buatin ini 2 season.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let me sure you, fiance.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang