Chapter 4

740 61 2
                                    

Setiap orang mempunyai cerita masing - masing dalam hidupnya yang jarang diceritakan kepada siapapun. Begitu pula dengan seorang Alpha bernama Jimmy Jitaraphol Potiwihok. Saat ini, semua orang mengagumi posisinya sebagai dokter spesialis kulit paling muda dan tampan di RS GMM. Namun tidak semua orang tau akan perjuangan yang ia lampaui hingga sampai di titik ini.

Mulai dari tuntutan orang tua sejak kecil untuk selalu menguasai mata pelajaran matematika dan IPA, hingga bagaimana ia menjadi korban bully oleh para rekan Alpha - Alpha di sekitarnya. Akan tetapi, Jimmy bukanlah orang yang lembek dan mudah menyerah. Setiap kali ada tantangan, akan selalu ia lawan dengan api yang membara.

Orang tua ingin ia menjadi pintar? Ia akan belajar mati - matian demi validasi dan masa depannya yang cerah. Rekan Alpha yang selalu mengganggunya? Ia lawan secara fisik dan kecerdasannya! Alhasil, sekolah selalu mengakui keberadaannya sebagai Alpha yang cemerlang, dan guru - guru pun selalu berusaha untuk membelanya.

Itulah masa paling riwehnya sejak kecil hingga SMA. Saat ia memasuki kuliah kedokteran, dunianya menjadi sangat berbeda. Jika dulu ia harus berhadapan dengan para alpha arogan dan mata pelajaran, sekarang ia hanya fokus untuk menjadi seorang dokter yang kompeten. Semua rekan - rekan kuliahnya tidak memperhatikan latar belakang Jimmy. Mereka hanya fokus pada dirinya masing - masing, untuk dapat mencapai end goal mereka. Tentunya secara sosial, masa kuliah adalah masa paling tenangnya. Walaupun setengah gila menghadapi semua tantangan mata kuliah dan koas.

Segala usaha yang ia lakukan akhirnya berbuah manis. Ia akhirnya menjadi seorang dokter, sesuai dengan impiannya. Hanya saja ada satu permasalahan yang tidak dapat diubah selama hidupnya. Bagi seorang Alpha, kebanggaannya adalah reputasi, dan juga pheromone yang maskulin untuk mendominasi dan menggoda second gender lainnya. Jimmy? Ia hanya punya reputasi.

Sejujurnya, Jimmy tidak mempermasalahkan hal di ini pada awalnya. Semua berasumsi bahwa pheromone Jimmy hanya belum berkembang. Tapi selama hidupnya, ia tidak menemukan perubahan. Memang ia akui, sedikit aneh bahwa secara biologis ia dicap sebagai seorang Alpha, namun memiliki pheromone yang dapat dianggap sebagai omega. Alhasil, inilah alasan utama kenapa ia menjadi korban bully pada masa kecilnya...

Dan juga menjadi alasan ia jomblo seumur hidupnya.

Sebenarnya ada satu alasan lagi kenapa ia masih jomblo. Rahasia yang benar - benar hanya Jimmy saja yang tau. Pada umumnya, seorang Alpha akan terangsang dengan pheromone Omega ketika sedang dalam masa esterus. Jimmy? Jimmy jr tidak pernah bangun karena pheromone. Namun, kerongkongannya akan bereaksi untuk menahan rasa mual. Inilah yang membuat Jimmy sebagai seorang dokter Alpha yang tidak pernah melanggar kode etik. Ambil positifnya, Jimmy bangga atas penghargaan tersebut yang essential untuk sikap profesionalitasnya sebagai dokter.

Akan tetapi, sungguh Jimmy sangat bertanya - tanya dengan special case seperti dirinya. Tuhan ingin dirinya jomblo seumur hidup kah? Ia bukan hidup untuk bekerja aja!

Namun balik lagi, Jimmy tidak pantang menyerah. Ia selalu berusaha dan bersabar untuk menemukan pasangannya. Asumsi terbesar dan paling realistisnya adalah, pasangannya harus seorang beta yang tidak berhubungan dengan semua pheromone sialan ini. Walaupun populasi beta sangatlah kecil dibandingkan Alpha dan Omega, ia tetap akan berharap untuk menemukan cinta sejatinya di kehidupan ini.

Ternyata asumsinya mengelabuinya. Siapa sangka bahwa Jimmy bertemu dengan seseorang yang memikat jiwa raganya. Seseorang dengan suara yang begitu halus dan aroma yang menyegarkan jiwanya.

Siang ini, Jimmy punya waktu istirahat yang panjang daripada biasanya. Jika dari pagi hingga siang ia melakukan konsultasi, maka setelah istirahat makan siang hingga malam adalah jadwalnya untuk melakukan tindakan - tindakan operasi kecil pasien. Akan tetapi, jadwal tindakan hari ini baru akan dimulai jam 4 sore. Jimmy punya spare waktu yang banyak hingga sore.

Terus, mau lakuin apa sampe sore?

Tentunya saatnya pedekate-in calon mate.

Dengan tentengan sepertiga lusin kopi susu di tangannya, ia memasuki GOR yang ia yakini tempat latihan seorang yang ingin ia temui. Dan benar saja, matanya langsung tertuju pada seorang lelaki dengan otot tangan dan kaki yang kencang sedang bergerak di lapangan untuk menangkis shuttlecock. Gerakannya sangat gesit, dan kuat hingga bulir - bulir keringat menghiasi dahinya yang terbuka. Seutas senyum langsung menghiasi wajahnya, mengamati sang atlet yang masih fokus pada permainannya. Pada otak Jimmy hanya ada satu kalimat, 'Keren banget si kamu!'

Sungguh, siapa yang tidak kenal duo atlet badminton Thailand yang berstatus omega memenangkan perunggu di olympic? Jimmy selalu mengagumi duo tersebut, yang berhasil mengalahkankan stigma bahwa omega lebih lemah dari alpha. Buktinya, duo atlet tersebut dapat menggugurkan banyak pasangan ganda alpha dalam banyak pertandingan, hingga bisa dapat perunggu di olimpiade. Akan tetapi semua rasa kagum tersebut ditambahi dengan perasaan lain ketika Jimmy bertemu langsung dengan Sea.

"HA! GW MENANG LAGI!" seru Mark Pakin dengan lantang, sehabis main 3 ronde sama Sea.

"Ouwh. Satu lagi pleasee," bujuk Sea dengan penuh harap. Ia masih belum puas dengan pertandingganya.

"Gak! Dah 3 ronde bjir!"

Sea langsung menghampiri Mark dan memeluknya dengan muka memelas dan manja, "pleaseeee."

"Engga ya ga! Gw gak bakal luluh sama muka manis lu!"

"Phi Markkk~~"

"Hoii! Namtan, bantuin gw dong! Anak lu ngadi - ngadi lagi nih!"

Seorang Alpha langsung menghampiri kedua atlet Omega ya, "Udah - udah, istirahat yuk Sea. Udah jam makan siang. Nih, Phi bawain nasi hainam." Bujuk Namtan. Mata Sea langsung bersinar seperti anak kecil, senang bahwa ia ditraktir sama manajernya.

"Punya gw gimana?" Tanya Mark.

"Lah lu kan bisa beli sendiri." Senyum Namtan.

"PILIH KASIH INI! Padahal gw yang menang lo? Kok malah dia yang dapet hadiah?"

"Hehe, makasih Phi. Sayang dehhh!" Ucap Sea, sambil mengalihkan pelukannya dari Mark ke Namtan. Bodo amet sama Mark yang lagi ngedusel kesel, yang penting ia dapet perhatian dari Namtan! Namun, Sea mencium aroma bunga melati dengan campuran asam citrus yang mendominasi...

"Loh? Hia Jim?"

AT LAST (Jimmy Sea ABO AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang