Tahun baru sudah berlalu, dan Sea harus menghadapi tantangan terbesarnya bersama dengan Mark. Selama 4 tahun ia mengasah kembali skill-nya demi titik ini. Olimpiade 2024 Japan. Penuh harapan dan pressure dalam pertandingan kali ini. Namun dengan determinasi, digenggam raketnya erat - erat. Tapi ada yang berbeda kali ini. Terdapat seutas tali berwarna putih yang melingkari pergelangan tangannya.
Semua bermula pada pertemuannya dengan sang Hia pada malam tahun baru. Sea yang meluangkan satu malamnya bersama Jimmy, di vihara. Pada saat itu, Sea kaget bukan main saat mengetahui destinasi mereka. Di luar nalar dan imaginasinya! Namun Sea tidak protes, mungkin ini yang ia butuhkan sebelum melangkahkan kakinya balik di pertandingan skala internasional.
Malam itu, ia dan Jimmy sangat khyusuk mengikuti ibadah dan mendengarkan ceramah dari seorang biksu. Vihara dihiasi dengan tali - tali putih yang bertaut di atas kepala mereka, dan seutas tali yang diikat hingga mengjuntai kebawah pada setiap orang yang bersila. Mereka berdoa dengan memegang tali tersebut selama ibadah. Setelah ibadah, dilanjuti dengan doa pribadi dan menancapkan tiga dupa di altar.
Sea yang memanfaatkan waktunya, sudah pasti berdoa untuk kondisinya di olimpiade kali ini, semoga tahun ini kerja kerasnya dapat berbuah manis. Tapi ia penasaran dengan doa Jimmy, "Hia berdoa apa?"
"Tentunya berdoa untukmu." Deg! Memangnya boleh sejujur ini? Muka Sea sudah merona, dan sepertinya otaknya sudah membeku. Ia tidak dapat membalas apapun. Namun Jimmy malah tersenyum lebih lebar melihat reaksinya!
Tanpa berkata - kata, tangan Jimmy bergerak untuk menguraikan simpul pada tali putih yang tadi ia pakai untuk beribadah. Ketika berhasil diuraikan, Jimmy memegang pergelangan tangan kanan Sea dan mendekatkannya kepada dirinya. Pertama - tama Jimmy meletakkan tali tersebut secara horizontal pada lengannya. Kemudian, ia usapkan tali tersebut dari tengah lengan Sea hingga ke pergelangan tangannya sebanyak tiga kali. Setelah itu, tali tersebut ia tautkan pada pergelangan tangan Sea. Sambil mengaitkan talinya, Jimmy berkata, "Semoga nanti di olimpiade kamu dalam keadaan baik, jangan sampai terluka, dan bisa dapat hasil yang maksimal."
Momen tersebut membuat hati Sea sangat hangat. Doa dan blessing dari Jimmy seperti sebuah mantra bagi Sea untuk tersenyum. Selama hidupnya, Sea tidak pernah menyangka bahwa dengan sebuah doa yang tulus dari seseorang dapat membuatnya sangat bergairah. Sea mungkin tidak dapat menyampaikan perasaannya melalui kata - kata. Namun perasaannya dapat digambarkan dengan senyuman dan tatapannya.
Maka dari itu, ketika Sea mengalami anxiety kali ini, tidak separah tahun - tahun sebelumnya. Bisa dibilang, dengan presensi simbol dukungan Hia membuatnya menjadi lebih percaya diri. Alhasil, ia dan Mark tahun ini benar - benar mengeluarkan potensi mereka secara maksimal sebagai ganda putra di tahun ini, dan membuat sejarah. Ganda putra omega pertama kali yang mendapatkan medali emas dalam olimpiade!
-
Matahari sudah terbenam, dan tim bulutangkis Thailand pun sudah mendarat di tanah air mereka. Dengan bangga, Sea dan Mark keluar dari imigrasi dengan medali emas yang masih dikalungkan pada leher mereka. Wartawan sudah berkumpul di bagian kedatangan untuk mewawancarai mereka berdua yang telah membuat sejarah.
Setelah huru hara wartawan, Sea mencium aroma yang ia rindukan. Kepalanya langsung menengok ke arah sumbernya, dan disanalah Hia. Berdiri dekat pintu keluar dengan sebuket bunga matahari di lengannya.
"Oho. Sudah ada yang menunggu lu aja." Ujar Mark.
"Gw liat - liat makin hari, lu makin cemburu sama Sea dah." Tutur Namtan, yang lelah menghadapi Mark yang sewot sendiri.
"Ya iyalah! Sea yang diem - diem bae bisa kedatengan pria alpha yang mapan. Gw kapan weh?"
"Makanya lepas title lu yang buaya itu! Mana ada Alpha yang mo serius sama lu, kalau sekitar lu simpenan semua."
"Uh... guys. Aku duluan dulu ya." Sela Sea. Yang sebenarnya sudah malu dengan godaan mereka berdua ke dirinya.
"Ya udah sana. Ketemu lagi lain waktu." Balas Mark
"Bye - bye Sea. Next time gw harap bisa denger kabar baik lagi ya!" seru Namtan.
Cepat - cepat Sea berpisah dengan timnya dan berjalan menuju sang dokter yang sudah menunggunya. Mata mereka sudah bertemu, dan disambut dengan senyum hangat Hia. Buket bunga matahari yang dipegang Jimmy, sekarang sudah berpindah di tangan Sea. "Selamat Sea! Aku tahu ini bukan jalan yang mudah untukmu. Tapi semua tangisan, semua keringat, semua upaya, semua pengorbanan yang telah kamu keluarkan, akhirnya menyampaikan kamu di titik ini. You deserve it. Congratulations for your gold medal!"
Mendengar Jimmy yang berkata seperti itu, membuat Sea tersentuh. Inilah kalimat yang ia tunggu - tunggu. Dengan air mata yang mulai mengalir, Sea memeluk Jimmy erat - erat. "Terima kasih Hia."
Jimmy kaget mendapatkan pelukan dari Sea, karena baru pertama kali ia mendapatkan pelukan seperti ini dari Sea. Walaupun ia kaget, tangannya terulur untuk memeluk kembali Sea. Ia tahu bahwa untuk mendapatkan medal kali ini, tidak mudah. Terkadang Sea bahkan tidak percaya diri dengan kemampuannya, tapi ia akan selalu mendukungnya. Lihatlah sekarang, semua usahanya sudah terbayar.
"Sea, setelah ini kamu akan membuka halaman baru untuk hidupmu. Hia ingin menemanimu hingga akhir. Apakah boleh?"
Mendengar hal tersebut, Sea merenggangkan pelukannya. Matanya yang basah menatap Jimmy dengan determinasi, "BOLEH! SANGAT BOLEH! JADILAH MATE AKU, HIA!"
Tahun ini menjadi tahun emas untuk Sea Tawinan. Selain ia membuat sejarah dalam badminton bersama dengan Mark, ia juga menemukan belahan jiwanya. Belahan jiwa yang akan menjadi sandarannya dan menemaninya semasa hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AT LAST (Jimmy Sea ABO AU)
Romance//abo/fluff/ mature relationship// Sebuah cerita sederhana bagaimana Jimmy, seorang dokter bertemu dengan atlet badminton.