Jimmy berdiri di tepi lapangan, menatap tajam ke arah wanita alpha yang berada di sampling Sea. Secara tidak sadar, pheromone-nya menajam sering waktu. Saat mendengar Sea memanggilnya, ia keluar dari gelembungnya. Senyuman kecilnya hadir, dan berjalan ke arah tiga individu di tengah - tengah lapangan.
"Hia Jim kok bisa disini?" Tanya Sea, penasaran.
"Aku lagi istirahat sampai jam empat. Sekalian aku bawain kopi buatmu." jawab Jimmy. Mata Sea semakin berbinar melihat sekantong kopi di tangan Jimmy. Hari ini beruntung sekali! Dapat nasi Hainan plus kopi gratis!
"Makasih Hia." Kekeh Sea kesenangan.
"Heum." Balas Jimmy. Melihat Sea yang girang atas effort-nya, membuat dirinya juga semakin bahagia. Senyumannya sungguh sangat indah. Percayalah, Jimmy bisa melihat senyum itu selama 1 jam, dan ga akan bosan melihatnya.
"Sea, kok lu ga pernah cerita kalo lu ketemu laki macam gini ke gw?" Tanya Mark dengan nada penasaran namun centilnya.
"Ohoo. Buaya daratnya muncul ni!" Timpal Namtan.
"Shh. Urusan gw ini, jangan ikut campur."
"Udah, udah. Hia Jim, kenalin ini Mark pasangan badminton aku, sama Namtan manajer kita berdua. Dan kenalin ini Hia Jim, temen aku." Ucap Sea. Saat Jimmy menatap Namtan, matanya langsung menatap dingin. Seperti sedang mengirimkan bendera peperangan antar Alpha.
"Hmm, kok aroma lu familiar ya? Pasti kita pernah ketemu!" seru Mark. Ia mencoba untuk mengingat - ingat kapan ia pernah mencium aroma ini. Seketika muka Sea langsung memerah, "Hia itu dokter di RS GMM, Mark."
"Oho! Udah gas ngeng aja lu!" Ketawa Mark yang sekarang ingatannya dah ketemu, "Mhor, yakin statusnya mau temen aja sama orang ini?"
"MARK!" Cicit Sea. Sekarang seluruh muka hingga ke ujung - ujung telinganya sudah memerah dengan rasa malu. Akan tetapi, Hal itu malah membuat Mark menjadi tertawa lebih besar dan menggodai Sea lebih jauh lagi. Jimmy yang sekarang fokus pada Sea, hanya bisa tersenyum.
Namun sebelum Jimmy menanggapi Mark, Namtan berbicara duluan. "Sea, hati - hati lo. Alpha jaman sekarang banyak yang ga bener."
Shia. Perang bener - bener udah dimulai. Namtan sekarang juga sudah menatap tajam Jimmy dari atas sampe bawah. Menghakimi alpha satu ini yang mendekati anak kesayangannya. Lalu, Namtan mulai berusaha untuk mendominasi Jimmy. Walau Jimmy tau bahwa pheromone-nya lemah, ia ga mau kalah sama wanita ini! Putus asa ga ada di kamusnya! Satu lapangan sudah penuh dengan aroma melati yang didominasi dengan citrus yang bersaing dengan aroma kayu cendana dengan hint notes vanilla.
"Hoi. Bau banget. Kita Masih ada di sini loh!" Ucap Mark, mencoba buat meleraikan mereka. Demi Tuhan, Masih ada 2 omega di ruangan ini. Ga lucu kalo sampe ia sama Sea kena dampak biologisnya.
"Hia," panggil Sea dengan lembut. Tangannya menggenggam lengan Jimmy. Raut wajah gembira yang tadi Jimmy lihat, sekarang sudah berubah menjadi tatapan khawatir kepadanya. Tatapan itu seperti sebuah tamparan untuk Jimmy.
"Aku izin sebentar." Balas Jimmy, berjalan tegas keluar lapangan dengan kepala tertunduk. Ia sudah overwhelmed dengan ini, ia butuh ruangan sebentar untuk mengatur semua emosinya yang bercampur aduk.
Jimmy berasa tantangan dengan Namtan berbeda ketika ia menghadapi ayahnya Sea, the Earth. Saat pertama kali ia mengantarkan Sea ke rumahnya, Jimmy bertemu dengan Earth dan Neo. Awalnya Earth terkejut bahwa putra sulungnya muncul dengan teman barunya. Lalu lanjut dengan kepanikan ketika ia tahu bahwa Jimmy adalah seorang Alpha. Sempat ada momen dimana Earth was - was dengan Jimmy. Dan itu normal bagi Jimmy, karena orang tua pasti akan khawatir jika anak omeganya keciduk dengan seorang Alpha yang tidak dikenal.
Akan tetapi, Jimmy perlahan - lahan menjelaskan kepada Earth bahwa ia tidak punya niat buruk dan bahwa ia dokter yang pernah mengobati Sea. Sehingga asal mula ia dengan Sea dapat memberikan impresi yang baik untuk Earth. Setelah beberapa minggu Jimmy selalu konsisten untuk menjemput dan mengantarkan Sea ke rumah, kepercayaan Earth kepada Jimmy semakin lama semakin membaik. Bahkan sekarang Jimmy juga sudah mulai berkenalan dengan adik-adik Sea. Terutama Neo...
Baru kali ini Jimmy menemui teman - teman Sea, dan Namtan bisa membuatnya gila! Apakah karena Namtan kelihatan sebagai saingannya untuk mendapatkan Sea? Alhasil waktu berjalan sambil Jimmy mengatur emosinya. Tanpa Jimmy sadari, Namtan sekarang berjalan ke arahnya. Saat ia berhadapan dengan Jimmy, kedua tangannya tersilang. "Lu mau apa dari Sea? Seks?"
Mata Jimmy terbelak lebar mendengar pertanyaan dari Namtan. "Gw ga tau lu punya first impression gimana ke gw sampe lu bisa berasumsi kek gitu. Tapi yang pasti, gw ga ada niat jahat ke Sea." Ucap Jimmy dengan tegas.
"Huh. Percayalah, gw tau semua gerak gerik alpha ke Sea. Hampir semua mengarahnya kesana."
"Tolong garis bawahi 'hampir'. Lu ga bisa samain gw sama alpha - alpha brengsek di luar sana. Lagipula, lu sendiri juga alpha. Berarti lu-"
"Gw disini hanya sebagai manager. Ga usah berpikir aneh - aneh. Tugas gw buat menjaga atlet gw. Bukan kawinin dia. Makanya, gw sebagai manager berhak buat menjauhkan Sea dari alpha - alpha brengsek."
"Sumpah demi Tuhan. Gw hanya berusaha mendekati Sea."
"Buat apa lu deketin dia?"
"Yang pasti bukan seperti apa yang lu pikirin. Terdengar klise mungkin, tapi gw udah jatuh hati sejak pertama kali kita ketemu. Dia satu - satunya orang yang bisa mengetahui kekurangan gw, dan tidak menghakiminya. Jadi, gw ingin mengenalnya lebih jauh, memahami dia, mengasihi dia. Biar gw bisa jadi bagian di hidupnya, sebagai pilar yang selalu mendukung setiap langkahnya. Apa ga boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AT LAST (Jimmy Sea ABO AU)
Romance//abo/fluff/ mature relationship// Sebuah cerita sederhana bagaimana Jimmy, seorang dokter bertemu dengan atlet badminton.