Chapter 8

752 55 0
                                    

Setiap Rabu pagi, Jimmy selalu menyempatkan dirinya untuk pergi ke gym dan membangun masa ototnya. Rutinitas ini bisa dibilang penting, karena Jimmy sangat memperhatikan kesehatannya. Sekalipun ia tidak pernah absen untuk pergi ke gym dengan semangat. Terutama pada beberapa minggu terakhir. Namun pagi ini sedikit berbeda. Jimmy terlihat tidak bersemangat seperti biasanya.

"Lu kenapa dah hari ini?" Tanya seseorang di sebelahnya. Seorang pria yang tinggi dan tegap dengan otot yang masif dan alis yang tebal sebagai ciri khasnya. "Cinta bertepuk sebelah tangan?"

Bulls eye!

Jimmy yang sudah tidak bersemangat, mood-nya makin jelek mendengar fakta dari temannya ini. "Sialan lu Force!"

"Berarti gw bener!" Ketawa Force terbahak - bahak. Memang orang yang suka menertawakan kesengsaraan temannya. "Cerita dong! Perasaan terakhir kali lu masih nyengir nyengir kek bocah."

"Lu kepo banget si jadi orang. Fokus aja dah sama pacar lu sana!"

"Loh, malah karena gw dah jadian bisa kasih pencerahan buat lu yang jomblo seumur hidup." cengir Force. Bulls eye lagi!

Alhasil Jimmy memutuskan untuk bercerita kepada Force apa yang terjadi pada siang itu. Saat Jimmy akhirnya membuka tentang kondisinya yang spesial kepada Sea. Tentu semua ya berjalan dengan baik. Jimmy dapat melihat bahwa Sea bisa menerima keanehannya tersebut. Setelahnya mereka berbicara santai, dimana Jimmy sangat menikmatinya. Namun semua berubah ketika Jimmy melemparkan pertanyaan bodoh seperti, 'Kau punya pacar?'

'Oh... Aku sekarang belum mau berpacaran dulu Hia...' begitulah jawaban Sea. Sinar mata Jimmy langsung memudar walaupun senyumnya masih bertahan. Perkataannya seperti lampu merah kepada Jimmy yang sedang mengejar Sea. Sejak saat itu, Jimmy benar - benar galau. Apakah ia harus menyerah begini saja?

"Gw sebagai pakar dalam bidang ini, menyarankan lu buat nunggu. Susah buat ketemu orang yang cocok sama lu. Menurut gw, bisa aja orang yang lu suka mau ngejar hal yang lain dulu. Jadi, sekarang percintaan belum jadi prioritas dia." Saran Force.

"Kalau gw nunggu dan gagal gimana?"

"Hoi. Lu ga pernah tahu akhirnya kalau lu ga pernah mencoba. Masih ada kemungkinan buat lu berhasil sama dia!" ujar Force yang bertahan positif dalam kemurungan Jimmy.

"Huh... Tapi kemungkinannya kecil."

"Sumpah! Gw ga bisa ngeliat lu putus asa kek gini meng!"

"Gw takut kecewa, emang ga boleh?"

"Ya awloh. Ini kesempatan sekali seumur hidup loh! Ga gampang buat ketemu dengan seseorang yang cocok dan menerima lu apa ada ya." Ucap Force yang sudah gemes. Tapi, Jimmy mengakui kalau tidak mudah untuk menemukan orang yang cocok dengannya. Terutama dengan kekurangan yang ia miliki, probabilitasnya sangat kecil. Maka dari itu ketika ia bertemu dengan sosok - yang dapat menerima semua kekurangan dan kelebihannya, hingga mengubah hidupnya menjadi lebih bermakna - rasanya sukar untuk dilepaskan begitu saja. Namun apa dayanya jika semesta tidak merestui hubungan ini?

"Emang siapa si yang lu kejar sampe lu kek gini?"

"Kepo banget si lu?!"

"Cepett. Info lengkap penting buat konsultasi yang akurat!"

"Sea Tawinan."

"Shia! Dah gila lu! Aset negara itu!"

-

Selama hidup seorang Sea Tawinan, fokus utamanya selalu badminton. Selainnya, ga mungkin. Badminton adalah hidupnya, tidak ada yang bisa memisahkan Sea dengan badminton. Demi mimpinya dengan badminton, tentu Sea harus berkorban banyak. Salah satu pengorbanannya adalah mantannya.

Yup! Sea pernah mencoba untuk memasuki sebuah hubungan dengan seorang perempuan saat ia di bangku SMA. Dimana pada saat itu, sebuah ikatan dalam hubungan percintaan adalah dambaan semua siswa. Termasuk juga Sea Tawinan, yang mendambakan kehadiran seseorang spesial dalam hidupnya. Namun, ternyata realita tidak seindah ekspektasi yang diharapkan.

Dalam sebuah hubungan kedua insang, juga diperlukan pengorbanan dalam segi usaha dan waktu. Apakah Sea dapat meluangkan kedua hal tersebut untuk hubungannya? Sayangnya, tidak. Ia tidak mau mengambil resiko untuk mengorbankan impian utamanya. Alhasil banyak sekali permasalahan dan konflik yang muncul. Hubungan ini tidak seimbang, terlalu berat disebelah. Mau tidak mau, Sea dihadapkan dengan kekecewaan dan amarah pasangannya terhadap hubungan mereka berdua.

Setelah pengalaman yang mengecewakan itu, Sea belajar untuk menerima realita. Ia tidak bisa mendapatkan semua hal yang ia mau. Pilihan yang ia ambil harus mengorbankan banyak hal, termasuk impian kecil hatinya. Maka dari itu, Sea benar - benar memilih untuk memfokuskan impian utamanya dan membuang jauh - jauh impian kecilnya. Walaupun di hari mendatang banyak sekali godaan dan rayuan dari orang - orang disekitarnya, Sea tetap kekeh dalam keputusannya.

Namun muncullah sosok seorang dokter dengan kepribadian hangat dan aroma harum yang dapat menenangkannya. Sea yang berdiri dengan pendiriannya, perlahan – lahan mulai hanyut dalam hangatnya kasih. Sosok yang selalu membuat getaran di dalam lubuk hatinya dengan tatapannya, ucapannya, perbuatannya. Oh Tuhan, bagaimana Sea bisa menolak sosok hangat yang membuatnya sangat dicintai dan dihargai? Inilah impian kecil yang ia telah buang jauh - jauh.

Akan tetapi, Sea harus balik ke realita lagi. Ia tidak dapat membalas kembali semua kasih dan waktu yang telah sang dokter berikan kepalanya. Rasa takut kejadian yang sama akan terulang lagi, menghantui Sea hingga ke dalam tidurnya.

Saat ini bukan sudah menjulang sangat tinggi di dalam kelamnya malam. Terbaring di ranjangnya, kedua mata Sea masih terbuka. Walaupun ini adalah waktu istirahat, namun masih terdapat banyak pikiran berputar pada benaknya. Hingga...

Ding!

'Sea, tanggal 30 Desember kamu ada waktu luang?'

AT LAST (Jimmy Sea ABO AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang