4. jatuh

2.2K 237 41
                                    





Rabu pagi tepat saat pukul 08.00, jevan mengintip waspada saat menyaksikan dewa yang telah pergi kuliah.

"Udah pergi kan?" Gorden kembali jevan tutup " syukur deh, semoga aja pergi nya lama"

Jadi, hari ini jevan memutuskan akan bereskan kontakan hingga bersih sendirian.

Biasanya memang selalu bersih dan rapi, tapi kali ini kontrakan kecil itu terlihat dekil dan berdebu.

Kok tiba-tiba?

Jadi gini ceritanya. Kemarin siang dewa menyuruh jevan agar mau dibagi tugas bereskan kontrakan, jevan nolak dengan alasan tak bisa. Bukan alasan sih, memang aslinya jevan gak bisa beresin rumah. Tapi sayang tolakan itu mengundang kemarahan dewa yang saat itu sudah kepalang setres oleh tugas kampus. Omelan demi Omelan jevan dengar layaknya lolongan kematian, tapi ada beberapa kata yang bikin jevan sadar jika sebenarnya_ dewa adalah pria penyayang yang menyeramkan

"Eca gak bisa beres beres"

"Ya makanya sekarang diajarin biar bisa"

"Ngapain?"

Dewa menoleh dengan tatapan tak bersahabat nya " maksud kamu?"

"Ngapain mas.. kita kan cowok, ngapain kita harus bisa beres beres. Papa bilang beres beres itu kerjaan cewek_"

"Stop Eca, berhenti menghakimi seakan akan semua pekerjaan rumah harus wanita yang kerjakan"

"Tapi emang fakta, dirumah mama terus yang bereskan_"

"Kamu gak lagi samain mama mu dengan pembantu kan?"

Mata jevan membesar dengan nafas yang kian memberat " mama bukan pembantu, mama cuma kerjakan apapun yang memang harus dikerjakan wanita _"

"Bereskan rumah, memasak, mencuci baju, kerja, urus suami, urus 3 anak_ wanita yang punya fisik selemah itu harus bekerja setiap hari, wahhh... Mama mu keren yah. Trus gunanya kamu dirumah ngapain?"

Jevan bungkam dengan mata yang sudah berkaca kaca, dewa sudah membuang pandangan tak ingin menatapnya lagi.

"Kalo kamu gini terus mau sampai kapan bisa mandiri. inget yah kamu itu cowok bukan cewek, gak usah manja. Emang kamu fikir bakal mama mu terus yang urus? Sadar ca kamu bukan anak kecil lagi. Gak ada yang salah dari cowok yang bisa beres beres rumah_" tangan jevan diraih lalu diperlihatkan bagaimana telapak tangannya yang lembut " harusnya mama mu yang punya tangan selembut ini, bukan kamu"

Setelah itu jevan ditinggal, dengan kontrakan yang batal dibersihkan.

"Mulai hari ini Eca bakalan berubah, Eca harus mandiri biar disayang sama mas dewa"

....

Kakinya melangkah menuju dapur, mengambil satu bungkus nasi uduk yang selalu dewa simpan untuk dirinya. Tapi kali ini beserta satu sobekan kertas yang bertuliskan _

Gak usah gayamu mau beresin kontrakan, kamu mending diem jadi anak baik dan penurut

"Cih.. kok mas dewa tau sih klo Eca mau beresin kontrakan?" Kertas itu jevan buang gitu aja ketempat sampah, lalu menyantap nasi uduknya brutal " sudah dimarahi, giliran Eca yang tobat malah gak mau dibantu. Ya gak bisa gitu lah, hati Eca sudah goyah.. pokoknya Eca bakal tetep beresin kontrakan, sampai mas dewa bangga dan mau maafin ucapan Eca "

Setelah sarapan, jevan diam karena bingung harus melakukan apa. Diam diam jevan tatap lama telapak tangan nya yang lembut, yang tandanya tidak pernah bersih bersih.

"Ck Eca dodolll, kenapa sih dulu setiap mama suruh beresin kamar gak pernah mau! Sekarang gimana, yang pertama diberesin apa dulu?"

Insting jevan bekerja saat melihat sapu tergeletak diujung ruang depan, lalu dengan amatir menyapu dari bagian dapur menuju pintu depan.

Dikontrakkan sebrang terlihat ibu ibu tengah mengepal, membuat otak jevan kembali bekerja.

"Abis nyapu kan harus di pel yah biar bersih, duh pinter nya ecaa"

Saat hendak masuk, matanya gak sengaja lirik tetangga yang tengah menjemur baju. Lalu berujar lirih mengingat pakaian kotor yang menggunung lupa di laundry " cuci baju dulu apa ngepel yah? "

Lama terdiam akhirnya eca memutuskan mengepel terlebih dahulu.

"Kata mama klo mau wangi harus dikasih pewangi lantai" cairan itu jevan tuang sebanyak banyaknya diatas lantai, lalu mengepel seluruh lantai sampai basah dan sedikit berbusa " hmmm wangi, gak apa-apa licin juga.. nanti juga kering"

Setelah mengepel, jevan kumpulkan semua baju termasuk baju milik dewa kedalam bak besar.

"Hehe, celana dalam mas dewa besar banget. Kalo Eca pake pasti melorot"

Tanpa basa-basi jevan tumpahkan banyak sabun hingga menciptakan busa banyak juga lantai kamar mandi yang licin.

Jevan gak curiga jika bungkus sabun yang ia buang asal_telah menutupi saluran pembuangan air, menyebabkan genangan yang keluar banjiri dapur hingga kamar.

Jevan juga gak tau klo perbuatan baiknya malah mengundang malapetaka untuk Sadewa yang baru saja pulang dari kampus.

Semua terjadi begitu saja, Eca yang terkejut mendengar dentuman keras _juga sadewa yang duduk didepan pintu kamar menahan kesakitan.

"MAS DEWA ...!!!"

Agak Laen memang jevana ini. Ck ck ck, kasihan Sadewa.



TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Mas dewa [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang