6. Jealous?

169 14 2
                                    

"Kizuna-teki Fureai...," batin Kakashi. Dirinya melamun, melihat Panti Jompo milik Obito. Begitu baik hatinya, Kakashi jadi merasa rendah diri.

Tangannya di genggam, matanya langsung terpaku pada netra gelap Obito.

"Jangan sering melamun, itu tidak baik."
"Eum, maaf...."

Saat pintu di buka, suasana Panti begitu hangat penuh kasih. Syukurlah mereka baik-baik saja pikir Obito saat itu. Para lansia duduk berjejer di sekitar ruangan yang nyaman itu, wajah mereka pun berseri-seri. Mereka asik bercerita satu sama lain hingga tidak menyadari keberadaan Obito dan Kakashi.

"Konnichiwa...," sapaan akrab Obito membuat kegiatan lansia di panti terhenti.

"Nak, Obito!" Teriak salah satu lansia, mereka langsung berhamburan ke pelukan Obito. Melihat itu, Kakashi sedikit menjauh. Sungguh pelukan nenek-nenek itu sangat erat, Obito hampir tidak bisa bernafas.

Kebahagiaan semakin terpancar saat kedatangan Obito, pria Uchiha itu juga memperkenalkan Kakashi. Mereka sangat terkejut Obito datang membawa kekasih kemari.

Beberapa terkejut sebab bukanlah Deidara yang menjadi kekasihnya. Kakashi yang awalnya agak kaku semakin canggung mengetahui fakta bahwa selama di sini Obito dekat dengan wanita lain sebelum dirinya.

Tapi untuk sekarang Obito tak begitu fokus pada Kakashi, hingga saat mereka berbincang-bincang tiba-tiba terdengar tangisan dari satu nenek di sana, nenek Haruka.

Nenek Haruka berlari tertatih-tatih menuju Obito, Obito segera mendekati nenek Haruka yang sedang menangis. Wajahnya penuh kekhawatiran, "maaf, Nek. Nenek sudah baikan kan?"

Nenek Haruka mengangguk, tak peduli lansia lain yang menatap padanya.

"Obito-kun... nenek sangat merindukanmu. Seminggu lamanya kamu pergi, aku khawatir kamu tidak akan kembali kesini." Nenek Haruka menangis tersedu-sedu.

"Nenek Haruka, maafkan saya jika saya membuatmu khawatir. Saya di sini sekarang, saya berjanji untuk tidak pergi jauh yang lama."

Kakashi memandang wajah hangat Obito, interaksi kekasihnya dengan lansia itu membuat hatinya sedikit menghangat.

Tapi tetap saja, hatinya masih tidak merasa enak. Nama "Deidara" selalu memenuhi otaknya, apakah gadis itu lebih baik darinya? Dia ingin sekali bergabung, tapi entahlah... Tubuhnya sulit untuk digerakkan.

•••

Kakashi pergi mengendap-endap, kini dia berada di taman Panti Jompo tanpa sepengetahuan Obito.

Dia merasa bersalah karena telah bersikap buruk terhadap lansia dan Obito, tapi apalah daya kalimat-kalimat salah satu nenek terngiang-ngiang di benaknya.

"Ku pikir Obito membawa Deidara kemari, tapi ternyata dia membawakan gadis ini."

"Jangan berbicara begitu, gadis ini terlihat baik dan lebih kalem daripada Deidara."

"Justru lebih cocok dengan nak Deidara, karena gadis ini sepertinya lebih muda daripada Obito-kun. Aku takut beban Obito-kun bertambah."

"Apa-apaan mulutmu itu, suaramu sangat keras. Nanti dia sakit hati, bagaimana?"

"Toh, dari tadi dia diam saja. Hanya menyapa kita, tidak kita mengajak berbicara. Beda sekali dengan nak Deidara."

"Lagipula, aku sudah menerawang bagaimana sikapnya kelak. Gerak-geriknya sama seperti mantan menantuku, luarnya saja kalem. Tapi hatinya busuk dan sifatnya seperti ular."

"Memangnya kau bisa menjamin Deidara adalah gadis yang baik?"

"Deidara...," gumam Kakashi.

Setengah jam dia sendirian, pikiran Kakashi semakin kalut.

HOME IS WHERE THE HEART IS [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang