7. The Night

165 11 0
                                    

Dikala keheningan malam menyerang, di saat itulah Kakashi sudah terlelap dalam tidurnya. Kamar nyaman milik Obito menambah nyenyak tidur Kakashi, berbeda dengan Obito dia masih terjaga hingga pukul sebelas malam.

Dia membelai surai perak Kakashi lembut, "maaf, tadi saya tadi sedikit keras denganmu... Saya hanya ingin kamu tidak membawa tidur perasaan tidak enak itu," bisik Obito pelan.

Dirinya akan memposisikan diri agar bisa saling berpelukan , namun suara ponselnya berdering, Obito terkejut. Alisnya berkerut, karena itu adalah nomor tidak di kenal. Dia segera mengangkat telefon tersebut, "halo, dengan siapa ini?"

"Nak, ini aku. Tobirama."

Mendengar suara Tobirama Obito langsung bergeser perlahan dari sisi Kakashi dan turun dari kasur untuk sedikit menjauh.

"Ya, Tobirama-san. Ada apa menelfon malam-malam begini? Ada sesuatu yang penting?"

"Ini... Tentang istriku, Haruko."
"Saya mendengarkan," tegas Obito, namun terkesan lembut.

"Mungkin jika kamu tidak datang waktu itu, entahlah bagaimana nasib Kakashi." Terdengar hembusan napas lelah di seberang sana.

Pikiran Obito ikutan kalut, sepertinya ini pembicaraan yang sedikit serius. Dia duduk di kursi, mengusap mata dan hidungnya.

2 menit tak ada percakapan, Obito pun tak ada niatan untuk menyela Tobirama. Obito mengerti bahwa ayah angkat Kakashi itu membutuhkan waktu.

Tobirama berdehem, "bagaimana kabar putriku?" tanya nya pelan.

"Kakashi baik-baik saja, Tobirama-san tidak perlu khawatir."

"Syukurlah, maaf menganggumu malam-malam begini. Aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar saja," sesal Tobirama.

Obito sedikit heran, suara Tobirama sedikit berbeda. Seperti saat mendengar orang mabuk, dia khawatir.

"Tidak apa-apa, saya juga belum tertidur," ungkap Obito agar Tobirama tidak merasa bersalah.

"Kekhawatiran ku selama ini ternyata benar, Obito. Istriku masih terus membawa beban masa lalu itu. Dia selalu menyalahkan Kakashi atas sesuatu yang bukan salahnya. Aku tahu bagaimana kejamnya dunia pada Kakashi, tapi aku tak tahu akan perasaan istriku sendiri." Suara Tobirama bergetar menahan tangis.

"Seharusnya aku tahu bahwa sejak awal dia tak akan pernah menerima keberadaan Kakashi, tapi jika bukan aku siapa lagi? Dia putri sahabat ku, Nak. Dia tidak memiliki siapapun, bahkan aku masih sangat ingat bagaimana panti mengasingkan bayi kecilnya seperti virus yang menular...," Tobirama terisak-isak, Obito merasa prihatin. Ternyata di balik wajahnya yang garang itu, ternyata hatinya selembut sutra.

"Aku tak pernah mengungkit-ungkit bagaimana sahabat ku mengkhianati ku dahulu. Karena selama ini Haruko tidak tahu bahwa Sakumo tidak bermaksud begitu, Haori lah yang menjebak Sakumo. Dia adalah sahabat ku, aku mengenalnya dengan baik," racau Tobirama tak beraturan.

"Tobirama-san, apa kau mabuk?"

Tak menjawab, Tobirama justru semakin berbicara tak beraturan.

Dia menjelaskan bahwa Sakumo dulu berpacaran dengan Haruko, namun kandas karena kesalahpahaman. Dan itu di sebabkan oleh kekasih Tobirama sendiri. Yang di mana kekasihnya itu adalah sahabat baik Haruko. Rumit, bukan?

Kami... Kepala Obito sangat pening.

"Kekasihku menaruh Obat tidur kepada Sakumo, dia menjebak sahabat ku... Aku tahu sebab di kamar ku ada kamera cctv Obito... Aku menjelaskan nya berkali-kali Tapi Haruko itu tetap tidak percaya, dia sama sekali tak mempercayainya... Aku harus bagaimana?" Suaranya serak parau, Obito sendiri malah diam seribu bahasa. Lidahnya kelu.

HOME IS WHERE THE HEART IS [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang