6. Keguguran

107 5 0
                                    

Meisya menatap suaminya yang masih tidur pulas, meisya akui kalau suaminya ini sangat tampan. Tapi sikap kenzo padanya sangat mesum untungnya hanya mesum pada istirnya tidak dengan orang lain.

Mesiya menarik selimut yang tersibak tangan kenzo. "Mas bangun udah pagi" Bisik meisya.

Kenzo membuka matanya, tatapannya langsung menatap wajah meisya. "Morning sayang" Sapa kenzo mencium bibir meisya singkat.

"Morning" Sapa balik meisya.

Kenzo menarik meisya ke pelukannya, mencium pelan leher mesiya. "Kamu tidak minum pil KB lagi kan?" Tanya kenzo.

Deg

Meisya menggeleng pelan. "T-tidak, kan sudah dibuang sama kamu" Jawab mesiya mendorong pelan tubuh kenzo.

Kenzo tersenyum tipis. "Hari ini kita tidak usah kerja, ah. Lebih tepatnya saya tidak ingin kerja hari ini, saya ingin menghabiskan waktu saya sama kamu." Ucap kenzo membelai rambut meisya.

"Tapi aku harus kerja." Ucap mesiya.

Kenzo menatap datar meisya. "Kan saya sudah bilang kalau kamu tidak bol-----"

"Mas, aku mohon sama kamu jangan paksa aku untuk berhenti kerj-----"

"FINE! KAMU MAU KERJA? SILAHKAN. SAYA TIDAK LAGI MELARANG KAMU UNTUK BERHENTI KERJA, KAMU MAU KERJA SILAHKAN, KAMU MAU SELINGKUH SILAHKAN, KAMU MAU BERDUAAN SAMA BOS KAMU ITU SILAHKAN. KAMU MAU NGELAKUIN APAPUN SILAHKAN SAYA TIDAK LAGI MELARANG KAMU." Marah kenzo beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

BRAK.

Meisya diam menatap pintu kamar mandi yang ditutup keras suaminya. "AKU SUDAH MENANDATANGANI KONTRAK KERJA, AKU TIDAK BISA LEPAS GITU AJA." Teriak Meisya.

BRAK.

***

Mesiya menatap bos-nya yang sedari tadi hanya diam, padahal biasanya bos-nya ini sangat bawel. "B-bos------"

"Meeting jam berapa?" Tanya arul tanpa menatap meisya.

"J-jam sembilan dan jam------"

"Cancel semuanya saya tidak ingin bertemu siapapun." Potong arul melirik meisya.

Meisya diam beberapa detik sebelum ia mengangguk pasrah. "B-baik." Jawab Meisya membalikkan tubuhnya hendak keluar dari ruangan bosnya, belum sempat ia melangkah ia dikagetkan dengan suara gebrakan meja.

BRAK.

"Astaga!" Kaget meisya terlonjat kaget.

Arul menatap lekat meisya. "Kamu." Arul menunjuk meisya menggunakan jari telunjuknya. "Duduk, disini." Suruh arul.

Meisya mengerutkan keningnya. "K-ken-----"

"Duduk." Potong arul menarik meisya duduk di sofa. "Saya mau bicara penting sama kamu." Ucap arul.

"B-bicara apa p-pak?" Tanya meisya gugup.

Arul menganggam tangan meisya membuat sang empu terkejut dan berusaha melepaskan genggaman tangan arul, namun arul menggenggamnya erat. "S-saya mau jujur sama kamu." Ucap arul gugup.

"P-pak j-jangan gini." Ucap meisya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman arul.

"S-saya c-cinta s-sama k-kamu mesiya." Ucap arul gugup.

Bos ku suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang