BAB 11

857 63 7
                                    


~Happy Reading~

Flashback on

Pagi hari yang cerah di hutan belakang mansion saat ini Rhea sedang berlatih sihir dengan sang guru sekaligus mencoba sihirnya setelah hari itu agar bisa fokus dan sedikit mungkin mengeluarkan energi sihir  dengan dampak yang besar.

Dengan pohon besar sebagai sasaran Rhea menajamkan matanya fokus menatap objek di depannya. Perlahan Rhea merasakan partikel mana yang mengecil dan memadat membentuk energi besar yang siap di keluarkan. Semakin Rhea fokus semakin padat pula partikel yang dihasilkan.

Beberapa saat terasa angin berhembus pelan, cahaya hijau pun mengitari tubuh Rhea. Suara cuitan burung yang semula terdengar jelas perlahan menghilang digantikan keheningan.

Dengan gerakan tangan melambai anggun dengan cepat cahaya putih kehijauan keluar dari tangannya.

Duarr!!

Ledakan benda yang terkena sihir bergema di tengah hutan yang sunyi itu.

"Akhirnya Aku berhasil." Ucap Rhea senang dengan nafas ngos-ngosan.

"Hebat!! Kau sangat cepat berkembang baru beberapa hari yang lalu kau tidak bisa bisa mengendalikan mana yang keluar sekarang kau pun bisa menggunakan sihir sedikit dengan dampak cukup besar" Puji Archos yang dari tadi menyaksikan Rhea berlatih. Tak menyangka muridnya yang masih muda dan baru belajar sihir bisa secepat ini.

"Terima kasih guru."

"Archos." Kata Archos tiba-tiba.

"Yah..." Bingung Rhea.

"Sekarang panggil saja Aku Archos jangan terlalu formal denganku anggap Aku temanmu." Pintah Archos setelah melihat potensi Rhea. Dimana lagi dia mendapatkan teman yang jenius sihir, jika potensi Rhea sekarang sebesar ini di masa depan kelak, dia yakin Rhea akan menjadi penyihir jenius abad ini.

Anggap saja Archos licik. Yah bukan licik tapi pandai memanfaatkan peluang. Jika tak pandai tidak mungkin dia menjadi pemimpin menara sihir terbesar di kekaisaran diusia semuda ini.

"Baik Archos" Jawab Rhea senang. Ini memang salah satu cara Rhea untuk bertahan hidup di dunia khayalan ini dengan membangun koneksi dengan orang-orang berkuasa agar bisa di manfaatkan di masa depan kekeh Rhea dalam hati.

"Kau tak menolak langsung setuju begitu saja." Heran Archos melihat Rhea yang Langsung menerimanya menjadi temannya. Tidak kah ia curiga sungguh gadis yang unik.

"Yah kau menguntungkan, rugi jika aku menolak belum tentu di masa depan ada kesempatan seperti ini."  Jawab Rhea blak-blakan terkesan memanfaatkan memang.

Archos melongo mendengar jawaban Rhea yang sangat berani. "Hahaha kau memang beda dari yang lain." Tawa Archos setelah terdiam sejenak. Jika seseorang ditawarkan seperti ini pasti menolak dulu tapi Rhea memang beda. Dia jadi tertarik, eh.

"Sudah cukup sudahi latihannya." Ucap Archos melihat hari yang sudah memasuki waktunya makan siang.  "Di masa depan aku resmi jadi temanmu jadi jika aku mengunjungimu walau bukan jadwal latihan boleh kan." Lanjut Archos.

"Ehh apa... yah boleh silahkan saja tak ada yang melarang juga kan." Kaget Rhea akan niat Archos.

"Baiklah tunggu Aku di kunjungan berikutnya." Jawab Archos dengan senyum tipis.

Rhea terpaku melihat senyum yang jarang diperlihatkan Archos walaupun tipis tapi ketampanan bisa melonjak tinggi. 'tampan... Tokoh fiksi Memang beda' decak kagum Rhea dalam hati.

~¢¢¢~

Aroma harum masakan tercium di seluruh penjuru mansion Archduke, wangi makanan yang kaya akan rempah yang tak biasa membuat orang yang berlalu lalang berhenti sejenak untuk menikmati aromanya.

The Male Lead's ServantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang