part 21

8 1 0
                                    

Ia masih setia dengan tekadnya yaitu tidak akan pernah meminum setetes darah manusia sampai akhir nafasnya.

"Mengapa kau melakukan ini untukku?" Lirih Bianca sambil terisak

"Kau layak mendapatkan hidup yang lebih baik. Ini adalah pilihan terbaik." Tegas Yeova

"Aku tidak bisa membayangkan kehilanganmu. Apa yang harus aku lakukan tanpamu? Aku tidak mau kehilangan sahabat lagi. Yang lain juga sama mereka tidak mau kehilangan lagi! " Racau Bianca sambil menahan air mata

"Ingatlah setiap saat bahagia kita bersama. Aku akan selalu ada di hatimu." Lirih Yeova Dengan senyum tipis

Liana meraih tangan Yeova.

"Tidak, aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja! Kau harus bertahan! Kau harus hidup!" Ujar Liana mulai meneteskan air matanya

"Ini adalah takdirku. Jagalah kenangan kita dan hidup dengan bahagia." Ungkap Yeova

"Kau jahat! Kau tega meninggalkan kami semua huh!? Kami akan merindukanmu setiap hari. Kau harus hidup! Aku gak mau tau kau harus hidup! Masih ada banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu dan dengan yang lainya! Aku ingin menceritakan banyak hal yang terjadi setelah kau menghilang! Kau harus bertahan! " Desak Liana tangisanya pun pecah

"Aku tidak tahu apakah aku bisa melupakanmu. Aku tidak pernah memikirkan bahwa aku akan kehilanganmu." Lirih Bianca yang masih menahan air matanya

"Waktu akan menyembuhkan lukamu. Ingatlah aku dalam kenangan bahagia kita bersama, bukan dalam kesedihan."
Ucap Yeova sambil tersenyum getir

"Hidup adalah perjalanan, dan sekarang waktuku untuk pergi. Jadikan setiap hari berarti. Ingatlah, kepergianku bukanlah akhir. Aku akan selalu melihat mu dari tempat yang lebih baik." Lanjutnya dengan tawa lembut

"Aku tidak percaya jika akhirnya akan seperti ini, aku tidak sanggup menerima kenyataan pahit ini" Lirih Bianca dan tangisan nya pun akhirnya pecah ia tidak kuat lagi menahan air matanya

"Maaf.. Selamat tinggal. Tolong sampaikan pesan ku pada yang lainya bahwa aku mencintai kalian semua" Tawa lembut dengan senyum terindah yang belum pernah mereka lihat sebelum akhirnya Yeova menghembuskan nafas terakhirnya.

Melihat senyuman terakhirnya membuat tangisan mereka berdua semakin pecah, mereka menangis hingga terisak. Tangisan kesedihan mereka berdua membuat Arka dan Bima tersadar dari pingsanya dan melihat apa yang terjadi. Setelah melihat Yeova yang tergeletak tak bernyawa membuat mereka berdua syok. Bima ikut menangis histeris melihat sahabatnya mati dengan mengenaskan. Ia yang tidak menerima kenyataan itu berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. Tapi sayangnya itulah kenyataan nya Yeova telah pergi meninggalkan mereka semua.

"Jahat! Tega banget lu ninggalin kita semua!" Racau Liana sambil terus menangis hatinya terasa pecah. Bianca yang tidak kuasa melihat kepergian Yeova terus menangis meratapi nasib. Bima terus terusan mengutuk takdir yang membuatnya kehilangan sahabatnya kembali. Arka yang berusaha menenangkan mereka juga kewalahan dan hatinya pun ikut teriris melihat teman temanya. Alam pun turut ikut bersedih seakan ia juga turut berduka atas yang mereka rasakan.

Liana memohon dengan putus asa, memeluk tubuh Yeova dan berdoa dalam hati agar dia membuka matanya " kumohon.. kumohon.. bukalah matamu aku tidak mau kehilangan sahabat ku"

Liana bisa merasakan tubuh Yeova perlahan menjadi dingin " Kami tidak akan membiarkan mu pergi... aku akan melakukan apapun agar kau membuka matamu kembali. Jadi tolong bukalah matamu.. apa pun yang terjadi.. aku akan membuatmu hidup kembali... tolong.. buka matamu..minum lah darahku... Bangun! Cepat minum darahku! Kumohon bangun dan minum darahku.. "

"Cukup Liana! Yeova sudah pergi.. Ia takkan bisa hidup kembali biarkan ia tenang di alam sana. Ia pasti akan sedih dan merasa bersalah jika melihatmu menangisi kepergiannya." Tutur Arka.

Liana yang masih setia memangku dan memeluk tubuh Yeova yang mulai mendingin. Tangisan demi tangisan kepdihan yang mereka rasakan sangat menyesakkan. Mereka terus menangisi kepergian Yeova sampai mereka tidak menyadari seseorang telah mendekat ke arah mereka. Orang bertudung hitam tersebut sejak awal melihat segalanya apa yang terjadi. Ia melihat dari awal hingga sekarang sejak pertarungan dimulai. Ia mengamati dalam diam dan tak bergerak sedikitpun hingga akhirnya ia pun bergerak. Entah apa yang ia pikirkan sehingga ia mulai mendekat. Tanpa sepengetahuan mereka ia mendekati Felicia yang masih pingsan.

Felicia yang tergeletak jauh dari mereka masih dalam keadaan pingsan tidak mengetahui apa yang terjadi tapi ia juga ikut turut mengeluarkan tetesan air mata. Felicia turut menangis dalam pingsannya seakan mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya.

Orang bertudung tersebut mendekati Felicia dan menatapnya dalam diam. Setelah beberapa detik ia menatap Felicia ia pun menghilang dan meninggalkan sebuah arloji yang sudah terpasang di tangan Felicia. Arloji itu seakan dibuat untuknya sangat indah dan serasi dengannya.
"Kuharap itu akan membantumu, suatu saat kita pasti akan bertemu kembali" Bisiknya lembut sebelum menghilang

Di sisi lain Adrian yang berada di kastil Calista mendapat berita tentang pertarungan tersebut dan kematian Yeova. Ia sangat senang setelah mendengar kematiannya tapi ia langsung khawatir pada teman temannya yang ikut serta dalam pertarungan tersebut. Ia pun tanpa sepengetahuan Calista langsung meninggalkan kastil tersebut dan pergi menemui temannya. Setelah sampai di lokasi tersebut ia keheranan dengan keadaan tersebut.

"Hei apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian menangis? Apa yang terjadi? " Tanya Adrian pura pura tidak mengetahui apa yang terjadi

"Adrian? Syukurlah kau selamat kami mencarimu kemana mana! Kau kemana saja? " Ucap Arka

"Jawab pertanyaan ku! Apa yang terjadi? " Tanya Arka

"Ki... hiks... kita hiks.... diserang hiks
.... oleh para vampir hiks.... lalu hiks... huwaaaa" Ungkap Bianca sambil menangis sesenggukan dan tidak kuat melanjutkan ceritanya. Adrian hanya memperhatikan dan mengamati sambil kebingungan. Sedangkan liana tidak kuasa berkata apapun sehingga ia membiarkan Bianca berbicara.

"Kenapa mereka malah menangisi vampir sialan itu? " Batin Adrian

"Siapa dia? " Tunjuk Adrian pada Yeova

Bianca pun melanjutkan ceritanya dengan sangat tidak jelas. Ia meracau sambil menangis membuat yang lain tidak mengerti apa yang dia bicarakan hanya Bima yang dapat memahami racauanya.

"Ohh, apa yang dia katakan Bima? " Tanya Arka menirukan nada upin ipin yang bertanya pada Raju.

"Ck, makanya dengerin! Dia Yeova sahabat kita yang telah lama menghilang. Ia telah pergi meninggalkan kita demi menyelamatkan kita. " Ungkap Bima membuat Adrian kaget

"Sahabat? Bukankah dia vampir? Bagaimana bisa kalian berteman dengan vampir?" Tanya Adrian dengan penuh keterkejutan

" Yeova sahabat masa kecil kita hiks... dia menghilang entah kemana hiks... ternyata ia menghilang karena masuk dunia ini hiks... lalu ia menjadi vampir hiks... gara gara Calista sialan yang menyerang kita hiks.... dia juga membunuh sahabat kami yang lain hiks...aku akan membalasnya hiks..." Murka Bianca sambil masih sesenggukan

"Kita harus membunuh Calista sialan itu! " Cetus Bima yang diangguki oleh semuanya kecuali Adrian yang masih terdiam. Ia merasa bersalah pada mereka hanya karena kebenciannya terhadap vampir dan kejadian masa lalunya yang membuat nya membenci vampir. Ia merasa tidak seharusnya ia melakukan ini, ia menyadari suatu fakta bahwa tidak semua vampir jahat dan ia telah ditipu oleh perkataan manis Calista yang membantunya membunuh vampir.

Ia merasa dibodohi ia kesal namun ia juga tidak bisa menyalahkan semuanya pada Calista karena ia juga bersalah. Ia merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya terpedaya oleh akal bulus ratu vampir dengan membantu nya. Setelah ia mendengar keseluruhan cerita ia pun paham dan sangat menyesal.

TBC

Eterna Resurgence NocturnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang