❗TYPO BERSEBARAN ❗
"gimana keputusan kamu? Mau kan kamu menerima kejodohan itu? Teman anak Papa itu anak yang baik dan apa yakin dia bisa menjadi istri solehah seperti impian para suami termasuk papa"
Hyunjin menatap ayahnya "jangan bawa-bawa papa, emangnya Papa nggak kapok kemarin kena semprot mama?"
Bangchan memperhatikan sekitar"mamamu nggak ada, jadi nggak masalah" kekeh lelaki paruh baya itu.
Hyunjin terdiam memikirkan dia akan dijodohkan dengan seorang wanita. Siapapun wanitanya, dia yakin wanita itu akan menjadi wanita paling beruntung karena berhasil nikahkan lelaki tampan sepertinya.
Membayangkan itu, tanpa sadar Pak Hwang, tersenyum sendiri.
"Kamu kenapa senyum-senyum begitu" bangchan memicingkan kedua matanya. "Kalau kamu sudah senyum-senyum begitu artinya kamu setuju dengan perjodohan ini?" Tanyanya kemudian.
Pandang mata bangchan tidak lepas dari anak pertama dan hanya satu-satunya itu.
"Aku butuh waktu untuk berpikir, pa, menikah itu kan bukan hanya menyatukan dua manusia tapi dua keluarga. Jadi aku harus benar-benar yakin kalau wanita itu memang terbaik"
"Justru itu kamu menjodohkan mu dengan anak teman Papa karena Papa sudah mengenal keluarga wanita itu, bahkan kami sangat dekat. Papa yakin kelak suatu saat nanti di pernikahan kalian tidak akan ada permasalahan apa-apa."
Hyunjin terdiam sejenak lalu kembali mengatakan "Aku takutnya justru wanita itu yang menolak perjodohan ini"
"Tidak mungkin dia menolak pernikahan ini yang ada dia senang karena dijodohkan dengan lelaki tampan dan seorang dosen seperti ini" puji bangchan.
Pujian itu tentu saja sukses membuat seorang hyunjin tersenyum lebar
"Gimana? Kamu mau kan? Kalau kamu mau, Nanti papa akan memberitahu keluarga calon istrimu. Tapi kalau untuk bertemu mereka meminta saat ijab kabul nanti"
"Hah? Ketemu saat ijab kabul? Sama aja kayak beli kucing dalam karung pagi mana kalau wanita ini..." Hyunjin menghentikan ucapannya
"Wanita itu cantik, tenang saja titik Papa sudah melihat orangnya." Bangchan tersenyum lebar.
"Menurut Papa cantik, tapi belum tentu menurutku cantik. Kita kan beda, kambing dibedakin aja menurut Papa cantik" gumam hyunjin.
"Hehe, tenang saja. Wanita itu cantik banget kok nggak ada obat kalau kata orang zaman sekarang. percaya aja sama papa kalau kamu bakal suka sama pengantin wanita."
Hyunjin tujuan sambil menetap wajah ayahnya, sejujurnya ada keraguan Di hati kecil. Mengingat, bagi sang ayah...tikus pakai bandana saja cantiknya bukan main, jangan-jangan wanita itu......
"Berapa usianya? Tinggi badan dan berat badan aku bisa menebak kalau wanita itu memang cantik."
Bangchan terdiam sejenak "tunggu sebentar aku mau bertanya dulu sama temen papa."
"Kenapa bapak nggak sekalian aja minta foto wanita itu?"
"Mereka meminta untuk menghasilkan dulu, buat kejutan"
"CK, kejutan apa? kok aku jadi takut. Jangan-jangan spek kuntilanak lagi yang mau dijodohkan denganku"
"Bukan, Yang jelas lebih cantik dari kuntilanak"
" Nah, ini baru dapat balasan titik foto teman kakak itu berusia 21 tahun, tinggi badan 165 cm, berat 50 kilo, kulit putih, bentuk wajah oval, mata bulat, indah. Bibir merah. Kamu bisa membayangkan dia seperti apa?"
Hyunjin mencoba membayangkan wajah wanita yang ingin dijodohkan oleh karena saat mencoba membayangkan wajah wanita tersebut sama yang terlintas justru wajah lulu.
••••••••••••••••
"Lulu ngga mau dijodohin! Emng nya lulu cewek ngga laku?"
Lulu menolak tegas perjodohan itu dengan alasan yang masuk akal. zaman sudah tak canggih kok masih aja ada kejodohan seperti zaman baheula.
"Tapi papi mu yang mau mintanya nak. Kamu tahu kan bagimu sedang sakit? Kamu harus menikah sebelum Papi nggak ada di dunia ini"
Wanita paruh baya yang tak lain ibu lulu, dengan penuh harapan agar anaknya yang menikah dengan lelaki pilihan changbin ayahnya name yang saat ini sedang menjalani pengobatan di rumah sakit karena mengalami komplikasi penyakit mematikan.
"Tapi mi, kalau soal nikah name bisa kok minta Felix nikahin lulu, gak usah dijodohin segala."
"Tapi lu, papi mu maunya kamu menikah dengan lelaki pilihan papi" ucap Han(nie)
Lulu terdiam lalu berbicara "pokoknya lulu nggak mau. Kalian bisa dong ngatur aku. Aku berhak memilih jalanku sendiri dan aku juga berhak siapa pasangan untukku" gadis itu pergi meninggalkan rumah meninggalkan ibunya yang masih duduk di ruang keluarga.
••••••••••••••
Lulu benar-benar menolak perjodohan.dia meninggalkan rumah dan saat ini sedang menunggu jemputan dari kekasihnya bernama Felix.
"Gimana sih?" Gumam lulu lalu mengambil ponsel di dalam saku celananya.
Tak berapa lama, telepon darinya di angkat oleh Felix.
"Kamu jadi kesini gak sih?" Tanya lulu dengan kesal
"Iya, sebentar ini lagi di jalan macet" jawab felix
"Cepetan, ada yang mau aku omongin tentang kita" kata lulu "kayaknya serius banget sih" canda felix
"Kamu sayang sama ku kan?" Tanya lulu
"Jelas dong sayang, kenapa emng nya?" Tanya Felix
"Kalau gitu nikahin aku" kata lulu to the point
"Hah? Kamu bercanda kan?" Tanya Felix. Name tak menjawab, lalu tiba-tiba Felix mematikan telepon nya.
"Kok dimatiin sih" kesal lulu setelah itu lulu mendapatkan pesan dari Felix
(Baterai ku habis kayaknya aku gak jadi jemput kamu deh hari ini maaf nya honey)
Setelah membaca pesan itu lulu tentu saja kesal dengan felix
Thank you for reading
See you in the next chapter
Don't forget to vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Dosen Galak (Hwang Hyunjin)
Novela JuvenilCerita ini hanya di buat untuk hiburan semata, tak Berniat untuk menjatuhkan pihak manapun. Setiap adegan dalam cerita hanya fiksi. Update klo niat HAVE FUN