7. Mencari Perkara

1.5K 158 22
                                    

Jake memegang gelas cup yang berisi air hangat, di hadapan nya ada Heeseung yang berdiri. Kedua tangan pria itu mengukung meja, dengan ekspresi datar.

"Ceritakan."

Jake meletakkan gelas itu sampai bunyi benturan dari gelas dan meja terdengar.

"Mereka orang yang sama seperti yang waktu itu, aku tidak tau pasti namun tiba-tiba mereka muncul dari gang itu dan menarik lengan ku. Aku sempat melawan namun mereka bertiga terlalu kuat."

"Lebam di bibir mu, ulah mereka?"

"Eung, tenang saja aku sudah merasa jauh lebih baik."

Heeseung memilih menarik kursi meja makan dan duduk di sana, apa nya yang jauh lebih baik. Tubuh anak itu masih belum bisa tenang, Heeseung tidak bisa membayangkan jika ia telat datang.

"Mulai besok akan ku antar jemput, jangan pergi keluar seorang diri."

Jake hanya mengangguk kaku, lalu menenggak habis air di gelas. Ia memilih beranjak dari sana dan menuju kamar nya, tanpa berbicara. Jake mendengar suara sepatu melangkah di belakang nya, kepala nya memutar ke belakang melihat Heeseung berdiri mununggu nya menaiki tangga. Tubuh tinggi dan tegap itu tepat di belakang nya, lengan kemeja yang di gulung dan tangan yang menenteng jas hitam nya.

Jake mengernyit heran padahal tangga nya sangat luas dan masih ada space di sebelah kiri mereka , namun Heeseung malah diam. Tidak ingin berdebat sebab tubuh nya lelah, Jake melanjuti langkah nya. Malam ini ia akan mencoba tidur lebih cepat.

———

Hari berganti dengan cepat, pagi ini Jake sudah sampai di sekolah lagi. Pastinya ia datang bersama Heeseung, kali ini pria itu mengantarkan nya sampai depan gerbang. Jake dengan kesal mendorong dada itu.

"Sudah! Apa kau ingin ikut masuk dan mengulang semua mata pelajaran SMA?!"

"Baiklah baiklah, jangan pergi kemana-mana sampai aku datang dan mengantar mu ke tempat kerja."

"Eung! Dah~" Jake melambai dengan malas lalu ia berlari setelah nya, sesekali membenarkan jaket nya yang merosot dari bahu nya.

Heeseung menggigit pipi bagian dalam, tanpa sadar terkekeh. Ia bahkan terlihat seperti Wali dari anak itu.

"Apa aku harus mengubah sedikit style ku?" Heeseung berbalik menuju mobil nya sembari kepala nya miring, menimang-nimang ide baru nya.

———

Bahu Jake di tepuk dari arah belakang, ia terkejut dan hampir menyipratkan air keran dari wastafel.

"Hey! Ini aku."

"Riki? Kau sedang apa?" Jake melanjutkan acara membasuh wajah nya. Ia merasa mengantuk saat di kelas jadi berakhir diri nya membasuh wajah.

"Ingin buang air kecil tentu saja, omong-omong apa kau tau Jake? Kemarin malam ada seorang murid yang hampir di perkosa di gang samping supermarket di dekat halte bus 2"

Gerakan tangan nya terhenti saat sedang menarik tisu, tubuh nya kaku. Ingatan malam itu kembali, Jake merasa tidak nyaman. Namun sekarang ia merasa lebih baik, tidak ada rasa takut berlebihan seperti malam kemarin.

"Itu aku," Jake berujar santai, tidak ingin menutup-nutupinya juga. Ia hanya ingin teman-teman yang lain waspada, cukup kejadian seperti itu saja yang menimpa nya.

"KAU SERIUS?!" Riki berteriak yang mana menggema di seisi kamar mandi.

"Eung! Aku memberitahu ini agar kalian berhati-hati."

"Kau bisa melaporkan nya ke polisi, orang seperti itu hanya membuat resah. Pulang sekolah nanti coba lah kau datang ke kantor polisi, aku tidak bisa menemani mu sebab ada pelatihan sepulang sekolah nanti."

FALLS  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang