4. Masuk Perangkap

1.7K 163 15
                                    

Jake tidak fokus selama mengerjakan tugas kerja kelompok nya sebab kejadian kemarin malam, ia sedang berada di rumah salah satu teman nya. Di apartment mewah daerah Gangnam, saat menginjakkan kaki nya di sini Jake merasa seperti menciut. Ia menatap ke arah Sunoo yang masih fokus pada buku tulis di hadapan pria manis itu.

"Kalian ingin makan malam di rumah ku?" Jungwon menawari dengan suka rela.

"Ah.. terimakasih, aku akan makan di luar saja setelah ini." Jake menolak dengan sopan, ia merasa tidak enak sebab harus menyusahkan teman nya itu.

"Aku akan ikut bersama Jake," Sunoo berujar setelah nya.

"Heum.. baiklah, tetapi lain kali aku akan memaksa."

Ketiga nya terkekeh, Jungwon memang terlalu baik. Jake hanya tidak ingin di anggap mencari kesempatan sebab berteman dengan anak orang kaya, teman-teman nya belum banyak yang mengetahui bahwa Jake adalah anak seorang pejudi dan orangtua yang memiliki banyak hutang. Mereka pun tidak tahu soal Jake yang sempat berhenti sekolah sebab biaya yang mahal. Itu sebab nya di umur nya yang memasuki 20 tahun ia masih menduduki bangku SMA.

Jake benar-benar tertutup namun ia menutupi nya dengan gampang berbaur dengan teman sekolah nya, sebentar lagi akan kelulusan. Ia benar-benar bekerja keras untuk menata kehidupan baru nya. Jake terkesiap saat bahu nya di senggol, ternyata ia melamun selama berada di dalam lift.

Lift berhenti di lantai 19, unit milik Jungwon berada di lantai 21. Sedangkan apartment ini memiliki 26 lantai. Jake menggeser tubuh nya ke belakang sembari memperhatikan ke bawah takut-takut barang nya ada yang terjatuh, setelah mendongak pintu lift terbuka. Jake terdiam sesaat, ia reflek menyembunyikan wajah nya di balik punggung seseorang di hadapan nya.

"Ya tuhan, mengapa Paman itu selalu berada di mana-mana."

Jake bergumam dalam hati, bibir nya ia gigit masih dengan wajah yang ia sembunyikan. Pintu lift kembali terbuka, Jake melotot saat punggung di hadapan nya menghilang. Ia lantas mendongakkan wajah nya dan langsung bersitatap dengan mata tajam dari arah sebelah kiri nya.

"Ck."

Jake melihat wajah itu berdecak lalu terkekeh, diri nya malu. Sebab persembunyian nya gagal, berdeham dengan percaya diri lalu mengangkat dagu nya. Ia melirik ke arah Sunoo yang fokus pada ponsel nya tidak menyadari situasi rumit yang sedang Jake rasakan.

"Sunoo-ya, seperti nya aku akan makan malam di rumah saja. Kita akan berpisah di depan apartment nanti, Okay?"

"Tiba-tiba?"

"Eung! Aku harus menghemat hari ini." Jake berbisik di telinga kanan teman nya, namun perkataan nya masih dapat di dengar oleh Heeseung.

Lift sampai di lantai 1, Jake dengan cepat menarik lengan teman nya untuk keluar dari lift. Kaki nya berjalan dengan cepat menuju keluar, ia tidak ingin bertemu dengan pria gila itu lagi. Setelah melambaikan tangan nya ke arah Sunoo yang sudah berada di halte bus, Jake memilih menaiki bus di halte depan. Ia berlari sesekali melirik ke belakang takut jika pria itu mengejar nya.

"Haaa.." Nafas nya memburu, Jake hampir sampai di halte. Ia memilih berjalan dengan santai sembari mengibaskan rambut hitam legam nya ke belakang, tubuh nya menunduk memegang lutut nya. Dengan tangan yang menggapai kursi halte.

"Kau begitu menyukai olahraga lari rupa nya."

"AAAARRGHH!!"

Jake melompat dari tempat duduk nya, jantung nya makin berpacu. Sejak kapan pria itu di sana? Jake menelisik dari atas sampai bawah, pria itu masih menggunakan pakaian yang sama saat di lift tadi. Jas berwarna coklat dengan mantel yang senada, begitu mencolok.

FALLS  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang