10. Titik Kumpul

1.4K 126 14
                                    

Jake berjalan dengan malas, tubuh nya banyak bergerak sebab merasa terintimidasi dengan tatapan para warga di desa yang sedang ia datangi bersama Heeseung. Dengan langkah pelan nya ia ikuti pria itu di belakang, di daerah ini seperti nya habis hujan, tanah yang sedikit becek dengan awan yang masih gelap.

"Apa masih jauh? Atau sedikit lagi? Berapa menit la—ooh"

Ocehan nya terhenti ketika Heeseung berhenti di salah satu rumah yang bangunan nya sedikit rendah, Jake memperhatikan Heeseung yang mengetuk pintu dengan pelan.

"Tuan?"

Alis Jake mengernyit heran, pria itu jarang memanggil seseorang dengan sopan, bahkan kepada Ayah nya sendiri. Jake pun makin penasaran saat pintu itu terbuka perlahan, sedikit mengintip nya sebab pintu nya terlalu rapuh jika di buka secara kasar.

Tubuh Jake kaku, pupil nya melebar. Reflek sedikit memundurkan kaki nya, pria tua di hadapan nya mungkin sudah berubah dari segi penampilan, namun tak bisa menyangkal jika Jake mengenali pria tua itu.

"Ayah.."

"Mari masuk lebih dulu Tuan muda." Tanpa membalas tatapan dari sang anak, pria tua itu menyuruh kedua nya masuk.

Heeseung tersenyum lalu menengok ke arah yang lebih muda, air mata yang menggenang membuat pria Lee terdiam. Berbalik menghadap Jake, yang lebih tua berbisik sembari tangan nya mengelus pipi gembil Jake.

"Ini baru setengah dari rencana ku, pastikan air mata mu cukup untuk di keluarkan nanti nya."

Jake memilih mendorong dada itu kasar, lalu masuk ke dalam lebih dulu. Setelah di dalam pandangan nya bertemu, dengan canggung Jake duduk bersila di lantai yang sudah di beri alas kasur tipis.

"Bag—"

"Dia setuju untuk ikut bersama ku," Heeseung berujar, menyela ucapan Jake.

Helaan nafas keluar dari pria tua itu, lalu mengangguk. Ia tatap wajah putra nya, pipi tirus nya terlihat lebih berisi.

"Bagaimana kabar mu?"

Tubuh Jake kaku, mata nya memerah. Dengan sekali tarikan ia menjawab, tidak ingin menangis sebab ucapan pria Lee itu ada benar nya juga. Entah kejutan apa yang sedang mereka lakukan.

"Aku, baik." Setelah mengatakan 2 kata itu, kepala nya menoleh ke arah lain tidak ingin menatap sorot mata yang menatap nya sendu itu.

"Datang ke tempat ini ketika kau merasa hari mu berat."

"Kalau seperti itu, aku akan datang setiap hari. Karena aku merasa berat setiap hari nya sebab ada paman ini."

Heeseung terkekeh, merasa gemas melihat Jake dengan hidung memerah dan bibir yang berwarna pink merona.

"Kapan jadwal penerbangan kalian?"

"Malam ini, pukul 8 tepat nya."

"Ku serahkan semua nya pada mu," Ujar kepala keluarga Sim, ke arah putra tunggal Lee.

———

Jake mengernyitkan alis nya, penampilan nya berubah. Lebih tepat nya, Heeseung yang merubah nya. Pria itu membawa penata rambut untuk mengganti gaya rambut Jake. Rambut panjang nya dengan klimis di sisir ke belakang, memperlihatkan dahi nya.

"Untuk apa?"

"Hm?"

"Berpenampilan seperti ini?"

Yang lebih tua enggan menjawab, memilih memutar setir ke arah kiri. Dan kembali fokus ke arah jalanan. Kedua nya dalam perjalanan menuju ke bandara.

Bugh

Mata yang lebih tua membelalak saat satu pukulan melayang ke arah lengan nya. Anak anjing nya merajuk?

FALLS  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang