11. Gadis Perempuan

1.5K 149 18
                                    

Tidak sadar diri saat mengajukan imbalan yang malah mempersulit diri nya sendiri, tubuh yang lebih kecil terdorong-dorong di atas meja makan. Dengan kaki yang terbuka lebar melingkar di pinggang yang lebih tua.

"Se-bentar.. Unghh.."

Cup

Cup

Kecupan basah dari bibir tipis Heeseung mendarat di tulang selangka Jake yang mengintip. Tangan kecil nya berusaha mendorong dada Heeseung menjauh sebentar sebab bibir nya terasa kebas.

"Tunggu-Uhmmpp.. Ahng.."

"Bagaimana ini? Aku bahkan belum merasa kenyang."

"Hah.. Gila.. Ughh.."

Jake menggeliat saat Heeseung mengecupi leher nya, keduanya begitu gila. Jake bahkan tidak bisa menyadarkan diri nya sendiri, apa ini nyata? Tangan nya terangkat mengusap tengkuk Heeseung yang malah di sambut helaan nafas di sekitar telinga nya.

"Usap itu lagi." Heeseung meminta dengan suara berat.

Jake mengusap dan meremas tengkuk yang lebih tua, bibir kedua nya kembali bertemu. Melumat satu sama lain, Heeseung melepas mantel dan jas nya. Menyisakan Vest dengan kemeja putih.

"Ak-aku haus.."

Heeseung menjauh sebentar lalu menuju kulkas, mengambil satu air botol dingin yang di sediakan hotel. Tubuh nya berbalik, menatap Jake dari jauh dalam posisi pakaian pria itu berantakan sekali. Membuat Heeseung melonggarkan dasi nya, menenggak air lebih dulu.

Cup

"Ahng..."

Jake menelan air minum yang ia terima dari mulut yang lebih tua, ingin menolak namun tubuh itu kukuh sekali, tidak berkutik saat Jake mendorong nya.

"Cukup-Ngahh.."

Heeseung mengukung tubuh kecil Jake, memperhatikan tiap gerakan yang Jake buat. Mengusap dagu nya menggunakan telapak tangan dengan kemeja putih nya yang berantakan. Rambut panjang nya menutupi manik puppy pria itu.

Heeseung menjilat dagu hingga ke sisi bibir Jake, membuat yang lebih muda menutup mata nya. Setelah di rasa anak anjing nya sudah kacau, Heeseung menjauhkan tubuh nya.

"Cepat turun dari sana, apa kau berniat mengangkang untuk ku hari ini?"

Brak!

Jake menuruni meja sembari membanting kursi meja makan sebelum duduk di sana, ia membenarkan letak kancing kemeja nya. Menatap nanar ke arah mantel dan jas milik Heeseung yang tergeletak di lantai.

"Persetan dengan imbalan, dasar bajingan mesum..."

———

Jake membuka mata nya, jam menunjukan pukul 8 pagi. Hari ketiga berada di Shanghai tidak banyak yang bisa Jake lakukan seorang diri, sebab ia harus membawa mesin uang nya kemana-mana. Merasa ingin bebas namun ia begitu miskin untuk berkeliyaran di negeri orang.

Jake hendak bangkit dari kasur namun lengan seseorang melingkar erat di pinggang nya, helaan nafas keluar lantas menghempas lengan itu kasar.

"Ingin sarapan apa?"

Jake tak menanggapi, memilih ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya sebelum menuju dapur. Yang lebih tua terkekeh lalu kembali memejamkan mata nya.

"Bangun, sialan!"

Jake melempar Heeseung menggunakan sandal miliknya, membuat gelak tawa makin menggema. Memilih tak menghiraukan pria dewasa mesum itu, Jake duduk di meja bar dapur sembari termenung.

FALLS  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang