1. Paman Penculik?

2.4K 175 13
                                    

Tangan nya beberapa kali menaikkan tas ransel yang merosot dari bahu kanan nya. Tubuh nya di penuhi peluh dengan tangan yang memegang susu kemasan yang di beli nya dari supermarket. Mengibaskan kerah baju dobok nya dengan agresif, mata puppy itu menyipit ketika melihat tiga orang berawakan tinggi dan sangar berada di depan pintu rumah nya.

"Aish! Apa mereka belum menemukan Ayah ku?"

Tang!

Membuang bekas susu nya ke tong sampah dengan kasar sampai atensi tiga orang di sana teralihkan. Jake dengan lesuh mendongak menatap wajah tiga orang itu, lalu ia baru sadar mobil mewah terparkir di sebrang rumah nya. Menelan ludah gugup lalu berdeham.

"Ehem! Ayah ku belum kembali, jika kalian sudah menemukan nya lebih dulu tolong pertemukan aku pada nya. Anak yang di telantarkan nya ini membutuhkan uang untuk bertahan hidup." Saat tangan nya hendak membuka kenop pintu suara lain menginterupsi.

"Apa kau benar-benar tidak mengetahui dimana Ayah mu?"

"Aku benar-benar tidak tahu Paman, ayolah. Aku bahkan sibuk belajar untuk mengikuti ujian dan mengikuti les taekwondo, bukan kah aku terlihat seperti orang yang sibuk? Huh?"

Tangan nya naik-turun untuk memperlihatkan dobok yang sedang ia pakai sekarang, memutar bola mata nya malas sebab ia ingin cepat-cepat beristirahat sekarang. Namun paman-paman di hadapan nya seperti tidak pernah absen mendatangi rumah nya.

"Apa aku sudah boleh masuk?"

Jake memastikan dengan eksrepsi penasaran saat melihat paman-paman itu melihat satu sama lain. Saat ia lihat salah satu nya mengangguk senyum cerah terpatri lalu tubuh nya membungkuk sopan dan menarik kenop pintu rumah nya.

Setelah memasuki rumah nya dan mengunci pintu, punggung nya menempel di balik pintu untuk memastikan mereka telah pergi. Jake mengintip dari celah kecil di pintu nya dengan susah payah, samar-samar ia melihat mobil itu pergi dari sebrang rumah nya.

"Huft... Mereka mengerikan."

Dengan bahu yang merosot dan menyeret tas ransel nya ia menuju satu-satu nya ruangan yang biasa ia gunakan untuk tidur. Merebahkan tubuh nya di lantai rumah sepetak yang di tinggalkan Ayah nya sejak ia menginjak usia 18 tahun. Sudah 2 tahun pria tua itu tida kembali, dan Jake tidak tahu bagaimana keadaan pria itu sekarang.

Merasa tidak ada yang perlu ia tangisi sebab semua yang terjadi pada pria itu karena ulah nya sendiri. Beranjak dari sana untuk menuju dapur kecil yang berdampingan dengan kamar mandi, Jake akan ingat mempunyai stok nasi untuk ia makan malam ini.

"Setidaknya untuk malam ini aku tidak akan makan ramen lagi."

———

Ketukan ujung sepatu chelsea boots di dalam mobil itu terdengar, dengan tak sabar ia menunggu dan memperhatikan dari dalam mobil apa yang sedang di bicarakan anak buah nya dengan bocah itu. Heeseung mengernyit heran saat bocah itu memasuki rumah nya dengan mudah. Decakan terdengar ia lantas menurunkan kaca mobil nya, menunggu apa yang akan di katakan anak buah nya.

"Sepertinya anak itu memang tidak mengetahui apapun, Tuan."

"Ck. Bagaimana bisa kau begitu yakin?"

"Anak itu mengatakan bahwa Ayah nya tidak memberi nya uang setelah menghilang." Heeseung terdiam lalu ia mengisyaratkan anak buah nya untuk kembali ke mobil mereka.

"Bawa aku pulang ke Mansion, besok pagi siapkan mobil untuk ke kantor Ayah ku."

"Baik, Tuan."

Kembali membenarkan cara duduk nya, Heeseung memikirkan cara yang ada di otak nya. Sebelum melakukan itu ia akan berbicara kepada sang Ayah.

FALLS  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang