All Pair {7}

160 13 0
                                    

18+!

Blood!

Mpreg!

No minor!

Ternyata merealisasikan hidup bersama tidak semudahyang dikatakan. Pernikahan Tuan Jeong sudah dilaksanakan, Yunho sudah memegangjabatan sang ayah di perusahaan begitupula dengan Wooyung. Namun merealisasikan untuk Mingi, Yunho serta San dan Wooyoung hidup bersama tidak semudah itu. Mereka semua disibukkan dengan urusan masing-masing.

"Kak Joong, ada pembelot di organisasi kita. Banyak stok senjata hilang."

Bersamaan dengan perkataan Jongho, Hongjoong mendapatkan telpon dari Seonghwa yang mengatakan bahwa ia dan Yeosang saat pulang dari toko roti hampir diserempet oleh mobil. Hongjoong yang mendengar itu segera menyuruh Jongho untuk mengcek apakah hal itu berkaitan dengan pembelot yang muncul.

"Mingi. Bersiaplah untuk mengeksekusi."

"San, telusuri klien-klien kita, apakah ada diantara mereka yang ikut andil dalam hal ini."

Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Begitupula dengan Yunho dan Wooyoung. Banyak bawahan mereka yang tidak mempercayai mereka menjadi pengganti ayah mereka dan melakukan protes.

"Tuan Yunho, bagian pemasaran tidak mau bekerja sama jika anda tidak melakukan apa yang mereka pinta."

"Pecat saja kalau begitu. Siapa mereka yang berani menuntut hal-hal yang tidak masuk akal."

"Tuan Woo, ada beberapa orang membentuk kelompok pembelot karena tidak percaya dengan kepemimpinan anda."

"Biarkan saja, kita lihat seberapa jauh mereka berbuat. Jika sudah tidak bisa diampuni habisi saja. Aku tidak membutuhkan orang-orang yang tidak percaya kepadaku."

--

Mingi saat ini sedang berada di ruang eksekusi. Dihadapannya ada dua orang yang kemarin hampir mencelakai Seonghwa dan Yeosang.

"Sekali lagi aku bertanya pada kalian. Siapa yang menyuruh kalian untuk mencelakai keluargaku?"

Dua orang itu diam tidak mau menjawab. Mereka memilih membalas tatapn tajam Mingi dengan tatapan menantang. Mingi yang mendapatkan perlakuan seperti itu menjadi maraha. Ia segera mengambil sebuah pisau yang telah disiapkan, membakarnya dengan api yang sengaja dinyalakan di dalam ruangan itu.

"Baiklah jika kalian tidak mau menjawab."

Mingi mendekat pada salah satu orang itu. Ia memaksakan lidah orang itu untuk keluar. Menempelkan pisau panas tersebut pada lidah orang itu. Rasa sakit segera menjalar pada lidah orang tersebut, ia berteriak dan menangis saat meresakan pisau panas itu semakin ditekan oleh Mingi. Temannya yang melihat itu menatap ngeri Mingi.

"Akan aku katakan, tapi kumohon jangan sakiti kami."

Mingi yang mendengar itu mengehntikan kegiatannya. Ia menatap puas lidah orang tadi yang melepuh dan mengeluarkan darah.

"Tergantung seberapa berharga informasi yang kau berikan padaku."

Pria itu menatap takut pada Mingi. Ia menyesali kepetusuannya tadi yang memilih diam. Melirik pada temannya yang sudah dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Ka-kami disuruh oleh organisasi red kingdom untuk memberikan peringatan pada kalian dengan mencelakai kekasih ketua kalian."

"Red kingdom?"

"Ya. Me-mereka membayar kami ratusan dollar untuk melakukan hal tersebut."

"Dan dengan bodohnya kalian mau melakukannya."

Drable , ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang