4

5 7 0
                                    

Kejadian dua hari lalu, membuat Hazel sangat merasa senang, ia senang karena kemarin sore Hael sudah mengakui bahwa lelaki itu menyukainya.

Tetapi sampai sekarang Hazel belum memberikan jawaban yang telah ia siapkan kepada Hael. Hazel terlalu bingung dengan dirinya sendiri.

Hazel yang sedang bermain di depan rumahnya, langsung di kaget kan oleh kedatangan Hael yang tiba-tiba.

Hazel mengingat kejadian kemarin saat Angel memberitahu kan bahwa Hael menembaknya. Ia jadi semakin was-was saat bertemu dengan Hael.

"Hazel gimana?" Tanya Hael pelan.

Lelaki yang notabetnya masih kelas 1 SMP dengan beraninya menembak seorang perempuan yang masih bersekolah 4 SD.
"Hazel, aku suka kamu, aku mau kamu jadi pacar aku" ujar Hael dengan wajah yang berharap bahwa jawaban Hazel akan membuat ia senang.

Hazel masih terdiam, perempuan itu menatap kedua manik coklat milik Hael dengan sangat serius
"Aku masih belum bisa ngasih jawabannya sekarang El, aku bingung" ungkapnya

"Iya, aku bakal nunggu ko jawaban dari kamu. Tapi Zel, jangan lama-lama ya?" Pinta nya

Hazel mengangguk kan kepalanya.

Hazel sebenarnya sudah menyiapkan jawabannya, bahwa ia mau menjadi pacar Hael, tetapi ia sangat takut untuk mempunyai hubungan seperti itu. Ia masih terlalu kecil untuk berpacaran, Hazel takut bahwa papanya akan memarahinya.

Hazel juga memikirkan bahwa apakah Hael hanya pura-pura saja atau hanya cinta monyet seperti kebanyakan orang bilang?

Hazel bingung.

Hazel yang sedang menyantap kan makanannya tiba-tiba saja melirik ke depan pintu rumah. Disana terdapat Fredrick-ayahnya.

Fredrick baru saja pulang dari kantornya, ia berjalan kearah Hazek yang sedang makan sendirian.
"Loh mana Fernando?" Tanya Fredrick.

Alvian Fernando adalah adik dari Hazel.
Hazel mempunyai seorang adik laki-laki dan seorang kakak perempuan.

Mereka bertiga berbeda empat sampai lima tahun.
Kakak Hazel yang bernama Ananda Thalia sekarang ini masih kelas 2 SMA.
Dan adiknya yang belum bersekolah dan hanya bermain bersama-sama teman-teman nya.

"kayaknya lagi main sama temen-temennya pa" jawab hazel

"oh iya, Hael tadi udah ke bandara" pernyataan Fredrick membuat Hazel seketika terdiam.

Hazel melihat kearah papanya yang sedang menaruh sepatunya
"bandara? Hael nganter siapa pa?" tanya Hazel

perasaannya tidak enak, tetapi Hazel berusaha untuk berpikir yang positif.

"Hael ga nganter siapa-siapa sayang, dia kan ke bali" jawaban dari papanya membuat sendok yang berada di genggaman Hazel terjatuh begitu saja.

Hazel lemas, ia tidak bisa mencerna apa-apa yang di katakan oleh Fredrick.
Hael ke bali? Hael pergi darinya?

Hazel ingin sekali menangis, ia merasa dunia nya hancur. sahabatnya pergi meninggalkan dirinya sendiri.
'dimana kata-kata yang kamu bilang kalau mau jagain aku?' Hazel membatin.

Hazel berharap bahwa siang ini ia hanya bermimpi. di dalam hatinya ia sangat memohon kepada Tuhan untuk membangunkannya dari tidurnya. 'apa aku hanya tertidur?' tetapi ternyata tidak.

Hazel sekarang ini sadar bahwa ini adalah kenyataannya.
Hazel melihat kearah jendela yang menampakkan rumah milik Hael. disana sangat sepi dan sunyi.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang