8

2 4 0
                                    

hari ini adalah hari senin, Hazel harus terpaksa bangun dari tempat tidurnya untuk segera bersiap-siap ke sekolah.

Hazel melirik kearah jam dinding, yang baru saja tertuju pada angka 6.

Dengan langkah kaki yang masih terasa berat, Hazel bergegas ke kamar mandi. Ia mengambil kapas dan mencelupkannya ke dalam air hangat, kemudian dengan lembut membersihkan wajahnya dari kantuk yang masih mengantuk. Setiap sentuhan kapas terasa menyegarkan, membuatnya semakin sadar akan kewajibannya untuk memulai hari ini.

Sambil membersihkan wajahnya, pikirannya melayang pada semua tugas dan pelajaran yang menantinya di sekolah. Hari Senin memang selalu terasa berat, tapi dia tahu bahwa ini adalah awal dari sebuah perjalanan yang harus dijalani.

Setelah selesai membersihkan wajahnya, Hazel melangkah ke kamar mandi untuk mandi dan mengganti pakaian sekolahnya. Meskipun masih mengantuk, ia mencoba untuk tetap bersemangat menghadapi hari ini.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Hazel bergegas turun ke dapur. Di sana, dia disambut oleh bau harum kopi yang sedang diseduh oleh papa dan aroma wangi roti panggang dari oven. Adiknya sudah duduk di meja makan, sambil mengoceh riang tentang rencana hari ini.

"Hai, kak! Selamat pagi!" sapanya sambil tersenyum.

Hazel tersenyum lebar melihat keceriaan adiknya. "Selamat pagi juga. Kamu udah siap buat sekolah?"

Adiknya mengangguk riang. "Iya, aku udah sangat siap! hari ini kan aku bakal ikut olimpiade kak"

Fredrick menyambut mereka berdua dengan senyum hangat. "Bagaimana kabar pagi ini, Hazel?"

Hazel merasa hangat melihat kedua orang tercinta di sampingnya. "Baik, Papa. Terima kasih"

Mereka pun duduk bersama di meja makan, menikmati sarapan yang lezat sambil berbagi cerita dan tawa. Meskipun awal hari yang sibuk, kehadiran keluarganya membuat Hazel merasa siap untuk menghadapi hari ini dengan semangat yang baru.

Setelah sarapan bersama keluarganya, Hazel memeriksa tas sekolahnya untuk memastikan bahwa dia telah menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan. Dia mengambil buku pelajarannya, pensil, dan juga bekal untuk makan siang.

"Papa, aku pergi dulu ya. Sampai jumpa nanti!" ucap Hazel sambil memberi pelukan pada adiknya dan memberi ciuman kecil pada pipi papa.

"Semangat untuk hari ini, Hazel! Jangan lupa makan bekalmu," kata Fredrick sambil
tersenyum.

Hazel mengangguk dan berjalan ke pintu, meninggalkan rumah menuju sekolah. Langit pagi terlihat cerah, memberinya semangat tambahan untuk menghadapi hari ini.

Perjalanan menuju sekolahnya tidak terlalu jauh, jadi Hazel memilih untuk berjalan kaki sambil menikmati udara segar pagi. Di sepanjang perjalanan, dia melihat beberapa tetangga yang juga sedang berangkat ke tempat kerja atau sekolah mereka.

Saat tiba di sekolah, Hazel disambut oleh ramainya suasana pagi di halaman sekolah. Dia melihat teman-temannya berkumpul di depan pintu masuk, saling bertukar cerita tentang liburan dan rencana untuk hari ini.

Hazel bergabung dengan mereka, menyapa teman-temannya dengan senyum cerah. Mereka berbincang-bincang sebentar sebelum bel masuk berkumandang, menandakan waktunya untuk masuk ke dalam kelas.

Hazel memasuki kelasnya dengan hati-hati, dan segera dia mendengar suara keributan dari sudut kelas. Dia melihat Christian, duduk di bangku belakang, sambil tertawa-tawa dengan keras bersama sekelompok teman. Kezia, salah satu teman baiknya, terlihat tegang di bangku depannya, mencoba untuk fokus pada buku-bukunya.

Tindakan Christian tidak asing bagi Hazel. Dia telah melihatnya mengganggu teman-teman sebelumnya, dan dia tidak ingin biarkan itu terjadi lagi. Dengan langkah mantap, Hazel mendekati mereka.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang