Chapter 3

549 70 1
                                    


**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ 🥀🥀🥀 ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

.

.

.

     Pelelangan di mulai, Igetis menatap bosan pada belasan budak yang di tampilkan. Sementara orang di sebelahnya kini sudah membeli tiga budak ras elf, dia diam-diam mencibir dalam hati.

'Menjijikan, aku harus membakar tempat ini nanti.'

"Baiklah! Itu tadi semua barang sepesial yang kami miliki, sekarang saatnya barang penutup!. Ini adalah bonus, kami menemukannya tanpa sengaja. Tapi anda sekaligus tidak perlu khawatir, dia adalah anak manusia yang terlihat manis."

      Seorang remaja lelaki kecil
Diseret ke atas panggung, dia menggunakan kemeja kasar dan celana hitam, dilihat bagaimana pun dia hanya remaja berusia sekitar 15 tahunan.

'Tunggu!-'

       Manik safir Igetis membola, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Keturunan suci Odetthea bisa melihat kedalam jiwa seseorang, karna itulah Igetis telah melihat berbagai hati manusia. Orang-orang yang baik sekali pun sering kali dia lihat hatinya begitu gelap, tapi ini pertama kalinya dia melihat jiwa dan bahkan raga seseorang begitu putih dan suci. Hanya ada satu kata yang terlintas di benak Igetis.

'Castitatea!'

"Lelang dimulai dari 1.000.000 Xanyu!"

      Lelaki di samping Igetis mendengus, dia berkata dengan wajah tidak tertarik.

"Apa menariknya anak manusia it-

"Aku menginginkannya"

       Kata-katanya terpotong oleh instrupsi Igetis, dia menatap dengan bingung saat Igetis mengangkat papan penawaran harga.

"...ya?.."

"Aku menawar, 10 miliar Xanyu."

***
  
 

    Lelaki itu, Galan menghela nafas. Dia terkejut bahwa ternyata teman masa kecilnya yang kolot dan alim, bisa membeli seorang budak juga. Awalnya Galan membawa Igetis hanya untuk bersenang-senang, tapi dia malah menemukan hal yang tak terduga.

     Mata Coklat Galan menatap Anak laki-laki yang di tebus temannya. rambut hitam legam, bulu mata lentik berkibar, berhiaskan bola manik Ruby semerah darah. Bukan hanya itu saja, seluruh kulit anak itu seputih salju dan sebersih giok yang bersinar jika terkena cahaya, terutama dengan bibir merah seakan seperti mawar yang mekar di antara hampar salju.

     Secara keseluruhan, penampilan anak itu memang spektakuler dan manis seperti sebuah berkat dari surga. Galan kembali terheran, dia menatap Igetis di sampingnya dengan tatapan aneh bercampur curiga.

"Yang mulia, sejak kapan anda..."

"Omong kosong apa yang kau pikirkan? perlukah aku membelah kepalamu dan memperbaiki saraf otak yang longgar?"

    Galan bergidik kemudian tertawa canggung, menakutkan sekali temannya ini.

"Ti-tidak, yang mulia."

"Lepaskan aku."

       Asher berseru dengan perlawanan kala tangannya di pegang oleh Igetis, hal itu membuat wajah Igetis menjadi seperti anak anjing menyedihkan.

THE SAVIOR PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang