Chapter 5

512 72 9
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca!

Happy reading:


**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ 🥀🥀🥀 ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Deru ombak laut menyadarkan Yudrain, semilir angin yang menyejukkan dan sekeliling yang terang. Yudrain membuka matanya, seorang gadis berambut Galaxy membelakanginya.

'Siapa?'

Terasa familiar, Yudrain berusaha menggapai gadis itu. Bertepatan itu pula gadis itu berbalik kearahnya, tetapi Yudrain tidak bisa melihat dengan jelas wajah itu. Satu-satunya yang muncul di hatinya adalah rasa rindu yang begitu besar, tapi mengapa? Sebuah suara bergema di hatinya.

"■ ■ Beltza"

'tidak tunggu!'

Gadis itu perlahan menghilang, seolah keberadaannya tak pernah ada. Mata Yudrain terbuka, dia duduk dari berbaring dengan napas memburu.

Tetesan-

Yudrain merasakan tangannya basah, buliran bening mengalir dari sudut matanya. Kenapa? Kenapa dia merasa sangat sedih...? Seolah-olah rasa rindu yang teramat lama di pendam telah terbuka kembali.

"Beltza..."

Yudrain akan mencari tau siapa orang ini.

Belakangan ini seluruh kekaisaran Xantzeyu ricuh, sebuah wabah penyakit langka dari 200 tahun yang lalu telah menyerang di beberapa pemukiman warga. Mereka panik, pasalnya setelah di periksa para dokter pun tak menemukan obatnya. Di sisi lain, Yudrain berpikir keras di ruang kerjanya.


Di novel aslinya, dikatakan bahwa dua tahun sebelum pelarian dimulai. Ada sebuah wabah penyakit ganas yang membuat 3 juta jiwa meninggal pertahun. Bahkan sampai akhir plot penyakit itu tak di temukan penyebab pastinya.

"Apa penyakit ini seberbahaya itu?"

Sudah dua Minggu sejak Yudrain bertransmigrasi ke dunia ini, dia mulai terbiasa dengan kehidupan dan tugasnya sebagai seorang pangeran. Yudrain bangkit dan berjalan ke ruang kerja putra mahkota, dia menarik napas dalam-dalam guna menyiapkan hati. Bagaimana pun, dia takut pada kakak sulungnya itu.

"Permisi... Putra mahkota, saya ingin bicara. Bolehkah saya masuk?"

Dia bisa mendengar deheman dari balik pintu sebagai persetujuan. Yudrain pun masuk, pemandangan indah seorang pangeran tampan duduk di meja kerja dengan setumpuk dokumen menyapu pandangannya. Allain memberi isyarat untuk duduk yang segera di patuhi Yudrain.

"Putra mahkota, saya punya permintaan."

"Apa itu?"

Allain mendongak, namun tangannya tak berhenti menanda tangani dokumen-dokumen itu. Yudrain menahan keringat dingin di telapak tangannya dan berbicara dengan wajah datar.

"Saya ingin agar penanggung jawaban wabah penyakit misterius ini, di serahkan pada saya."

Tangan putra mahkota membeku, dia menatap Yudrain dengan alis berkerut. Dengan dingin dia membalas.

"Apa yang bisa kau lakukan, sehingga aku harus mempercayaimu melakukannya?"

"Kemampuan Farmasi (ilmu peracikan obat-obatan)."

THE SAVIOR PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang