Chapter 4

518 72 0
                                    


Budayakan Vote sebelum membaca!

Happy reading guys!

☆࿐ཽ༵༆༒ 🥀🥀🥀 ༒༆࿐ཽ༵☆


    Di suatu tempat di tanah Europa, terlihat seorang pria berambut pirang dan bermata hijau sedang duduk di ruang kerjanya. Setelah kematian Asher, Frank mengambil alih kekuasaan Underworld. Sudah dua tahun berlalu, Frank menghela nafas. Dia bangkit dan mengambil sebuah boneka beruang di atas sofa lalu memeluknya. Ah... Nada yang dia rindukan ini, suara yang akrab dari dalam boneka ini.

"...saya merindukan anda tuan."

Frank menatap boneka beruang di pelukannya dengan mata rindu dan senyum menakutkan, Frank adalah orang yang sudah memikirkan segalanya sebelum melakukan sesuatu. Karena dia takut merindukan Asher suatu saat setelah dia membunuhnya, Frank memutuskan untuk mengambil jantung Asher dan meletakkannya dalam sebuah boneka pengawet organ.

    Setidaknya dengan begini, rasa rindunya pada Asher bisa sedikit terobati dengan gelombang detak jantung pada boneka itu. Dia sangat yakin bahwa sekarang tuannya itu tengah menikmati waktu di dalam surga, tapi siapa yang menyangka?

☆࿐ཽ༵༆༒ ~~~ ༒༆࿐ཽ༵☆

    ketika matahari masih malas menampakkan dirinya,  terlihat seorang pemuda beriris Ruby dan berambut gagak sudah terjaga. Dia duduk diatas kasur dengan wajah kesal. Orang itu, Asher menghela nafas. Dia menatap sekeliling kamar mewah yang bagaikan kamar seorang pangeran, Tidak, justru dialah sang pangeran pemilik kamar itu. Asher merasa kesal, dia telah bertransmigrasi ke sebuah novel sebagai seorang pangeran yang akan segera mati.

    setelah menghela nafas dan memikirkan hal ini sepanjang malam, Asher membuat keputusan bulat.

"Mulai sekarang aku akan hidup sebagai Yudrain."

'tentu saja dengan jalan yang berbeda.'

Dia tidak berniat mati seperti Yudrain yang asli dalam cerita, sebuah ketukan di pintu membuyarkan pemikiran Yudrain. Dia berseru kecil mengizinkan orang di balik pintu untuk masuk.

"Permisi, pangeran."

    Seorang pelayan masuk dengan membawa sebuah baskom air untuk mencuci muka, pelayan itu merasa sangat gugup. Tanpa sadar kaki pelayan itu terlipat sehingga dia kehilangan keseimbangannya, dia terjatuh dan baskom itu tumpah menggenangi lantai. Pelayan itu dengan takut-takut mendongak dan segera bersujud.

    Dia melihat pangeran mengangkat matanya, mata itu diam-diam jatuh padanya. Betapa indahnya mata itu. Bentuknya panjang dan sempit, ekor mata sedikit terangkat malas dengan bulu mata panjang, dan ada alis panjang yang sedikit terangkat, malas dan menipu, seperti iblis yang fasih dan mempesona dalam buku. Ada tahi lalat merah kecil di ujung mata yang begitu indah. Dalam cahaya yang berkedip-kedip, seolah-olah itu bisa merenggut jiwa seseorang.

"Bersihkan itu dan pergilah."

"Ya! Baik pangeran!"

    Yudrain menghela napas, mungkin penampilannya begitu jelek sehingga bahkan pelayan itu pun takut padanya. Yudrain mengangkat bahu dan bergegas melakukan ritual mandinya. Setelah mandi dan berpakaian, sudah ada seorang pelayan yang akan mengantarnya ke ruang makan. Yudrain berjalan dalam diam, ketika itu di ruang makan sudah ada tiga orang yang menunggunya. Dua diantaranya adalah orang yang dikenal Yudrain, yaitu putra mahkota dan Igetis.

    Galan tidak bergabung di meja makan dan pulang lebih awal karena dia bukan seorang pangeran, pandangan Yudrain jatuh pada seorang pemuda berambut merah yang duduk di seberangnya. Satu-satunya yang memenuhi kualifikasi untuk bisa duduk di meja makan keluarga kekaisaran hanyalah yang sederajat dengan mereka, berarti orang itu adalah..

THE SAVIOR PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang