Budayakan Vote sebelum membaca!
Happy reading guys!
***
☆࿐ཽ༵༆༒ 🥀🥀🥀 ༒༆࿐ཽ༵☆
.
.
.
Deru langkah cepat bergema di hutan sunyi, suara ranting yang patah karena dipijak membuat adrenalin semakin memuncak. Saat ini, penerus mafia yang juga merupakan dokter jenius bernama Asher tengah melarikan diri dari kejaran musuh bersama bawahan kepercayaannya.
"Kemarilah! Tuan muda!"
Asher masuk ke dalam sebuah gua kecil bersama dengan bawahannya, mereka memutuskan untuk bersembunyi di sana. Hening, tidak ada yang bersuara. Ketika lama kemudian dirasa mereka aman, akhirnya Asher membuka suara.
"Frank, apa kau lapar?"
"Tidak......"
GROOW~~
Suara perut tiba-tiba menggema di gua itu, Asher diam-diam tertawa melihat wajah bawahannya memerah malu. Bisa-bisanya dia bilang tidak, Asher melangkah keluar Gua sempit itu lalu berbalik lagi seraya berkata.
"Kita berbagi tugas, kau cari kayu bakar. Aku akan mencari beberapa buah yang bisa dimakan, ingat jangan pergi terlalu jauh."
Frank mengangguk, dia segera pergi melakukan perintah Asher. Dalam perjalanan mencari kayu bakar, Frank bertemu dengan beberapa orang.
"Khikiki~ menyenangkan melihat tikus keluar tanpa dicari."
"Kau..."
Sementara itu di dekat Gua, Asher menemukan sebuah danau yang di penuhi beberapa buah matoa. Dia memetik buah matoa itu dan berjalan menuju danau untuk menangkap ikan.
Asher menatap pantulan wajahnya pada air danau yang jernih, gambar seorang pemuda dengan berambut hitam legam dengan mata merah delima menyambutnya. Ah.... Dia sadar sejak dulu bahwa dirinya itu terlahir tampan, terlebih penampilan rambut acak-acakan dan pakaian yang berantakan bukan membuatnya tampak menyedihkan, namun malah semakin mempesona.
"Kalau begini terus, aku akan menjadi orang narsis."
Asher tertawa kecil dan melanjutkan menangkap ikan, setelah menangkap beberapa ikan dan memetik matoa. Asher berjalan kembali menuju Gua tempat mereka bersembunyi, disana sudah terlihat Frank yang menyalakan kayu bakar.
Melihat keberadaan Asher berjalan menuju kearahnya, Frank tersenyum lembut dan melambaikan tangan. Lesung Pipit di pipinya terlihat jelas, menambah kharisma pria berambut pirang itu.
'Sialan, persetan dengan bawahanku yang lebih tampan.'
"Tuan muda, lihat! Kayu bakar sudah saya nyalakan!"
Asher membalas dengan senyuman, dia meletakan bahan temuannya. Tangannya terulur mengelus surai pirang Frank seraya memuji, mengabaikan kenyataan bahwa tangannya masih bau dengan amis ikan.
"Kerja bagus!"
"....Tuan muda, tangan anda bekas ikan."
Asher memiringkan kepalanya dan tersenyum polos, tanpa rasa bersalah sedikit pun saat melihat wajah Frank yang kesal dia berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SAVIOR PRINCE
FantasySeorang penerus mafia yang dikenal oleh masyarakat bumantara sebagai Dokter terbaik di dunia, tewas ditangan bawahan kepercayaannya sendiri. Saat terbangun, dia menemukan bahwa dia bertransmigrasi ke dalam sebuah novel menjadi seorang pangeran ketig...