28. Calon Kakak Ipar

3.8K 156 0
                                    

Aleya dan Cayla sudah mulai akrab sejak mereka saling bertukar cerita, Aleya senang mengetahui ada seorang cewek yang kelihatannya tertarik dengan sang Abang yang dikenal bersikap dingin dengan cewek sehingga tak ada yang berani mendekatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aleya dan Cayla sudah mulai akrab sejak mereka saling bertukar cerita, Aleya senang mengetahui ada seorang cewek yang kelihatannya tertarik dengan sang Abang yang dikenal bersikap dingin dengan cewek sehingga tak ada yang berani mendekatinya. Tapi ini? Aleya justru bertemu dengan cewek yang mencari Abang nya hingga datang ke rumahnya.

"Kakak suka gak sama bang Hanafi?" Tanya Aleya, Cayla diam tak menjawab pertanyaan tiba-tiba dari Aleya, pipinya sudah bersemu merah.

"Aaa... Seneng banget aku, akhirnya ada yang suka sama bang Hanafi..." Pekik Aleya heboh.

Cayla, langsung membekap mulut Aleya, "jangan kencang-kencang ngomong nya.. ntar umi Zainab, dengar " panik Cayla, umi Zainab tadi sudah pergi sejak adzan subuh.

Aleya juga tadi sempat pergi. Karna akan melaksanakan sholat subuh, dan setelah selesai sholat subuh, Aleya kembali lagi ke kamar tamu untuk bercerita dengan Cayla.

"Gak papa, kak. Umi itu seneng kalo denger ada yang suka sama anaknya yang sok cool dan tampan itu" ucap Aleya, mengingat abangnya itu suka sekali memuji diri sendiri di depannya.

"Emang gak ada yang suka sama Abang kamu?" Tanya Cayla.

"Mungkin ada, tapi gak pernah misal kayak.. nyari Abang, bilang suka ke Abang, dan abang juga gak peduli sama cewek, kecuali kalo gawat banget, baru dia mau bantu nolongin" cerita Aleya.

"Abang kamu baik, makanya kakak suka. Tapi dia sedikit cuek" ucap Cayla.

"Ciee... Akhirnya bilang suka, tapi ya kak, kalo kata cewek yang ketemu Abang nih ya, Pasti bilang gini, 'Hanafi cuek banget, susah deketinnya', kakak balah milih dikit, berarti Abang anggap kakak berbeda. " ucap Aleya menggoda Cayla.

"A-apaan sih kamu" ucap Cayla menutup mukanya.

"Tunggu bentar" ucap Aleya, ia mengambil ponselnya dari kantong gamisnya dan mencari sesuatu di sana, "nah, ini" ucap Aleya, ia memencet sesuatu di ponselnya, sekitar 2 menit menunggu, akhirnya yang ia inginkan terwujud.

Panggilan tersambung

"Apa, Zah? Nelpon malam-malam gini" ucap orang di sebrang sana dengan suara serak baru bangun tidur, orang itu tak lain adalah Hanafi.

Aleya tersenyum jail menatap wajah baru bangun sang Abang, karna dia menekan Vidio Call. Sedang Cayla sudah Dag, Dig, Dug, serr... mendengar suara serak Hanafi.

"Coba tebak deh, siapa yang datang ke rumah" ucap Aleya.

"Siapa?" Tanya Hanafi malas, ia masih mengantuk, terlihat dari dia yang menutup matanya.

"Tebak dulu, ihh.." ucap Aleya, Cayla sesekali memandang wajah Hanafi yang terpampang di layar ponsel Aleya.

"Bude?" Tebak Hanafi, Aleya menggelek sebagai jawaban.

"Bibi?"

"Om?"

"Keluarga suami kamu?"

"Calon ponakan dari kamu?" Tanya Hanafi ngelantur, ia sangat tersiksa dengan rasa kantuknya.

Gus Alfathar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang