Lima - Misi Rahasia 2

822 68 2
                                    

Langit berwarna jingga, menampakkan pemandangan indah sore hari. Matahari terlihat bersembunyi, tanda akan terbenam sebentar lagi.

Jam dinding menunjukkan pukul 17.00, sudah setengah jam kami berempat duduk di meja segi empat. Suasana sangat canggung sejak Indira datang bergabung.

"Ehem.." aku berdehem memecah kesunyian diantara dua insan yang duduk bersebrangan. "Es kopinya udah mulai mencair nih, kalian kapan cairnya?" tanyaku sarkas.

Aku yang menyesap ice latte tersedak setelah Callie yang duduk disebrangku melotot, kakinya menendang tulang keringku, mengisyaratkan jangan bercanda. Indira hanya tertawa karir menanggapiku.

Bersamaan dengan itu, Amanda mencubit pahaku yang duduk di sebelahku, tak menghiraukanku yang mengaduh kesakitan ia mulai membuka percakapan. "Namaku Amanda, salam kenal ya..." Amanda mengulurkan tangannya, hendak menjabat tanda perkenalan.

Indira tersenyum manis memandang Amanda yang masih malu-malu. "Hi Amanda, aku Indira.." ucap Indira seraya menerima jabatan tangan Amanda.

Aku terkekeh pelan menyaksikan mereka berkenalan. "Kata Callie, kamu main valo ya Dir?"

"Emm... jarang main sih.. game yang sering aku mainkan itu genshin sama ml..."

Aku tersentak mendengar kata genshin. "Oh ya?! Aku juga main!!" jawabku semangat.

Callie kembali menendang tulang keringku, matanya melotot kembali. "Ini bukan sesi perkenalan kamu dengan Indira ya." Callie menekankan setiap perkataannya. Hal itu tentu saja membuatku merinding.

Amanda tertawa. "Aku main ml loh, mungkin malam ini bisa mabar?" ia menaikkan alisnya pada Indira.

Indira tersenyum lalu mengangguk-angguk pada Amanda. "Boleh, kalau kamu ga sibuk.." jawab Indira sambil mencomot kentang goreng milik Amanda.

"Eh, itu punya Aman-"

Lagi-lagi kalimatku dihentikan oleh Callie. Bukan tendangan lagi yang kudapatkan, melainkan hak sepatunya yang tajam itu menginjak sneakers milikku.

Akupun mengaduh keras, lalu menutup mulutku sendiri karena kaget dengan teriakanku yang kencang.

"Aduh, maaf ya Manda... Aku pikir punya Callie..." kata Indira dengan wajah tak enak.

"Gapapa kok, aku pesen emang buat sharing... Ambil aja tuh masih banyak kan..." balas Amanda dengan senyuman. "Btw aku kaget loh ternyata ada temen Callie.. Soalnya biasanya cuma berempat aku, Gaby, Callie, sama Ci Lia.."

Amanda melirikku dengan tajam, seolah meminta penjelasan.

"Kali ini kan mau buat momen luar biasa, ya ga Kel?" aku tersenyum jahil lalu menatap Callie yang juga sama jahilnya denganku.

"Iya, kami mau buat momen luar biasa malem ini.. Indira ga keberatan kan ya? Lu mah di kosan mulu, sesekali ikut nongkrong ga masalah kan..." sambung Callie.

Indira tertawa lalu mengangguk-angguk. "Iya deh kayaknya aku emang harus keluar, soalnya udah seminggu aku gaada keluar dari kosan..."

"Nyaman banget kosannya kayaknya tuh.." pancing Amanda.

"Ga juga sih, emang males keluar aja. Ga ada energi untuk bersosialisasi..."

"Kalau sekarang ada energi ga?"

Indira menopang dagu dengan tangan kanannya lalu menatap Amanda. "Mungkin? Karena ada kamu kali ya..."

Aku dan Callie saling menatap, kami tak sanggup berkata-kata dengan tingkah mereka yang saling flirting padahal setengah jam yang lalu mereka masih enggan untuk mengobrol.

"Aduh perut aku sakit banget! Gaby, kayaknya aku ga kuat deh harus pulamg sekarang nih.." Callie memegang perutnya sambil menunduk.

Aku yang peka dengan dramanya langsung menangapinya dengan tak kalah dramatis. "Aduh sayangku, sakit banget ya? Ayo kita pulang sekarang." Aku bangkit dari duduk lalu memapah Callie keluar coffee shop.

"Eh, kenapa Kel?" Indira tampak panik.

"Gatau nih, tiba-tiba sakit banget..." ucap Callie pura-pura lemas.

Amanda yang mengerti maksudnya hanya menahan senyum lalu menambahkan, "Callie ada jadwal kontrol tapi bandel jadinya gini deh..."

"HAH? KOK KAMU GAPERNAH CERITA SAMA AKU KEL??" Indira bangkit dari duduknya, ingin ikut membantuku memapah Callie.

Indira yang tak paham situasi kondisi saat ini terlihat begitu panik.

"Eeh gausah Dir, ini tanggung jawab aku. Kamu disini aja sama Manda... Kopi sama kentang gorengnya kan belum abis..." Ucapku berusaha menenangkan. "Dahh gais, kami balik duluan yaa..."

Aku dan Callie melambaikan tangan lalu keluar dari coffee shop, meninggalkan Indira dan Amanda.

"Kamu kok tau Callie sakit?" Indira mulai mengintrogasi Manda.

"Em.. tau-tau gitu deh... Aku juga gapernah tau detailnya karena mereka ga cerita..." Manda berusaha menjelaskan. "Btw, kamu laper ga? Spaghetti disini enak loh..."

XXX

"Dira gapapa tuh ditinggal sendiri yang?"

"Gapapa, lagian kan ada Manda. Dia ga sendiri Gaby..." jawab Callie lembut dekat telingaku.

Saat ini kami sedang mengelilingi kota dengan motor yang aku kendarain. Callie duduk dibelakangku dengan tangannya yang melingkari perutku. Ini adalah posisi favorit Callie saat berdua denganku diatas motor.

"Semoga mereka cocok deh..." ucapku.

"Amin..." Balas Callie lalu menyandarkan kepalanya di pundakku.

TENTANG KITA [CELLA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang