Enam - Taman Bermain

943 80 5
                                    

Author POV

Hari yang ditunggu telah tiba. Callie tersenyum saat bangun dari tidurnya, meregangkan tubuhnya sambil melihat jendela yang masih tertutup fitrase gorden. Matahari mulai meninggi, menerangi seluruh kamar tidurnya. Namun hal itu tidak mengusik tidur Gaby. Pacarnya itu masih tertidur pulas memeluk guling yang memisahkan jarak mereka bedua. Callie menarik gulingnya, menangkup pipi pacarnya itu.

"Banguuunnn!!"

Callie berteriak lalu mengecup singkat pipi, dahi, hidung, dagu, dan bibir Gaby berganti-gantian.

"Bangun!! Udah jam 7!!" teriak Callie lagi. "Kita kan mau ke taman bermain!!" Callie lanjut menciumi wajah pacarnya itu dengan gemas.

Gaby terusik dari tidurnya. Badannya menegang dengan kedua tangannya terangkat lurus keatas kepalanya.

"Selamat pagi cantikku..." ucap Gaby dengan suara berat khas bangun tidur. "Duniaku... Semestaku... Beruang maduku..." lanjutnya lagi dengan mata setengah menyipit melihat pemandangan Callie disampingnya.

"Selamat pagi juga Duniaku, semestaku, kesayanganku..." balas Callie agak salah tingkah.

Tangan Gaby terbuka, mengisyaratkan ingin memeluk tubuh kekasihnya. Callie tertawa melihat ekspresi Gaby yang masih mengerjap-ngerjapkan matanya, ia menarik kedua tangan Gaby lalu memeluknya saat mereka bedua terduduk diatas kasur.

"Ayo mandi bareng."

Kalimat Callie barusan sukses membuat kedua mata Gaby terbuka sempurna. Gaby melepaskan pelukannya lalu menempelkan dahinya dengan dahi pacarnya.

"Ga demam, kamu mimpi apa kok tiba-tiba ajak aku mandi bareng?"

plak!
Sebuah pukulan keras mendarat pada lengan Gaby. Callie menatapnya dengan sebal.

"Ya sudah kalau ga mau, aku mau mandi sendiri aja!" Callie langsung bangkit dari kasur, berjalan dengan emosi menuju pintu kamar mandi setelah mengambil handuknya.

"Sayang!! Aku ikut!!!" teriakan Gaby tidak berhasil membuat Callie luluh. Callie sudah menutup pintu kamar mandi teat sebelum Gaby menerobos masuk.

"Ayang aku cuma bercanda!"

Gaby meruntuki dirinya sendiri atas tingkah bodohnya tadi. Seakan tak pernah kapok, ia selalu saja menjahili pacarnya yang pundungan itu. Padahal mood Callie terlihat sangat bagus tadi.

Pasrah dengan mandi bareng Callie, Gaby berjalan menuju pantry dapur. Ia menguap lebar lalu dengan cekatan mengeluarkan beberapa bahan makanan dari dalam kulkas. Setelah mencuci bersih kentang dan kubis, ia mulai mengupas dan memotongnya lalu merebusnya, dilanjutkan dengan mengiris-iris kubis dan wortel. Tangannya mengambil panci baru untuk merebus telur dan mengambil alarm timer untuk waktu delapan menit.

Gaby bersenandung ria sambil menyalakan aplikasi musik premiumnya. Ia mulai menari dengan koreo sesukanya, mengikuti alunan lagu yang terputar.

Alarm berbunyi, tanda telurnya sudah matang. Tangannya kembali cekatan mengupas kulit telur setelah merendamnya dalam air dingin. Ia memasukkan potongan kentang yang sudang matang ke dalam mangkok kaca berukuran sedang lalu menghancur-hancurkannya dengan garpu, disusul dengan telur dan potongan kecil acar timun. Crab stick yang sudah dicelup air mendidih ia lanjut iris memanjang dan tambahkan ke dalam mangkok. Terakhir, beberapa sendok mayones dan skm ditambahkan lalu diaduknya hingga tercampur rata. Tak lupa ia menambahkan lada dan garam untuk membumbuinya. Pada mangkok lain, ia mencampurkan irisan wortel dan kubis lalu mengaduknya dengan tambahan sedikit mayo dan skm.

Gaby membawa kedua mangkok tersebut keatas meja panjang lalu mengambil beberapa lembar roti dari plastik. Ia mulai membuat tumpukan sandwich inkigayo dengan urutan roti-adonan kentang-roti-selai stoberi-roti-salad kubis-roti lalu membungkusnya dengan plastik wrap.

TENTANG KITA [CELLA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang