Iya...sebentar

21 7 2
                                    

Kalau kamu nggak sama dia ,yakin bakalan nggak papa?

Bian memicingkan mata seraya menatap layar laptopnya, dua belah tangannya memencet kepala sementara pandangannya fokus pada laptop yang merefleksikan dirinya sendiri.

"Lo bicara sama siapa sih?" tanyanya ogah-ogahan pada pantulan laptop yang juga ikutan menatapnya dengan mata memicing, tentu saja!

"Yang ngomong kan lo! siapa lagi coba? disini nggak ada orang selain lo!"  dia majukan wajahnya,wajah yang dilayar pun ikutan mencong. Dia diam , wajah dilayar nampak tak suka kalau dialog mereka terbengkalai dengan mudahnya.

Dan percakapan antara Bian dan layar laptopnya kemudian berlanjut tanpa suara, Bian menaikan alis yang seolah mengatakan, "Ya, kalau dia nggak mau biarin saja toh perempuan lain masih banyak tapi kalau bisa yang mesti mau lah!"

Bian diam, kini dalam kepalanya yang mulai kekurangan ruang penyimpanan dia teringat beberapa momen yang sudah tertinggal jauh dibelakang, yang hampir Bian sendiri lupakan seandainya dia tidak habis bicara dengan seseorang di dalam laptopnya. Momen momen itulah yang lantas membuat Bian berpikir kalau jangan jangan selama ini kewarasannya sudah hilang sejak dulu.

Dia mulai membanding bandingkan peristiwa satu dengan yang lain, kemudian menarik kesimpulan peristiwa mana yang sekiranya paling menarik dan cocok untuk diabadikan dalam naskahnya. Namun, nahas karena peristiwa peristiwa itu tidak bisa dibandingkan, semuanya memiliki tempat tersendiri di hati Bian.

Kalau saja dulu Pak Ageng tidak membawanya menjauh dari Mama kira kira sekarang Bian jadi apa?  katanya pada diri sendiri lantas meneruskan, Ya, mungkin nggak jadi apa apa. Bian mengibas ngibaskan kepalanya sendiri sampai terasa hampir copot.

Sekarang atensinya tidak lagi tertuju pada laptop yang menampakkan wajah masamnya lagi, melainkan pikirannya sudah melanglang bebas sampai ke kisah Laila-Majnun yang santer sekali menjadi kiblat kisah percintaan lain seperti Romeo-Juliet.

Qais yang dibuat terpesona dengan kecantikan Laila saat mata keduanya tak sengaja bersitatap selama beberapa menit,dan si Qais yang kemudian menjadi sinting karena kecantikan yang dibawa oleh Laila katanya sih melebihi kecantikan perempuan paling cantik sekalipun. Saat sajak sajak tak masuk akal dan terlalu berlebih-lebihan itu dilantunkan lebih mirip seperti kata kata pemujaan pada berhala sampai si Qais menjadi pujangga paling berantakan dengan kisah paling menyedihkan sepanjang daratan jazirah hingga mendapatkan julukan Majnun alias gila cuma gara gara perempuan. Katanya sih.

Memang betulan bisa cinta membikin orang jadi sinting?

Pertanyaan itu entah Bian tujukan pada siapa.

***

Bian terjebak dalam gedung besar ini bersama dengan harapan semu dan kesadaran yang setengah-setengah. Mungkin Bian cuma perlu tidur dan makan makanan yang bergizi supaya penyakit tak mudah menyerang tubuhnya yang sudah keropos itu, tapi nyatanya Bian membutuhkan lebih dari sekedar istirahat dan makan. Bian butuh bahu untuk bersandar dan mengeluarkan keluh kesah, bukannya mau berlagak menjadi generasi strawberry yang lembek tapi apa salahnya kalau manusia membutuhkan manusia lain?

Aristoteles lho yang menyebut manusia sebagai makluk sosial dengan istilah Zoon Politicon yang tak lain memiliki pengertian bahwa manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya.

Bian itu butuh didengar, bukan nasehat. Kadang banyak yang salah kaprah saat Bian bilang kalau dia sedang ingin bicara tandanya dia akan meminta solusi ,padahal Bian tidak meminta apa apa selain di dengar!

Catat!

Di.de.ng.ar.

Cowok itu menekan kepalanya ke meja kerjanya yang masih berbau kopi gara gara tangannya yang terlalu aktif sampai membuat cairan yang mengandung kafein itu tumpah ruah dan membasahi mejanya yang tidak seberapa lebar itu. Rasanya berisik sekali kepalanya sampai terkadang Bian bingung harus dengan cara apalagi dia menyumpal segerombolan pemikiran pemikiran yang berenang di benaknya seperti anjing laut yang migrasi. Emang anjing laut migrasi?

SAUDADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang