Dialog Kaca Spion

14 5 0
                                    

Aku masih mencintai mu
Aku? Masih mencintai mu?

Susunan kata yang membentuk kalimat itu sama. Sama sama terdiri dari kata aku, masih, mencintai, dan mu, tetapi di telinga orang yang benar benar menelisik maknanya itu akan terasa berbeda. Sangat berbeda.

Naka pernah mendengar, katanya kesialan pertama seorang manusia adalah ketika dia dilahirkan, lalu kesialan selanjutnya adalah ketika manusia berumur panjang. Dulu, Naka pikir dengan berumur panjang itu akan menguntungkan karena artinya dia bisa melakukan banyak hal untuk waktu yang lama pula, tapi setelah bertahun tahun berlalu akhirnya laki laki menyadari bahwa semakin lama dia hidup semakin pelik dunia ini berjalan, karena dia tidak tahu apa yang selanjutnya akan terjadi, apakah dia akan melakukan dosa? Mengalami kehilangan? Atau justru melakukan hal hal positif. Naka menganut bahwa dunia dan kehidupan yang berlaku di dalamnya ibarat buku tebal, yang halamannya tidak bisa digulir oleh tangan tangan manusia kecuali oleh waktu. Paragraf dan kata kata yang dituliskan dalam buku itu adalah kepastian dari nasib yang harus dijalani.

Lalu laki laki itu bertanya, sejauh ini sudah berapa lembar halaman yang sudah dia lewati? Apakah bukunya akan segera tamat? Atau justru semua ini hanyalah bagian dari prolog, yang berarti semuanya baru saja dimulai. Untuk gagasan kedua jelas Naka akan menolaknya, tapi jika memang benar itu adanya tidak ada yang bisa dia lakukan selain menjalaninya perlahan lahan, kendati langkahnya terseok atau mungkin kakinya akan patah, Naka sudah tidak peduli.

"Kirana lagi sakit."

Suara di seberang terdengar dingin, seperti hendak menguliti telinga Naka yang mendengarnya. Naka gentar dia akui, tapi kabar yang disampaikan laki-laki disana membuat Naka mengesampingkan perasaan gentarnya.

"Saya sedang bicara dengan siapa ini? kalau boleh tahu Kirana sakit apa?"

"Bian, itu bukan urusan kamu."

Lantas dengan sembrono panggilan Naka diputus secara sepihak. Dia geram tentu saja, niat hati ingin mengabari Kirana malah dapat sapaan kurang mengenakan dari entah siapa ,Naka tidak mau kenal dan Naka harap tidak akan pernah memiliki situasi dimana dia mesti terlibat dengan Bian atau siapalah Naka eneg.

Laki-laki itu meletakkan ponselnya dengan sedikit gusar, kemudian memutar kursinya dengan sekali hentak hingga sekarang dia duduk menghadap pada keramaian jalanan yang tidak pernah mati. Jam setengah delapan pagi, jelasnya Jakarta baru pemanasan.

"Jakarta itu kayak apa sih? Sekeren apa?"

Naka tergugu ketika panel kaca didepannya justru menampilkan dirinya yang masih jauh lebih muda sedang duduk dengan Sakha, dia mencoba menepis bayangan itu tapi yang terjadi malah dia yang seperti diikat untuk menyaksikan dialog antara dirinya sendiri bersama Sakha.

Dulu,mereka memang sering sekali ngobrol berdua, topiknya bisa apa saja. Dari yang masuk akal sampai yang diluar nalar pun pernah keduanya bicarakan, tapi topik yang paling Naka sukai itu adalah ketika Sakha mulai menyebutkan tentang Jakarta.

Katanya Jakarta itu kota yang luar biasa indahnya, ada gedung gedung tinggi yang seolah bisa menggapai langit, ada tugu monas yang megah dengan puncak berlidah yang terbuat dari emas murni 24 krat dan lain lainlah pokoknya selalu seru kalau membicarakan soal Jakarta dan Sakha juga akan menjadi orang bercerita dengan menggebu gebu soal Jakarta, bahkan wajahnya bisa sangat memerah karena saking banyaknya bicara, meskipun  akhirnya Sakha berakhir mengeluhkan betapa sumpeknya dia saat terjebak macet ditambah cuaca yang panas pol.

Tapi, topik tentang Jakarta memang semenarik itu untuk dikulik. Tapi, sekarang saja ketika Naka berada ditengah keramaian Jakarta sepeda yang Sakha ceritakan. Naka tidak pernah melihat keindahan keindahan yang Sakha katakan, gedung gedung pencakar langit itu sama sekali tak terlihat menawan justru kedengaran mengerikan dan areal tugu monas, ah lidah emas 24 karatnya mungkin tidak berubah atau berkurang tapi areal disekitar sana sudah menjadi terlalu sesak oleh gerombolan manusia.

SAUDADE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang