Lembar Kedua

367 49 3
                                    

Jiro terbangun di jam 12 malam. Tenggorongannya kering, jadi ketika matanya terbuka yang ia inginkan pertama kali adalah meneguk segelas air, namun sayangnya Jiro lupa mengisi botol minumnya. Laki-laki itu terpaksa berjalan ke dapur demi mengobati tenggorokannya. Beranjak dari ranjang lalu keluar kamar.

Langkahnya pelan, bermaksud meminimalisir keributan yang tercipta. Bukan apa-apa, hanya saja Jiro takut membangunkan orang lain yang siang tadi sempat berlaku aneh padanya. Bahkan ketika makan malam pun Jiro masih menemukan keanehan dari orang itu.

Biasanya Thomas masih menghilang di jam-jam dia menguasai dapur untuk memasak makan malam, namun hari ini, laki-laki itu seharian hanya di rumah saja. Menghabiskan waktunya sampai Jiro pulang dari kampus. Dan lebih anehnya lagi, dia ikut makan malam bersama Thomas setelah menyiapkan semua masakan di atas meja makan. Jiro terkejut luar biasa ketika keluar kamar setelah berbenah diri dan memang bertujuan untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Thomas benar-benar sesuatu hari ini.

Sekarang, Jiro berusaha sekuat tenaga mencari letak cangkir ditengah kegelapan. Dia malas menekan saklar, juga malas membawa ponsel untuk digunakan fitur sentarnya. Jiro hanya menebak-nebak, di mana letak cangkir itu di simpan hanya mengandalkan cahaya remang bulan yang menerobos di sela-sela ruang hingga kepalanya tidak sengaja terantup sudut rak yang tergantung di atas.

Sialan. Berusaha mati-matian meredam suara, malah berteriak seperti orang kebakaran setelah kepalanya terhantup sudut tumpul. Kalau sudah begini, tentu saja pihak lain yang tidak ingin ia bangunkan justru sudah berdiri di dekat saklar lampu yang terletak di samping kulkas. Tangannya terulur menekan saklar itu, membuat area dapur jadi terang dan nampaklah Jiro dia sana yang wajahnya seperti maling ketangkap basah sedang mencuri, tapi dalam hitungan detik dia bersikap menjadi biasa saja.

Thomas menatapnya dari sana, memamerkan lengannya yang bebas dari helai pakaian. Laki-laki itu memakai baju tanpa lengan dan celana pendek. Cukup mencuri perhatian namun Jiro lebih sibuk mereda sakit di kepalanya.

Thomas mendekat, meraih pergelangan tangan Jiro yang sibuk mengusap bagian yang menurutnya sudah terdapat benjolan di sana.

"Ngapain malam-malam ke dapur? Mau makan lagi?"

Jiro mendengus kecil, lalu melepaskan genggaman Thomas dari lengannya. Tidak menjawab melainkan berpindah ke sudut kitchen untuk kemudin ia ambil gelas yang tersimpan di lemari bawah, berlalu di depan Thomas yang masih memperhatikannya.

Satu gelas terisi air dari kulkas, meneguk habis dengan terburu-buru sampai beberapa tetes mengalir dari ujung bibirnya. Jiro cukup ceroboh tapi dia tidak perduli, tenggorokannya sudah gersang dan butuh sesuatu yang sejuk untuk membuatnya kembali hidup.

Setelah berhasil membuat dirinya kedinginan dengan air es barulah Jiro bisa bernapas lega. Sekarang urusannya sudah selesai, waktunya kembali ke kamar setelah membasuh bekas gelas yang ia pakai.

Thomas masih diabaikan, tidak peduli bagaimana laki-laki itu terus mematai pergerakannya. Hingga akhirnya dia bergeset untuk menarik kembali pergelangan yang lebih muda, membawanya jadi terpojokkan di sudut tembok. Terlihat semakin mengecil sebab ruang geraknya hanya disediakan setengah meter lalu di depan tubuhnya ada Thomas yang tanpa ampun semakin merapatkan jarak mereka.

Jiro waspada, menahan bahu laki-laki itu agar tidak semakin maju. Namun, Thomas tidak peduli seberapa keras Jiro mendorongnya, sebab tenaganya jauh lebih besar dari laki-laki itu. Mengukung tubuh kecil Jiro bukan perkara yang sulit, sekarang sekali rengkuh pun Jiro pasti sudah masuk dalam kukungannya.

"Stop it, Thomas!" Jiro memperingatinya, mata nyalang laki-laki kecil itu menatap Thomas penuh kekesalan.

"With 'kak' i'm older than you, little one." Thomas berbisik dengan suara rendahnya tepat disamping telinga Jiro. Napas laki-laki itu menerpa permukaan telinganya, menggelitik hingga membuat Jiro sedikit terperanjat.

Room MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang