Lembar Keenam

280 33 2
                                    

Hari-hari berlalu seperti Jiro yang baru saja pindah dan menjalani masa orientasi seminggu penuh di mana Thomas tidak pernah menegurnya bahkan sekedar berpapasan pun jarang. Mereka hanya bertemu di jam 8 pagi sampai setengah sembilan untuk sarapan, selebihnya Jiro kehilangan jejak Thomas. Entah ke mana, Jiro tidak pernah bertanya ataupun mencarinya. Menurut Jiro dia tidak punya wewenang untuk mengetahui keberadaan Thomas ataupun hanya sekedar bertanya ke mana hilangnya laki-laki pemaksa itu? Dia hanya akan menikmati empat hari penuh tanpa eskistensi  Thomas yang membuatnya merasa lega, sedikit. Kebencian itu sudah mengurang sebenarnya, namun rasa kesal ketika dipaksa terus muncul seiring dia mengingat rentetan kejadian yang dilalu bersama. Bagaimana laki-laki tidak mau mengalah itu terus berusaha menarik Jiro dalam situasi yang ia inginkan. Benar-benar membuat sakit kepala.

Hari ini pun Jiro merasa damai, sebab berbeda dari hari sebelumnya sejak pukul 8 pagi, dia tidak menemukan keberadaan Thomas yang biasanya sudah berdiri di balik kompor memasak sesuatu untuk sarapan. Dia bersyukur dan sedikit merasa sedih—hanya karena tidak akan menikmati makanan enak lagi. Tapi sepenuhnya Jiro lebih banyak bersyukur.

Pagi ini dia tidak ada kelas, hanya ingin menghabisi beberapa tugas yang belum selesai. Teetee bilang mereka akan bertemu di sebuah cafe dekat kampus untuk mengerjakan tugas bersama dengan beberapa teman sekelompok. Maka dari itu, Jiro bergegas bangun pagi untuk bersiap sebab janji temu mereka di atas jam 10. Memang masih banyak waktu namun Jiro yang sadar diri menumpang di rumah orang tentunya akan melakukan sesuatu dulu, setidaknya membereskan dapur yang sedikit kacau.

"Tumben banget abis pakai dapur nggak dibersihin." Laki-laki itu bergumam sambil menyingkirkan beberapa piring bekas makan yang diletakkan secara sembarangan lalu mencucinya dengan tenang.

Gemericik air yang mengalir dari kran menjadi latar belakang paling alami menemani Jiro selama mencuci piring. Dia begitu tenang dan senyap, tidak pernah curiga ada yang berjalan dari belakang menghampiri.

"Udah bangun?" Jiro terlonjak kaget setelah suara berat itu terdengar. Thomas berdiri di sampingnya, sangat dekat. Pantas saja suara seraknya terdengar jelas di telinga Jiro.

Laki-laki itu seperti baru bangun tidur, terlihat dari penampilannya yang acak-acakan serta mata yang hanya terbuka setengah.

"Kenapa abis pakai dapur nggak langsung dibersihin?" Jiro sebenarnya tidak ingin mengetahui alasan kenapa dapur seberantakan ini karena perbuatan Thomas tapi entah kenapa pertanyaan itu keluar saja tanpa ia pikirkan lebih banyak.

"Ngantuk." Thomas menjawab seadanya lalu bergeser sedikit mengambil cangkir bersih untuk kemudian ia isi air dingin dan meminumnya. Bersandar di dekat kitchen sembari memperhatikan Jiro yang masih mencuci piring hingga selesai. Thomas sama sekali tidak berkomentar, dia hanya diam di sana sambil terus mematai setiap pergerakan Jiro, tidak juga membantu.

Setelah selesai mencuci piring Jiro bergeser sedikit, membersihkan beberapa noda di bagian kompor. Setiap gerak-gerik Jiro tidak pernah luput dari pandangan Thomas, bahkan laki-laki itu akan ikut bergerak ketika Jiro berjalan sedikit menjauh darinya.

"Kenapa sih?" Pada akhirnya Jiro bertanya dengan rasa jengkel yang sudah naik ke ubun-ubun. Thomas terus membututinya, meski tanpa suara tetap saja itu mengganggu Jiro.

"Nggak." Jawaban singkatnya membuat Jiro makin jengkel, apalagi wajah tanpa ekspresi itu.

Jiro akhirnya mengabaikan, dia beralih membersihkan ruang tengah yang berantakan dengan beberapa bungkus snack kosong dan remahan biskuit di karpet. Jiro menyerngit sedikit lalu menatap tajam Thomas yang berdiri di sampingnya. Mengisyaratkan betapa dia kesal dengan perbuatan Thomas.

"Berantakan banget kayak bocah SD." Jiro mengomel sepanjang membersihkan rungan itu, sedangkan Thomas hanya duduk di salah satu sofa kecil dan memperhatikan Jiro yang bergerak ke sana ke mari dengan sapu di tangannya.

Room MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang