satu

56 2 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Aespa - Forever

.
.
.
.
.
.

Happy reading💫
















"Lo mau gw kasih sesuatu nggak Nay?"

"Apa?" cewek bernama Kanaya, atau lebih dikenal Naya itu menatap serius temannya.

"Tapi lo harus jawab 'iya' dulu," kalo tadi yang berucap Hesty, kini gantian Clara yang ikut menanggapi.

"Apaan sih anjir, tinggal ngomong aja."

"Bilang 'iya' dulu sayangkuuu."

Naya menatap jengah Clara dan Hesty. "IYAAAA, tuh udah cepetan."

Di sebuah kantin kampus yang ramai, Clara dan Hesty duduk berhadapan, mata mereka saling bertautan dengan kegembiraan yang tak tersembunyi. Sorotan di mata mereka mengisyaratkan bahwa mereka sedang merencanakan sesuatu yang besar, sesuatu yang mereka yakini akan menjadi ide brilian untuk Naya, teman mereka. Sementara itu, Naya dan empat teman lainnya duduk di sebelah mereka, menatap Clara dan Hesty dengan rasa curiga yang tak tersembunyi.

Seolah berada dalam dunia mereka sendiri, Clara dan Hesty terus berdiskusi dengan penuh semangat, sesekali tertawa kecil ketika ide-ide cemerlang muncul di benak mereka. Kedua teman itu begitu terfokus pada pembicaraan mereka sehingga mereka hampir tidak menyadari tatapan curiga yang terus-menerus dilemparkan oleh Naya dan teman-temannya.

Setelah beberapa saat, rapat dua mata mereka akhirnya selesai, dan Clara dan Hesty mengangkat senyum ke arah Naya dan teman-temannya. Senyum itu terlihat ramah dan hangat, namun di baliknya tersirat arti yang jelas-mereka memiliki rencana besar yang melibatkan Naya. Terpikat oleh aura misterius yang mengelilingi Clara dan Hesty, Naya dan teman-temannya tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran mereka yang semakin mendalam. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh kedua teman mereka?

"Jadi..."

"Ah kelamaan lo Clar, jadi gini Nay. Daripada lo gamonin si Yosa mantan terindah lo itu, mending gw kasih challenge."

"Challenge apaan? Jangan aneh-aneh."

Clara menunjukkan jalan masuk kantin. "Siapapun cowok yang pertama kali nanti masuk ke kantin ini, lo harus deketin dia."

"Tuh kan! Hellow guys, gw ini selebgram terkenal. Bisa-bisa reputasi gw rusak cuma karena ide gila kalian. Lagipula gw nggak bakal bisa move on dari Yosa."

"Sampai kapan lo ngeharapin Yosa yang udah punya yang lain? Kalo mau tadinya sih gw udah nyiapin tas dari Paris yang limited edition yang lo incer banget itu, cuma ada satu lho. Tapi kalo lo nggak mau yaudah mayan buat gw," Clara masih berusaha merayu Naya.

"Gw juga mau nawarin job buat lo sih, produk lipstik bunda gw yang lagi naik daun ini," Hesty juga ikut merayu.

"Setres lo berdua, heran gw. Ada aja akalnya," Xianita, atau sering disebut Nita memijat kepalanya frustasi karena kelakuan kedua temannya.

"Apapun itu, gw nggak ikut campur," tanggap Elisa kemudian.

Di tengah-tengah kesibukan kantin yang ramai, Naya duduk sendiri di sudut, memutar otaknya dengan penuh pemikiran. Raut wajahnya mencerminkan keraguan yang mendalam, seolah-olah ia berada di persimpangan jalan yang mengharuskannya membuat keputusan besar. Dua temannya baru saja memberikan tawaran yang menggiurkan padanya, memperumit lagi kebingungannya.

ᴅɪɴɢɪɴ ᴛᴇʀʙᴜᴋᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang