dua

27 2 0
                                    

.
.
.
.
.
.

NCT Dream - Smootie

.
.
.
.
.
.

Happy reading💫



























"Hai,"

Namun seseorang yang disapa Naya tak menoleh kepalanya sama sekali. "Hellow Jevano, lo nggak budek kan?"

Sepertinya Naya tak kehabisan akal, dia menarik baju cowok itu. "Sumpah, ngomong sama lo itu berasa kayak ditengah jalan sendirian. Gw cuma mau kenalan sama lo, jangan jutek-jutek napa."

"Itu tadi lo manggil gw," akhirnya Vano meresponnya juga.

"Ya kan gw mau deket sama lo ganteng, btw lo semester berapa?"

"Dua."

Pokoknya Naya harus super extra sabar menghadapi manusia kutub ini. "Eh sama dong, jangan-jangan kita jodoh ya?"

Vano langsung mengangkat satu alisnya. "Hah?"

"Pacaran sama gw yuk, gw cantik lho."

"Cewek stress," Vano hendak menjalankan motornya.

"Eh eh Vano, stop!!" Naya menghalangi Vano yang akan melintas.

"Gw nebeng lo ya," lanjut ucap Naya

"Nggak, minggir."

"Plis Vanoooo, gw nggak ada yang jemput. Temen-temen gw udah pada balik. Masa lo membiarkan bidadari cantik nan jelita ini terlantar disini," Vano berlalu menjalankan motornya meninggalkan Naya tak peduli.

"Wait, ini beneran gw ditinggal? Sumpah tuh cowok."

JGERR

"Hari ini gw sial banget. Gimana mau pulang gw kalo gini? Mana HP lowbat lagi."

Tepat saat cahaya menyilaukan petir menyambar, langit terbelah dengan gemuruh yang menggelegar, mengumandangkan kedatangan hujan dengan gemuruh yang memenuhi angkasa. Naya, terkejut oleh kekuatan alam yang tak terbendung, segera merasakan tetesan pertama hujan membasahi pipinya. Tanpa ragu, ia melangkah cepat, mencari tempat berteduh yang aman dari kemarahan langit yang menyala-nyala.

Dalam pelariannya menuju perlindungan, ia merasakan kelembaban udara meningkat, sementara angin bertiup keras membelai rambutnya yang basah. Akhirnya, dengan hati yang berdebar kencang, ia menemukan sebuah tempat  berteduh yang cukup besar untuk menyembunyikan dirinya dari amukan hujan.

Di tempat berteduhnya, ia merasa getaran tubuhnya mereda sedikit, namun masih terasa gemetar karena kedinginan dan ketakutan. Matanya melihat hujan deras yang menari-nari di atas tanah yang sudah basah oleh tetesan-tetesan sebelumnya. Suara hujan yang membentur atap seperti simfoni alam yang menenangkan dan meneguhkan kenyataan bahwa ia telah menemukan tempat perlindungan.

Visual halte tempat meneduh Naya :

Visual halte tempat meneduh Naya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴅɪɴɢɪɴ ᴛᴇʀʙᴜᴋᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang