Lima

715 53 0
                                    

Happy reading>-<

🐺 x🦋

Rumah besar berlantai tiga dengan arsitektur modern terlihat di depan mata.
Security yang melihat sang tuan muda datang ke kediaman park lantas bergegas membukakan gerbang.
Jeongwoo berjalan memasuki kawasan mansion dengan wajah datar matanya yang terhalang kacamata seketika menajam saat  melihat mobil ayahnya terparkir di garasi tidak jauh dari pintu masuk mansion.

"Selamat datang kembali tuan muda"

Sambutan dari seorang maid Jeongwoo hiraukan dia lebih memilih melengos pergi menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya dilantai tiga.
Baru beberapa langkah suara seseorang menginterupsi membuat langkahnya berhenti lalu membalikkan tubuhnya dan matanya seketika menajam saat melihat Park Junhoe sedang duduk di sofa ruang tamu dengan seringai tipis terpantri di wajahnya yang masih terlihat tampan meski sudah memasuki kepala empat.

"Masih ingat pulang ternyata"

Jeongwoo tersenyum remeh masih dengan wajah datarnya

"Saya kesini untuk bunda" mereka berdua akhirnya berdiri berhadapan.
Junhoe menatap Jeongwoo dengan tatapan tajam dan dibalas tak kalah tajam oleh Jeongwoo.

Atmosfer di ruang tamu terasa begitu mencekam, bahkan para maid tidak ada yang berani keluar dari dapur dan lebih memilih menyaksikan apa yang akan ayah dan anak itu lakukan.

"Jeongwoo..."

Jeongwoo kembali membalikkan tubuhnya lalu melihat ke arah tangga dimana terdapat sang bunda yang berjalan dengan tergopoh-gopoh kearahnya.

grep

Rose langsung menghambur memeluk tubuh besar Jeongwoo dia membenamkan wajahnya di dada bidang sang putra sulung.

"Akhirnya hiks kamu pulang hiks bunda ka-kangen sama kamu hiks"

Jeongwoo membalas pelukan itu ia juga mengelus punggung bergetar sang bunda tidak lupa mengucapkan kata-kata penenang.

"Sstt sekarang aku disini bunda ga usah nangis lagi"

Setelah dirasa bundanya sudah tenang Jeongwoo pun melepas pelukannya lalu menghapus air mata yang masih mengalir di pipi tirus sang bunda.

"Sudah hm?" tanya Jeongwoo lembut dan di balas anggukan oleh Rose.

Junhoe yang menyaksikan hal itu hanya memandang istri dan anaknya datar.
Merasa di perhatikan Rose melihat ke arah suaminya itu ia lalu menghampiri Junhoe dengan tangannya yang menggandeng lengan kekar Jeongwoo.
Belum sempat Rose berbicara Junhoe sudah lebih dulu memotongnya

"Persiapkan putramu untuk nanti malam" setelah mengatakan itu Junhoe pergi menuju ke ruang kerjanya.

Rose pun akhirnya menuntun Jeongwoo untuk ke kamarnya.
Setelah sampai Rose langsung mendudukkan Jeongwoo dan dirinya sendiri untuk duduk disofa yang ada dikamar si sulung.

"Bunda seneng banget sekarang kamu ada disini lagi sama bunda!"
Rose berujar dengan riang ia bahkan mengeratkan genggamannya pada tangan Jeongwoo.

Jeongwoo tersenyum lembut mendengar ucapan sang bunda lalu ia teringat akan pesan yang di kirimkan padanya.

"Bunda bilang ada yang ingin bunda sampeinkan?" tanya Jeongwoo

Raut wajah yang tadinya berseri kini terlihat menyendu. Jeongwoo yang melihat hal itu terkejut ia semakin mendekatkan dirinya pada sang bunda.

"Bunda kenapa? bilang sama jeo"

"Jeongwoo" panggilan yang terdengar lirih itu mampu membuat hati jeongwoo sakit.Tidak dia tidak bisa melihat bundanya seperti ini karena sungguh beliau ini adalah kekuatan sekaligus kelemahannya.

NIKAH?!? [Jeongharu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang