She's A Vampire

3.5K 343 35
                                    

Dom: Freya
Sub: Flora

[ Request ]

|•|•|•|

Darahnya sangat wangi, aku bisa mencium aromanya dari sini. Aku menginginkannya, dia harus kumiliki. Darahnya adalah milikku.

Cepat atau lambat, gadis itu akan kumangsa demi darah murni itu. Yashifa Floria.

Kegelapan mulai menyelimuti malam, aku keluar dari kastil megah dan mulai merenggangkan tubuhku. Malam ini aku akan mendapatkan mangsa-mangsa yang harus memuaskan rasa laparku.

Tentunya aku tak sendirian, aku bersama adikku, Fiony akan berburu manusia yang masih berseliweran di kegelapan malam, mengundang kematian mereka sendiri.

"Malam yang indah, Kak."

"Kamu benar, ini malam yang indah."

-----

"Sial, sial, sial, sial! Kita beneran kesasar!" pekik seorang gadis bertubuh kekar dengan tinggi badan sekitar 168 cm, ia bernama Adel.

Di sebelahnya, ada lagi dua orang gadis yang mengekor pada Adel. Salah satunya memiliki tinggi badan yang kurang lebih menyetarai Adel, sementara yang terakhir memiliki tubuh yang cukup mungil, dia Flora.

Bahu Adel ditepuk pelan oleh Flora, mengisyaratkan gadis itu untuk beristirahat.

"Udahlah, Del. Kita coba besok pagi lagi. Ini udah mau gelap, kita harus cepat bikin tenda dan bikin api unggun." usul Flora dengan netra yang menyusuri setiap pepohonan yang rimbun di sekitar mereka.

Ini bukan pengalaman pertama mereka tersesat sebenarnya. Tetapi, yang kali ini, mereka benar-benar dibuat buntu karena tak sekalipun menemukan jalan keluar.

Adel merespon saran Flora dengan anggukan lemas, ia menurunkan ranselnya yang berisi beberapa perlengkapan untuk membuat api.

"Oniel, kamu ngapain?" Flora mendapati temannya tengah sibuk menyayat pepohonan. "Apalagi, aku ngasi tanda untuk ngebuktiin, apa kita benar-benar berjalan atau cuma memutari hutan sialan ini," dumelnya dengan raut sebal, pisau lipat di genggamannya bergerak mengorek bagian pohon tersebut membentuk sebuah tanda X.

"Hush, Niel! Kamu nggak boleh ngomong kaya gitu di hutan liar kaya gini, pamali tau!" tegur Adel khawatir, ia mengusap dadanya. Takut akan terjadi sebuah musibah yang akan menimpa mereka bertiga hanya karena mulut Oniel.

Oniel hanya menatap Adel acuh kemudian mendengus kasar. Sepertinya gadis itu sudah muak terjebak dengan kedua temannya ini. Oniel memiliki tempramen yang benar-benar tidak bersahabat, baik dengan orang asing maupun temannya sendiri.

Satu-satunya hal yang melekat pada Oniel adalah bertindak sendirian dan sesukanya.

Berbeda dengan Adel yang akan selalu bertanya sebelum melakukan tindakannya kepada Flora.

Flora? Dia adalah pemberi saran paling baik di antara ketiga sahabat ini. Hanya dia satu-satunya yang dapat berpikir jernih di situasi paling rumit sekalipun. Mereka berdua tak bisa munafik, bahwa terkadang mereka sangat membutuhkan keberadaan Flora di sisi mereka.

"Udah, ya. Oniel, tolong jangan diulangi. Ingat, harus sopan di manapun kita berpijak." Pesan Flora padanya. Oniel melipat pisaunya kemudian kembali memasukkannya ke saku celana dan berjalan mendekati keduanya.

Ia menunduk, kemudian membantu Adel menghidupkan api.

-----

"Ahh, aku menemukanmu, anak manis." gumam Freya, dalam wujud kelelawar ia memperhatikan Flora beserta kedua temannya yang sibuk mendirikan tenda.

OS FreFlo Universe [Premium]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang