' siapa nama Lo?'' na-nama saya Zihan'
' oh ok, kita udah sampai, lo tunggu disini, gw yang masuk kedalem' Adhikari turun lalu masuk ke markas itu
' tuan, anda siapa, jika tidak ada keperluan apa apa, tidak boleh masuk' Adhikari memukuli habis habisan orang yang menghalangi jalan nya, ia menumbangkan semua anak buah wildan, ia berhasil masuk keruang utama wildan, Disana masih banyak anak Buah wildan, ia pun menumbangkan semua nya juga, walaupun harus terkena luka sedikit
' hey pengecut, berani beraninya menyuruh orang untuk menjadi penyusup di markas ku'
' pengecut? yang pengecut aku atau kau?'
' aku pengecut? Hahaha mimpi mu terlalu indah hingga didalam cerita mu aku adalah pengecut'
' kau memang pengecut'
' kau lah pengecut, aku tidak ada menyenggol mu, tiba tiba kau mengirim penyusup, dan lebih parah nya, penyusup itu tengah hamil anak dri orang yang menyuruh nya menjadi pengusup' wildan terkejut karena mendengar apa yang barusan Adhikari bilang Adhikari hanya menyeringai
' tidak, tidak mungkin ia hamil, aku sudah menyuruhnya untuk meminum pil agar tidak hamil' tiba tiba wildan memukuli Adhikari dengan membabi buta, tpi Adhikari pun membalas juga, mereka Sama sama terluka parah, wildan menembakan peluru nya kedekat Adhikari, sementara Zihan yang sudah mendengar suara tembakan langsung turun dan masuk, ia terus berlari hingga sampai diruangan utama, ia melihat Adhikari yang terduduk terbatuk batuk mengeluarkan darah dan wildan yang bersiap untuk menembak Adhikari, ia memeluk badan wildan hingga peluru nya meleset jauh terkena tembok
' sudah, kumohon sudah' Zihan menatap wildan lalu wildan menatap Zihan dengan tatapan marah
' kau.....apa benar kau mengandung anak ku?'
' hiks hiks iya, hiks maaf, maafkan aku, aku melupakan Pill itu, hiks maaf'
' ceroboh'
' maafkan aku hiks, maaf, aku minta maaf'
' seharusnya kau meminum itu'
' maaf hiks, maaf, aku....aku hanya ingin mengandung dari orang yang ku cinta, hiks maaf, maafkan aku'
' lalu, kau berharap apa setelah kau hamil hah?'
' aku tidak mengharapkan apapun dari mu, hiks, aku tidak memaksa mu untuk bertanggung jawab, hiks hiks, aku akan menjaga anak ini sendiri, tak apa, hiks hiks asal hiks asal kau tak menyuruhku mengugurkan nya'
Wildan masih menatap Zihan perlahan menjatuhkan pistol nya lalu mendekat kearah Zihan, ia memeluk tubuh Zihan lalu mengecup puncak kepala Zihan yang masih menangis
' sudah tidak apa, tidak usah menangis, Minggu depan kita urus pernikahan kita'
' hiks, kau sedang bercanda kan'
' tidak, aku serius'
' kau hiks, tidak marah kepada Ku?'
' tidak akan pernah marah' Adhikari hanya terdiam lalu bangkit dengan bibir yang penuh darah
' jaga dia dan calon anak mu baik baik wildan, jangan sampai menyakitkan hati nya'
' ya terimakasih' Adhikari mengangguk lalu keluar dri markas itu, semua badan nya sakit, ia menjalankan mobil nya, ia membawa ngebut, saat sudah dijalan raya, mata nya seperti berkunang kunang, ia trus menggelengkan kepalanya nya, tpi lama lama semuanya semakin buram tiba tiba saja, tubuh nya terasa terhempas jauh dan menabrak tembok pembatas, lalu semuanya gelap
Ditempat lain Mama sedang menjaga butik nya, lalu mendapatkan tlp
' ya Adhikari ada apa'
' mohon maaf, tolong ibu jangan panik dulu, sebelum nya maaf ya anak ibu mengalami kecelakaan, sekarang sedang menuju rumah sakit***** tolong segera datang ya'