【CHP_10】

376 29 10
                                    

□ Curse □

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Curse

"Hali?"

Seseorang memanggilnya dari samping tempat pintu itu berada. Solar orang yang memanggilnya. Mungkin dia ingin mengambil buku untuk di pelajarinya.

Solar memperhatikan buku yang di pegang oleh Halilintar. Dengan gerakan yang lumayan cepat Solar membawa buku itu dari tangan Halilintar.

"Loh, gua baru aja mau baca loh, minjem dong. Itu novel kan?"

Solar yang melihat wajah polos sepupunya itu menghela nafas pelan. Ia tahu ini akan terjadi. Oleh sebab itulah, dirinya sudah membicarakan ini dengan Voltra. Sang empu juga setuju untuk memberi tahu Halilintar tentang rahasianya.

"Bukan, tapi gua mau bilang sesuatu sama lu. Tapi gak disini. Kita bicaranya bareng bang Voltra."

Halilintar tidak dapat menolaknya karena Solar berkata dengan mimik wajah serius. Ia pun menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Dan disini lah mereka bertiga sekarang. Duduk melingkar di depan meja kotak dengan tambahan satu kursi untuk Halilintar. Di ruangan pribadi milik Solar. Solar yang mengajak Halilintar ke ruangannya karena Voltra juga masih ada di sana.

Saat masuk mereka berdua dapat melihat reaksi yang Voltra berikan. Seperti duduk yang tadinya tumpang kaki kini ia menurunkan kakinya dengan tegang. Mungkin tidak mengira pengakuannya pada sang adik akan secepat ini.

Bukan tanpa alasan dirinya tidak memberi tahu Halilintar tentang dirinya yang memiliki kutukan seperti itu. Tapi Voltra sendiri takut menyakiti Halilintar setelah dirinya membuat pasangan yang sudah di takdirkan untuknya tiada di tangannya sendiri.

"Jadi...?"

Halilintar memulai pembicaraan di ruangan yang seketika senyap tanpa suara. Helaan nafas saja sepertinya tidak terdengar di keheningan itu. Ayolah, Halilintar ada di sini karena mereka berdua ingin membicarakan sesuatu kan. Jadi kenapa mereka tidak bersuara juga.

"Hh~ Hali.."

Voltra angkat suara. Tapi suaranya tertahan seakan berat mengatakannya. Solar juga tidak membantunya. Astaga dirinya seperti sedang meminta restu pada orang tua untuk menikah. Tapi ini bukan.

Voltra takut sang adik kecewa padanya, takut, lalu menjauhi dirinya. Ia takut kehilangan Halilintar. Ia tidak ingin kehilangan lagi. Apalagi mendengar jika ada yang mengincar adiknya. Dua orang lagi.

"Kau harus janji gak akan menjauhiku, kau harus janji gak bakal takut sama abang setelah ini."

Halilintar menatap bingung pada abang satu-satunya ini. Memangnya apa yang ingin mereka bicarakan. Apa yang ingin Voltra bilang padanya. Itu semua membuatnya bingung.

"Hah, kau tau buku ini kan, ini bukan novel atau cerita lainnya." Solar berujar. Ingin mempersingkat waktu yang mereka gunakan saat ini. Halilintar mengangguk dengan pandangan bertanya seraya menatap buku di tangan Solar.

[BL]Dark Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang