□ Collide □
"Tunggu depan gerbang, ntar gua nyusul. Jangan ikut orang lain kalo ada yang ngajak."
"Iya, iya."
Solar berucap setelah Halilintar keluar dari kelasnya. Ia menunggu Halilintar di depan kelas anak itu. Jam menunjukkan pukul 14.05 yang menunjukkan waktu pelajaran telah usai.
Keduanya berjalan ke arah yang berbeda. Kini Halilintar ada di depan gerbang. Suasana hatinya dari pagi tadi sangat buruk. Apalagi pelajaran terakhir tadi pelajaran yang kurang ia minati.
Ia menunggu Solar yang mengambil motornya di parkiran sekolah. Entah kenapa rasanya sangat lama Solar mengambil motornya. Yang jelas sekarang ia agak was-was karena seorang pria dengan motor ninja biru berhenti tepat di depannya.
"Butuh tumpangan?" Pria itu berujar dengan suara bariton nya.
Oke, sekarang Halilintar kaget. Dia mengenal suaranya, apalagi saat pria itu membuka helm fullface nya yang membuat siswi yang masih berada di sekitar gerbang menjerit girang. Tubuhnya bergerak mundur dua langkah. Matanya bergerak gelisah mencari keberadaan Solar.
"Kenapa malah mundur? Kamu mau pulang kan? Ayo, aku anterin."
Halilintar menatap sinis Taufan yang tersenyum kearahnya. Ia risih melihat senyuman aneh itu. Jika bukan di tempat umum, mungkin Halilintar sudah menampar wajah tampan itu.
Ya, itu Taufan yang mengajaknya pulang bersama. Entah kenapa dia ada di sekolahnya.
"Gak. Makasih. Gua bareng Solar." Jawabnya ketus.
"Emangnya dia bisa? Kayanya tadi aku liat dia mau nganterin temennya deh."
Halilintar menatap Taufan dengan jengkel. Astaga, terlihat sekali jika dia mau dikibulin. Halilintar mengangkat sebelah alisnya heran. Taufan pikir dia bisa gampang ditipu?
"He! Kebanyakan ngibul lu." Ujarnya. Halilintar melipat kedua tangannya di depan dada, lalu memalingkan wajahnya. Dan sialnya, pandangannya menangkap seorang pria lain dengan pakaian serba hitam datang menghampirinya. Rambut reven khasnya berkibar lembut diterpa angin. Menambah kesan rupawan di wajah tampannya itu.
'Astaga. Sial banget dah perasaan.' Halilintar membatin miris.
Ting~
Suara notifikasi ponsel Halilintar berbunyi. Ia mendengus kesal kala mendapati pesan dari Solar. Anak itu bilang ia harus menunggu sedikit lebih lama karena motornya terhalang motor lain.
"Ayo pulang. Aku gak nerima penolakan lagi."
Manik semerah darah milik orang itu, atau kita panggil saja Kaizo bersitatap dengan manik sapier milik Taufan. Mereka saling melempar tatapan tajam. Apa mereka saling kenal?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Dark Night
Fantasy||S L O W _ U P D A T E|| Awal mula, dari Sebuah perjodohan yang tidak diinginkan olehnya maupun pihak keluarganya. Tapi karena paksaan dari sebelah pihak,dia memutuskan pergi dari rumahnya ke daerah re-blue city, tempat sepupunya tinggal. Lalu takd...