Bahari: Bangun Binatang Terkuat Bersama Adiknya Kaido

90-95

Bab 90 Satu Bulan Kemudian

arrow_back_ios_newBab SebelumnyaBab selanjutnyaarrow_forward_ios

IKLAN

Sebulan kemudian, Pulau Flosco.

Ini adalah pulau terpencil di dekat tepi 'Tembok Ait', sekitar tiga hari berlayar dari Wanokuni.

Saat ini, pulau terpencil yang semula sepi ini bisa dikatakan penuh dengan manusia dan sosok yang tak terhitung jumlahnya saat ini.

Puluhan kapal berlabuh di sekitar pulau.

Bahkan di laut yang agak jauh dari 'Pulau Flosco', terdapat banyak mata-mata dari berbagai kekuatan.

Entah menunggu dan melihat, atau ingin memancing di perairan yang bermasalah, atau punya tujuan sendiri.

"Kenapa kamu belum datang, Bajak Laut Beasts.

"Ini bukan tentang mengolok-olok kami..."

"Apa terburu-buru? Bukankah ini terlalu dini..."

"Saya datang jauh-jauh dari Paradise untuk bergabung dengan Bajak Laut Beast Tuan Guy Yi."

"Laozi pasti akan berhasil dalam" tiga enam tujuh "dan bergabung dengan perintah Lord Kaishu."

"mendengus!"

"Pasti aku, Laozi mendapat hadiah lebih dari 200 juta Bailey!"

"Itu benar!"

Para perompak ini melihat sekeliling dengan ekspresi meremehkan dan percaya diri.

Bagi mereka, hati itu sangat sombong.

Alasannya sangat sederhana, mereka semua sangat percaya diri, mereka pasti bisa bergabung dengan Bajak Laut Beasts, adapun yang lainnya?

Hanya sekumpulan sampah!

Tentu saja!

Ide ini adalah ide dari semua bajak laut yang hadir, masing-masing seperti ini.

Bahkan dikatakan bahwa beberapa orang secara bertahap mulai mengalami gesekan, bahkan konflik!

Namun, hal-hal tersebut masih perlu sedikit dikendalikan untuk saat ini.

Setidaknya, sekarang bukan waktunya untuk membuat keributan!!

IKLAN

Karena itu, para perompak ini menahan diri.

Namun bagi orang-orang gila ini, apa yang disebut pengekangan sebenarnya adalah mencari peluang.

"bajingan!"

"Apakah kamu percaya bahwa Laozi membunuhmu?!"

"Itu hanya sampah, jangan banyak bicara yang tidak masuk akal, menjauhlah dari Laozi, lingkaran itu tidak berarti membuatmu mencolok!"

"bajingan!"

"ah!"

Para perompak saling memandang satu per satu, dan niat membunuh yang mengerikan hampir meledak tiba-tiba.