ANAK BAIK

28 4 2
                                    

Setelah hari itu komunikasi ku dan V menjadi lebih sering walau hanya lewat pesan atau pun email. Dan hanya membahas soal bisnis kami dan juga hubungan antar keluarga.

Seperti hari ini, V dan bundanya berkunjung ke rumah ku. Kami mengadakan pertemuan dan makan malam keluarga bersama. Untuk membicarakan kelanjutan hubungan ku dengan V.

"Aku senang kau bisa datang ke sini, makan bersama dengan ku. Dan sebentar lagi kita akan menjadi keluarga" Ucap mamah sambil tersenyum ke arah bundanya V

"Aku juga tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi, mungkin ini takdir yang sudah di tentukan Tuhan bahwa kita akan menjadi keluarga. Padahal kita tidak pernah mempertemukan anak-anak kita yaa. Tapi ternyata mereka malah berpacaran dan akan menikah. Aku senang sekali" Ucapan bidang V  kali ini membuat ku merasa sangat berdosa

Ku lihat raut wajah V berubah saat mendengar perkataan bundanya dan melihat senyum cantik nan tulus yang terukir di wajah bunda..

"Jen, nanti tinggal sama bunda kan? " Tanya bunda V

"Tidak bunda jennie dan aku akan tinggal di mansion kakek. Seperti wasiat kakek dulu" Jawab V sebelum aku menjawab pertanyaan bunda

"Kakek mu punya wasiat seperti itu? " Tanya papah ku

"Iyah om. Dulu sebelum kakek berpulang, kakek pernah bilang kalau kelak aku menikah aku harus menempati mansion milik kakek. Kakek hanya ingin mansion itu di tempati di oleh pasangan suami istri. Seperti kakek dan nenek yang saling setia dan menua bersama"  Suara V seperti tersendat, wajahnya menjadi sedih. Seperti ada luka yang mendalam di dalam hati nya.

" V apapun, papah pasti dukung asal untuk kebaikan mu dan jennie. Tapi mulai hari ini jangan panggil papah om lagi, begitu juga dengan mamahnya jennie jangan kau panggil tante lagi. Kita ini keluarga. Panggil papah dan mamah saja" Ucapan papah membuat senyum manis di wajah V kembali

"Ayok sudah kita habiskan dulu makannya. Nanti kita ngobrol lagi di ruang keluarga" Ucapku karena merasa ada suasana yang pedih entah itu dari siapa.

***

Kini aku, V , mamah, papah dan bunda. Sedang duduk di ruang keluarga sambil melihat matahari yang akan pulang ke peraduannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mamah dan bunda memilih duduk bersama di kursi yang lebih sempit. Katanya mereka ingin duduk lebih dekat.

Aku senang dengan moment manis yang aku lihat saat ini. Saat mamah tersenyum dan tertawa bersama dengan bunda.

"Jadi kapan acara pernikahannya? " Tanya mamah antusias

"Maah.. Apa tidak terlalu cepat? Jawab ku terkejut

" Bukankah lebih cepat lebih baik nak? " Lanjut bunda dengan senyum manisnya

Yap, lebih cepat juga kami berpisah. Dan itu yang aku harapkan bukan?

"Aku terserah jennie saya bun. Kapan dia siap? " Ucap V sambil melihat ke arah ku dengan senyuman palsunya

"Okeh kalau begitu satu bulan cukup kan sayang, untuk mempersiapkan semuanya? " Tanya papah kepada mamah

"Aki rasa cukup, nanti kami akan membantu semua persiapan nya" Ucap mamah antusias sambil menggenggam tangan bunda

"Aku terserah saja" Jawab ku singkat

Cukup lama kami berbincang-bincang,sampai tidak terasa malam pun datang.

"Bun, sudah malam ayok kita pulang. Besok aku harus ke kantor" Ajak V kepada bundanya

Bunda menyetujui ajakan V dan bersiap untuk pulang.

Sebelum V dan bunda pulang aku meminta untuk bicara berdua dengan V di halaman belakang. V menyetujui ajakan ku. Dan kini kami ada di halaman belakang berdua

Tanpa basa-basi aku langsung berkata " Waktu nya hanya satu bulan. Apa kau sudah mengatur semua nya? Memastikan bahwa kekasih mu tidak akan mengacu? "

"Aku sudah menjelaskan kepadanya" Jawab V tegas

"Aku tidak mau hal ini terungkap hingga kapan pun. Apalagi sebelum kontrak berakhir. Aku tidak tega melihat kekecewaan di wajah mereka nanti" Ucap ku sambil melihat ke arah orang tua kami

"Bukankah sudah terlambat untuk menyesal dan membatalkan semua?" Tanya V dengan ketua

"Entahlah aku rasa aku tak sanggu melihat wajah sedih mereka. Aku harap semua akan baik-baik saja. Dan kamu, kamu juga harus memastikan semua berjalan sesuai rencana!" Perintah ku kepada V

"Ingat ini sangat menguntungkan bagi mu. Jadi aku harap kau bisa bekerjasama dengan baik" Pinta ku kepada V dengan mata yang membulat

V hanya mengangguk dan mengusap pucuk kepala ku lalu pergi

Aku mematung, seketika jantung ku berdebar kencang. Entah kenapa rasa ini muncul lagi sama seperti saat V datang ke kantor

Kulihat dari ke jauh saat mamah berpelukan dengan bunda sebagai salam perpisahan. Mereka tertawa dengan manis.

Entah bagaimana jadinya jika mereka mengetahui kebenarannya. Mungkin aku tidak akan sanggup datang ke rumah ini lagi, aku juga tidak akan sanggup bertemu dan menatap mereka lagi.

Tapi bukankah aku bersikap baik, aku membantu keluarga V dan aku juga baik karena menuruti kemauan mamah.

PENYESALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang